Tertutup bikin penasaran

22.5K 3.1K 79
                                    

Melompat dari motornya dengan terburu-buru, Ali masuk kedalam rumah tanpa melepas sepatu. Lapar, haus, kepanasan karna matahari begitu terik.

"Astagfirullah Alii, lepas dulu sepatu, lo!"

Ali mendadak menghentikan langkahnya dengan kaget mendengar teriakan. Ali mudah menebak teriakan siapa yang seperti merusak pendengarannya tiap hari. Siapa lagi kalau bukan Nayla? Biang rusuh bagi dirinya. Siapa juga yang paling dirusuhi kalau bukan dia? Dia satu-satunya mahluk paling bandel dirumah.

"Gue laper sama haus kakkk..." Ali membela diri lalu kembali keruang tamu dan duduk di kursi yang ada disana tak jadi langsung kedapur lalu  melepas sepatunya.

"Laper sama haus apa hubungannya dengan nggak ngelepas sepatu hah? Lo nggak ngehargain kita yang harus bersihin gara-gara sepatu lo kotor!" Semprot Nayla membuat Ali berdecak.

"Ck, bawel!"

"Kaos kakinya jangan dilempar-lempar, jorok!!" Nayla makin keras.

"Iye iye, nggak usah pake ngomel..."

Ali menaruh sepatunya dirak sepatu lalu masuk kedalam menuju dapur dan membuka tudung saji yang ada diatas meja makan.

"Kak, gue makan..."

"Iya makan ajaa," sahut Nayla kali ini sambil berlalu.

Nayla nampak masuk kedalam kamar mandi dan keluar 15menit kemudian dengan memakai baju tertutup seperti baju mau pergi ke pengajian.

"Kak, lo mau kepengajian?" Ali menghentikan suapannya dan bertanya ketika melihat Nayla.

"Iya, kenapa?" Nayla balik bertanya sambil membenahi jilbabnya.

"Mau gue anterin?" tawar Ali. Nayla mendelik curiga.

"Tumben lo mau nganterin?"

"Mumpung ada gue dirumah!" Ali beralasan.

"Kakak nggak telat kok, setengah jam nyampe, kemarin itu kan udah mau telat ashar, nggak mau ketinggalan sholat berjamaah udah azan soalnya, kalau inikan belum!" sahut Nayla menolak tawaran adiknya dan menjelaskan kenapa semalam ia meminta Ali mengantarkan.

"Tapikan nggak papa kak, kalau gue  juga pingin ikut pengajian!" Ali tak putus asa. Dan Nayla semakin mengeryitkan dahinya heran.

"Tumben?" Nayla tak mau langsung percaya wajah yang tiba-tiba terlihat polos didepannya. Si bandel sedang merengek seperti anak kecil.

"Guekan pingin tobat, kak, kenapa  muka lo itu nggak enak dilihat banget?" protes Ali melihat wajah Nayla yang tak menganggapnya serius.

"Gue curiga nih lo lagi ngincer sesuatu," tuduh Nayla membuat Ali meringis.

"Cuman mau tobat harus ada alasannya gitu?" Ali membela diri.

"Nggak percaya gue, eh...gue tau nih,  gue tauu lo pasti demen ma Sisi kan? Pingin kenalankan sama dia hah?" Nayla menuduh lagi.

"Udah tau nanya! Ya udah kalau nggak mau dianterin, gue pergi sendiri dan nyegat dia dijalan!" Akhirnya Ali nekat mengancam kakaknya.

"Eh, jangan nekat lo Li, malu-maluim gue aja lo!" Nayla kini yang memperingatkan adik semata wayangnya itu.

"Makanya bantu gue!"

"Ya udah nanti lo anterin gue, tapi bener ya lo ikut dengerin pengajian,  ikut sholat ashar dulu berjamaah dimesjid!" Ucap Nayla akhirnya mengalah.

Sholat cuma lima menit untuk mendapatkan apa yang diinginkan kenapa tidak mau? Apalagi berkenalan dengan gadis manis berjilbab itu sudah menjadi target Ali. Ali langsung mengangguk antusias.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang