Menuju Bersujud Bersama

23.2K 3.2K 107
                                    

"Ya kalau begitu kita jadi suami istri saja supaya rindu, cemburu, berduaan, beribadah, pacaran, bisa bebas karna sudah ada kepastian dihadapan Allah...!"

Prilly memegang dadanya. Untung ia tak sedang mengunyah makanan  seperti saat Ali membuatnya tersedak dimeja makan tadi. 

"Jad..jadi suami istri gimana?"

Aduh. Prilly merasa pertanyaan yang keluar dari bibirnya cukup stupid. Tapi dia benar-benar bingung apa yang harus ia katakan menanggapi ucapan Ali. Serius tidak sih sebenarnya? Selama ini kan Alien tak pernah serius banget.

"Ya kita menikah dong, gimana sih Piyik, ah!"

"Menikah?"

"Iyaaa....biar kita bisa bersujud bersama-sama setiap waktu!"

Seiring dengan ucapan Ali terdengar azan Zuhur dari kejauhan. Sejenak mereka menjadi hening. Obrolan mereka belum selesai tetapi kewajiban sholat juga harus dilaksanakan. Karna mereka sangat tahu kalau sholat sebaiknya diawal waktu.

Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat fadhu di awal Seperti yang beliau sabdakan,”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah Swt.” (HR Bukhari & Muslim).

"Sholat yuk, mau aku imamin nggak?" Ajak Ali sambil berharap Prilly mau jadi makmumnya.

"Kan dilarang berdua-duaan, Li..." kata Prilly mengingatkan. Sesungguhnya mau, tapi kapan lalu Ali kan udah pernah bilang kalau hukum berdua-duaan itu haram.

"Ya nggak berdua, ajak kak Nay dan ibu!" Tegas Ali.

"Chiki-chikian?" tanya Prilly sambil melirik Chiko yang ternyata menoleh padanya.

"Diakan Islam KTP!" sahut Ali dengan suara yang dikeraskan.

"Astagfirullahhh, alienn, sempat-sempatnya lo nyinyirin gue hah?"

Ternyata Chiko mendengar ucapan Ali meskipun dia beberapa meter.

"Nguping aja lo!" Ali tertawa. Sebenarnya ia bercanda tapi sekaligus mengingatkan dan berharap Chiko mengikuti jejak hijrah mereka, minimal mengerjakan yang wajib hukumnya. Sholat lima waktu. Dimana sholat lima waktu ini apabila ditinggalkan berdosa.

"Ya gimana nggak nguping, suara lo sengaja dikerasin gitu?"

"Supaya setannya denger," sahut Ali lagi.

"Anjirrrr, biar lo berbisik juga denger gue, lo ngomong pingin jadi suami istri kan? Udah nggak tahan pasti!" Chiko membalas Ali dengan tuduhan.

"Nggak tahan apa? Sotoy! Makanya kalau nganalisa sesuatu tuh jangan dengan info setengah-setengah, bisa salah fokus!" Protes Ali.

Udah nggak tahan apanya? Menikah itu bukan cuma bicara hasrat tetapi juga tanggung jawab. Karna sebagai laki-laki tanggung jawabnya lebih besar. Pria single menanggung dosa sendiri apabila sudah baligh, dan dosa seorang anak  gadis ditanggung oleh ayahnya. Lalu jika seorang pria telah menikah dia  menanggung dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum menikah dan dosa anak lelaki yang belum baligh.

Hukum menjelaskan seorang pria bertanggung jawab pada empat orang wanita diakherat kelak. Bertanggungjawab atas ibunya, istrinya, saudara perempuannya dan anak gadisnya.

"Sudah, sudah, apaan sih alien sama chiki-chikian nggak bisa deketan ribut mulu!" Nay mengingatkan.

"Yuk kita sholat, ibu pingin diimamin anak ibu yang baru lulus dihotel prodeo!"

Ibu menenangkan mereka agar tak lagi ribut dengan mengajak sholat bersama. Dan akhirnya zuhur dihari itu adalah zuhur yang teramat sangat bermakna bagi semua.
Bagi ibunya dan Nayla, diimami Ali adalah sebuah kejutan yang rasanya tak mungkin jika mengingat bagaimana prilaku putra dan adik mereka itu.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang