Sholeh & Sholeha

22.7K 3K 152
                                    

"Bos baru banyak aturan ya sekarang, masa nggak boleh pake rok mini ke kantor, semua harus pake celana panjang, harus pake blazer lengan panjang, yang muslim harus menutup kepala dengan hijab..." Seorang karyawati terdengar berucap disebuah ruangan bersama teman-temannya.

"Iye, biar lo terlihat sopan nggak kayak si Lasmini pake baju kekurangan bahan ke kantor, apaan tuh?" sahut yang lain.

"Begini deh kalau punya pemimpin sholeh, takut jadi mesum kali Moy kalau lo mau buka-bukaan, paha lo kan segede gedebong pisang!" seorang lagi menyahut sambil menyeringai menggoda pada yang lain yang baru masuk dan menaruh piring dibawah Washtapel.

"Sialan lo Neng, yaelah bos sholeh yang bikin peraturan kenapa paha gue yang jadi sasaran, lagian bagus kan biar kita semua tertutup..." sahut Amoy yang sekarang terlihat mencuci tangannya dibawah kran.

"Yah, tetiba lo jadi berkhianat, jangan-jangan lo cari perhatian sama bos baru bau kencur!" tuduh Eneng menunjuk muka Amoy.

"Lailahaillallahhh...suudzon aja nih anak!" Amoy menjitak kepala salah satu rekan kerja yang sedang ngerumpiin bos baru mereka tersebut gemas.

"Aduhhh....."

"Ehem...." Suara deheman terdengar mengagetkan mereka.

"Kembali ketempatnya masing-masing atau kerjain sholat Zuhur di Mushola daripada ghibah..."

Semua mendadak tegang karna suara si bos yang mereka bicarakan tadi terdengar berat setelah berdehem.

"Kak Fitriaa? Kenapa masih berdiri disitu?" Pertanyaan pria itu membuat yang punya nama terjengit kaget.

"Ii..iyaa pak bos, panggil Amoy aja napa pak bos biar lebih akrab!"

"Panggil saya Ali jangan bos!"

"Oke..oke pak Ali, tapi panggil saya amoy aja ye pak, kalau Fitria disini nggak pada tahu, amoy nama beken saya pak!"

Ali tak menyahut dan berlalu dari pantry tempat mereka baru saja kepergok menggosipkan dirinya diiringi helaan napas lega mereka yang tadi berkumpul sehabis makan bekal siang.

Sebenarnya bukan gosip sih. Fakta, kalau sekarang Ali merubah sedikit peraturan dikantor itu. Tidak boleh pakai rok apalagi rok mini, tapi celana panjang berbahan bukan jeans. Karyawati muslim harus pakai jilbab, karyawan pria harus ke mesjid untuk sholat jumat setiap hari jumat dan kantor ditutup sementara hingga selesai sholat jumat dan istirahat. Tidak boleh duduk berduaan antara laki dan perempuan yang bukan muhrim kecuali urusan pekerjaan atau tidak berdua-duaan. Tiba waktunya sholat, semua karyawan dan karyawati muslim harus melaksanakannya meskipun secara bergantian kecuali wanita haid. Ruangan makan juga terpisah antara pria dan wanita.

"Waduh, gue nggak bisa ngecengin cowok-cowok ganteng kalau kayak gini!" Amoy menepuk jidatnya saat pertama kali membaca peraturan baru dipapan pengumuman.

"Harus mengendalikan diri Moy, jangan terlalu ekspresip jadi cewek!!"

"Ahhh babang Omarrr, kenapa sih kalau gue ekspresip? Guekan masih bebas dan single...?"

"Apaan sih? Gue udah punya pacar!"

"Yahhhh, ntar gue minta bos buat peraturan di larang punya pacar ah!"

"Nggak ada hubungannya, peraturan ini berlaku hanya dikantor saat kita kerja, saat kita diluar peraturan ini gugur!"

Yang lain meringis saja mendengar adu mulut tak jelas antara Omar dan Amoy yang sudah biasa mereka dengar. Sementara dari dalam ruangannya Ali menggelengkan kepala dengan berbagai macam reaksi yang ditunjukkan karyawan dan karyawati yang berseliweran membaca pengumuman.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang