"Anak-anak umi, sehat terus ya didalam sana, umi bisa ngerasain gerakannya tiap hari, makasih ya udah hadir buat umi dan abi," Prilly mengelus perutnya yang sangat buncit dan terlihat sangat penuh.
Prilly agak meringis ketika merasakan gerakan didalam perutnya. Beberapa hari ini ia agak tersengal kalau melangkah padahal untuk seorang wanita yang hamil tua harus banyak bergerak tapi apa daya rasanya kurang kuat berlama-lama melangkah.
"Males banget sih buuu...." mamanya selalu mengingatkan ketika Prilly terlihat malas.
"Udah capek banget maa!" Keluh Prilly sambil mengusap perutnya.
"Baru juga tujuh bulan lebih hampir delapan ya?"
"Iya tapi rasanya sesak banget didalam, ma!"
"Makanya kamu harus kurangi makan makanan yang manis dan juga makanan yang bikin bayi dalam kandunganmu tambah gede apalagi mereka berdua didalam sana," sahut mamanya lagi.
"Tapi napsu gimana, ma?" Tukas Prilly membela diri.
"Mending napsu syahwat aja noh minta sama Ali!" Debgan cueknya tante Non membuat kuping Prilly panas karna masih saja tersipu bila digoda mamanya itu.
"Ishh mama ini," Prilly meringis sendiri mendengarnya.
Jadi teringat akhir-akhir ini kalau berhubungan Prilly juga nggak terlalu banyak gerak. Sudah nggak terlalu kuat ngangkat pinggulnya sendiri. Jadi banyakan Ali yang nyelesain. Dia sendiri cuma nerima aja. Nggak bisa style macam-macam apalagi women on top.
"Ali udah marahin aku makan es krim ma," Prilly mengalihkan pembicaraan. Meskipun kadang ia terbawa arus kegesrekan ibunya itu tapi terkadang ia juga agak membatasi membuka apa yang terjadi dalam kamar mereka.
"Ya emang, jangan banyak-banyak makan es krim, ngemut krimnya Ali aja tuh!"
"Mamaaaaa...astagfirullahhh...jorok ishh!"
Tante Non hanya tergelak setelahnya. Paling suka menjahili Prilly dengan kalimat-kalimat gesreknya. Beberapa hari ini beliau sering mengunjungi Prilly untuk melihat keadaannya. Karna khawatir ketika ditinggal Ali bekerja, putrinya itu butuh sesuatu yang tidak bisa ia lakukan sendiri.
"Banyak-banyak baca doa Ly, biar persalinan lancar!" Tante Non mengingatkan.
"Iya ma," Prilly mengangguk, "Buat aku asal anak-anak sehat dan selamat, ma!"
Tante Non memandang Prilly yang mengatakan seperti itu seakan tak peduli pada dirinya. Ia sangat tahu mental ibu hamil di usia kehamilan trimester ketiga sering kali melemah.
Prilly pun mencoba untuk menguasai rasa takut dan cemasnya dengan banyak-banyak berdoa mengingat dokter kandungan sudah memberikan nasehat-nasehat bermanfaat buatnya.
"Untuk melewati persalinan dengan sukses dibutuhkan persiapan mental yang matang, bu Prilly, biasanya rasa cemas, khawatir, dan ketakutan bisa terjadi saat menjelang persalinan dan itu sering timbul dengan sendirinya."
"Untuk menyiasati hal ini, bu Prilly tentu harus melakukan penguatan mental, salah satunya yaitu dengan mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan berdoa pada-Nya agar diberi kemudahan dan kelancaran saat melahirkan," kata Dokter Harfidza waktu itu saat ia dan Ali konsultasi padanya.
"Sebaiknya sering-sering melafalkan doa menjelang persalinan, sayang!" Alipun selalu mengingatkan.
"Bukan cuma aku, kamu juga harus doain aku yaa sholeh...." pinta Prilly.
"Pasti sholeha, aku selalu doain kamu dan anak-anak kita..." Ali menjawab menenangkan Prilly.
"Hannaa Waladat Maryama, Wa Maryama Waladat Iisaa, Ukhruj Ayyuhal Mauluudu Biqudrotil Malikil Ma'buudi , Hana telah melahirkan Maryam, sedangkan Maryam sudah melahirkan Isa. Maka, keluarlah hai anakku dengan sebab kekuasaan Allah yang disembah ".
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersujud Bersamamu
SpiritualBukan tentang aku lebih baik darimu, tetapi tentang mari kutunjukkan sesuatu yang baik untukmu. "aku mencari yang seiman, baik, dan mampu membawaku ke jalan yang benar...." "yang baik bagimu menurutmu, belum tentu baik menurut Allah...." Ini tentang...