Hanya Menjalankan Sunnah

25.6K 3.1K 233
                                    

"Ya Allah, Aku hanya wanita biasa, aku lemah, aku pendosa dan tak berdaya, ampuni dosaku ya Allah, ampuni ketidak ikhlasanku ketika suamiku berbuat mulia, ampuni prasangka burukku ini, aku ingin diriku ikhlas menerima kenyataan suamiku mengazankan bayi yang lain bukan bayi kami.....dan sekarang, bolehkah aku me...maksa, aku memaksa pada-Mu agar bisa mengandung benihnya, agar anakku juga mendapatkan kesempatan diazankannya.....maafkan jika aku cemburu untuk anakku hanya karna itu ya Allah, akuu...akuu..."

Ali terpaku didepan pintu sejak dari awal Prilly memulai do'anya. Mendengar do'a istrinya dengan nada bergetar dan suara yang tersendat apalagi memaknai kalimatnya membuat Ali terharu dan merasakan matanya menghangat. Seketika ia merasa bersalah pada Prilly. Sesakit apapun yang dirasakan Prilly semua itu demi anak mereka. Anak yang sangat diharapkan Prilly tetapi belum mereka genggam dan harus mengalah dengan anak oranglain yang lebih dulu merasakan bisikan adzan darinya.

Ali mendekati Prilly yang sedang bersimpuh dengan punggung yang terguncang tak bisa melanjutkan doanya itu,"Aamiin, Aamiin Ya Rabbal Alamin...!" Ali memeluk punggung Prilly dan menahan guncangannya lalu berbisik mengaminkan. Sesaat ia hanya biasa mngecup pelipis Prilly yang masih terisak dan menoleh kearahnya dengan airmata yang makin mengalir.

"Semoga Allah mengijabah do'a yang kamu minta dengan deraian airmata dan memaksa, sholeha, aku teramat sayang sama kamu, maafkan aku sudah membuat kamu terlalu marah!"

Prilly makin sesegukan mendengar ucapan Ali. Sudah cukup dadanya terasa sesak dan mengeluarkan tangisnya dihadapan Allah dengan bersujud disepertiga malam ini dan hal itu membuatnya sedikit lega. Dan sesegukannya kali ini didepan suaminya membuatnya merasa sesak yang masih ada mendobrak keluar terlebih Ali sedang memeluknya kini.

"Maaf ya, cuma aku laki-laki yang ada disana, suami Sisi dan keluarganya masih coba kak Nay hubungi waktu itu tak ada yang aktif!"

Prilly mengangguk-angguk tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Telinganya menerima saja apa yang diucapkan Ali meski hatinya bertentangan. Ia sudah berusaha sedari tadi memahami suaminya hanya berusaha menolong hingga ia tak merasa salah paham. Yang ada hanya rasa sedih yang tak berujung.

Ali mempererat pelukannya sebelum melonggarkan dan berusaha menghapus airmata Prilly yang masih mengalir.

"Anak kita yang paling aku tunggu, anak kita yang paling istimewa, sayang."

"Tapiii...anaknya yang beruntung  karna lahir terlebih dahuluuu....." bantah Prilly dengan suara yang masih bergetar.

"Stttt, bayi itu tidak bersalah, aku hanya menjalankan sunnah dan dia hanya menerima sunnah untuk mendengar adzan, agar suara yang pertama kali ia dengar ketika ia dilahirkan adalah kalimat yang membesarkan nama Allah Subhana Wa Ta'ala, dari siapapun adzan itu berasal!"

Ali menjelaskan pada Prilly agar Prilly mau memahami kalau bukan soal siapa yang mengumandangkan adzan kepada seorang bayi yang baru lahir tetapi ia hanya menjalankan sunnah dari hadist yang sampai saat inipun hukumnya masih diperdebatkan.

Masalah adzan ditelinga bayi ini adalah masalah khilafiyah, ada sebagian yang memandangnya mustahab dan sunnah, dimana cukup banyak ulama yang berpendapat sunnahnya adzan ditelinga bayi. Tetapi ada juga yang tidak mau mengadzani bayi yang baru lahir dengan alasan tidak ada hadits yang shahih yang bisa dijadikan dasar. Padahal sebenarnya shahih tidaknya hadits adalah masalah yang masih diperdebatkan diantara para ahli hadits sendiri.

Abu Rafi meriwayatkan : "aku melihat Rasullullah SAW mengadzani telinga Al-Hasan ketika dilahirkan oleh Fatimah (HR. Abu Daud, At-Tarmizi dan Al Hakim)

Secara status hadits, Al Imam At-Tarmizi menegaskan bahwa yang beliau riwayatkan itu adalah hadits hasan shahih. Begitu juga Al Imam Al Hakim menyebutkan ke shahihan hadits tersebut. Al Imam An-nawawi juga termasuk menshahihkan hadits ini sebagaimana tertuang didalam kitab Al-Majmu'Syarah Al Muhadzdzab.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang