Berlindung Kepada Allah

21.1K 3.2K 148
                                    

Tin Tiinnnnnnnnnn.........
Terdengar suara klakson mobil, Prilly menoleh kebelakang dari belakang kemudi, sementara headset masih ditelinganya.

"Siapa itu?" Disebrang sana suara Ali bertanya dengan nada heran.

"Nggak tau...." sahut Prilly sambil mencoba lebih mengenali mobil yang masih saja membunyikan klakson.

"Mobil derek?" tanya Ali lagi. Prilly menggeleng dan tentu saja tak terlihat Ali.

Prilly menoleh lagi dan mengeryitkan dahinya.

"Bukan, tunggu bentaran, eh, ituuu..." Prilly sepertinya sudah mengenali mobil yang sedari tadi membunyikan klakson dan memperhatikan sekitar. Mobilnya sudah berada ditempat yang benar. Tidak menghalangi jalan. Sudah menyalakan dua lampu sebagai tanda berhenti, tapi kenapa mobil dibelakangnya ini dari tadi sepertinya sengaja?

"Siapa?" Ali penasaran karna suara Prilly terdengar sedikit bergetar.

"Sebentar yaa..." Prilly  terlihat pucat ketika orang yang didalam mobil itu turun dan menghampiri mobilnya. Agak gugup handphone yang sedari tadi berada dipangkuannya terjatuh dan ia meraih handphone yang jatuh dikakinya tersebut tanpa melihat.

Klik. Tuutttttt.........

Tak sengaja Prilly tersentuh layar ponsel yang menyebabkan sambungan telponnya terputus.

Tok. Tok. Tok.
Jendela mobilnya diketuk. Prilly menarik napas menetralkan detak jantungnya.

"Bismillahi rahmani rahimm...
ALLOOHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA'TU WA MIN SYARRI KULLIDZII SYARRIN LA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI..."

Prilly melafazkan do'a untuk melindungi dirinya dari niat jahat orang yang ditemuinya. Dimana arti dari do'a yang baru saja dibisikkannya, "Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan perbuatanku dan dari kejahatan semua yang punya kejahatan, tidak ada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah."

Prilly memasrahkan diri hanya kepada Allah untuk urusan keselamatan dirinya. Setiap keluar dari rumah ia tak lupa membaca ayat kursi, karna ia mendengar dari ustadz Mahfudz, "barang siapa yang membacanya sebelum keluar rumah maka 70.000 ribu malaikat akan menjaganya dari semua sisi."

Tok. Tok. Tok.
Prilly tak juga menekan tanda menurunkan kaca jendela. Rasanya tangan dan jarinya berat bergerak untuk menekan tombol turun itu. Pikirannya tak karuan melihat orang yang sekarang sudah melongok dalam mobilnya didepan kaca jendela mobil yang berwarna tidak terlalu gelap.

Tok. Tok. Tok.
Hanya ada rasa takut sekarang.

'Ya Allah, mana mobil dereknyaa?' Prilly gelisah. Ia tak sempat atau tak terpikir untuk mengulang telponnya, Ali-pun tak menelponnya balik. Dan tangannya terpaksa menurunkan kaca jendela sementara ponselnya masih berada dalam genggaman tangannya yang dingin seketika.

"Haiiii..."

Sebuah sapaan yang membuat Prilly mencoba tersenyum walaupun samar dan mengangguk.

"Bocor?"

Prilly mengangguk lagi.

"Mau gue bantu?"

Prilly menggeleng.

"Tidak, terima kasih, aku sudah memanggil mobil derek..." tolak Prilly.

Sumpah. Rasanya gelisah. Tadi niatnya menelpon Ali menyempatkan waktu untuk bercerita kalau ban mobilnya bocor lalu niatnya akan memesan taxi menuju bengkel dimana mobilnya akan diderek ke-sana. Kenyataannya sekarang malah tak terduga orang ini lewat dijalan yang sama dengannya. Kalau tidak yakin dan percaya ia terlindungi dengan amalan, tentu Prilly pasti merasakan gugup sekarang. Gugup juga tetapi bisa ditutupi dengan berusaha tenang.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang