Prilly mendorong tubuh Dika yang semakin mendesaknya penuh sesak. Sesak didada dan sesak karna gerakan tubuhnya tak bebas karna terkurung tubuh pria yang tak disangkanya saat ini mengaku selalu horny ketika melihat tubuhnya yang memakai pakaian terbuka.
"Dik, nyebut Dik , please...gue...gue..." Prilly mendorong lagi lebih kuat hingga Dika benar-benar terdorong kebelakang. Meskipun sekarang tangannya masih dicengram tangan Dika tetapi setidaknya tubuhnya terbebas dari tubuh Dika yang semakin bergetar. Karna semakin Prilly bergerak, pakaian yang melekat ditubuhnya semakin menyingsing naik. Baik atasan maupun rok selutut yang dipakainya sekarang.
"Kenapa? Bukannya lo sama Ali udah sering beginian?"
"Mak...maksud lo??"
"Jangan berdalih, setiap cowok yang melihat tubuh seksi lo pasti pikirannya akan sama dengan pikiran gue!"
Prilly terperangah mendengarnya. Sama sekali ia tak menyangka kalau Dika akan berkata seperti itu. Rasanya terpukul sekali mendengar kenyataan bahwa Dika memandangnya serendah itu. Jadi selama ini ada niat lain dipikiran Dika saat mendekatinya?
"Lo...lo...salahh nilaii tentang guee...." Prilly berkata terbata.
"Ayolah Pril, biarin gue mencicipi manisnya bibir lo, gue udah nggak tahan kalau cuma bisa memandang dan menelan ludah doang!"
"Enghhh Dikaa...!!"
Plakkkk!!!
Sumpah. Dika yang didepannya sekarang bukan lagi Dika yang lucu. Tetapi Dika yang mesum."Lo mau main dengan cara kekerasannn?" Dika mencengkram pergelangan tangan Prilly kuat-kuat. Matanya yang sayu memerah sekarang.
'Ya Tuhan, jangan sampai gue diapa-apain Dika, sumpah gue nggak relaaa!'
Rasanya lutut Prilly melemas saat Dika makin berani menyentuhnya. Dika mencengkram kedua tangan Prilly dengan sebelah tangannya dan menaikkannya keatas kepala sementara tubuh Prilly tersandar tak karuan pada pintu mobil dibelakangnya lalu sebelah tangan Dika yang bebas mulai menarik blouse potongan karet yang menutup sebagian dadanya hingga makin terbuka.
Pikiran Prilly sangat kacau saat ini. Terbayang wajah Ali yang selama ini mengusiknya dengan teguran, larangan bahkan tindakannya dengan menutupi bahu atau pahanya yang terbuka meskipun hanya sedikit terbuka menggunakan jaket saat Prilly bersamanya. Prilly menyesal mengabaikan larangannya hanya karna menganggap Ali egois.
"Cowok kalau nakal nggak ada bekasnya, Piy, tapi kalau cewek sekali jatuh ketangan yang nakal, habislah...."
"Please Dik, lo jangan kayak gini...Stopp...jangannnn....akkkkkk... nooooo.....Aliiiii........!!!"
Sekuat tenaga Prilly berontak. Menggerakkan tubuh dan tangan yang sedang dicengkram pikiran manusia yang sudah dipenuhi setan yang terkutuk. Lalu begitu kakinya terbebas dari tindihan tubuh didaerah sempit itu, seketika kaki Prilly mendorong tubuh Dika yang semakin beringas. Tangan Prilly yang sudah bebas mencoba menggapai pintu ingin membukanya. Tapi sayang pintu terkunci dan jangkauannya terlepas.
"Dikkk....pleaseeee.....nyebuttt, gue tahu lo cuma dihasut setannn....!!!" Prilly mencoba memelas.
Prilly tak menyangka Dika senekat ini. Rupanya setan sudah menguasai pikirannya. Rasanya persendian ditubuh Prilly makin melemah. Wajahnya berurai airmata. Tangannya menyilang didepan dada untuk membentengi tubuhnya dari cengkraman Dika.
"Jangan sia-siain hidup lo Dik, please, gue nggak mau lo biarin birahi mainin lo, lo bisa nyesel!" Prilly masih saja mencoba menyadarkan Dika dari kekhilafannya. Sementara dia sendiri sadar dirinyalah penyebab hasrat Dika menjadi tinggi. Mata Dika masih nyalang menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersujud Bersamamu
EspiritualBukan tentang aku lebih baik darimu, tetapi tentang mari kutunjukkan sesuatu yang baik untukmu. "aku mencari yang seiman, baik, dan mampu membawaku ke jalan yang benar...." "yang baik bagimu menurutmu, belum tentu baik menurut Allah...." Ini tentang...