Alhamdulilah

26.5K 3.1K 187
                                    

"Masih sakit?" Tanya Ali menoleh pada istrinya yang ada dijok sampingnya dengan wajah cemas.

"Enggak lagi kok, cuma tadi kram!" Prilly memegang perutnya.

Ia menurut saja ketika Ali memaksa untuk mengantarnya kedokter setelah mereka membersihkan diri. Bahkan Ali yang menggiringnya ke kamar mandi dan mereka mandi dibawah shower bersama-sama. Saat tak sengaja tangan Ali tersentuh dadanya lagi saat menyabuni, tetaplah terasa nyeri.

"Kok ke rumah sakit bersalin?"

"Kamu harus kedokter kandungan, periksa dalemnya, aku takut kamu kenapa-kenapa!"

Prilly menurut lagi apa yang dikatakan Ali. Bahkan menurut juga saat Ali menuntunnya memasuki rumah sakit yang pagi itu nampak lengang.

"Jangan cepet-cepet..." Prilly meremas tangan Ali saat suaminya itu tanpa sadar seperti menyeretnya saking cemasnya.

"Iyaa, maaf!" Ali tersadar dan  menyuruh Prilly duduk diruang tunggu sementara ia menghampiri suster jaga dan bertanya bagaimana caranya mendaftar untuk periksa kedokter kandungan. Suster mengarahkan pada tempat pendaftaran untuk dokter kandungan bernama Hafidza dan akhirnya Ali menjadi pendaftar pertama untuk pagi ini.

"Selamat pagi bapak dan ibu!"

Seorang dokter wanita menyambut mereka dengan senyum.

"Ada keluhan apa bu?"tanya dokter Hafidza lagi sambil memandang kartu kontrol yang diberikan asistennya.

"Pagi bu, ini istri saya mengeluh nyeri diperutnya bahkan setelah itu kram, kenapa ya bu?" Ali lagi yang angkat bicara dan bertanya akibat rasa cemas juga merasa bersalah mungkin telah membuat Prilly kesakitan meskipun ia juga tidak merasa lebih keras dari biasa melakukannya.

"Setelah berhubungan intim?" Dokter Hafidza menebak sambil tersenyum.

"I..iyaa...." sesungguhnya Prilly malu mengakui sehabis berhubungan intim. Tapi mau gimana lagi? Memang sehabis berhubungan ia merasakan nyerinya. Lagipula yang didepan merekakan dokter kandungan yang pastinya sudah biasa mendengar problem seperti itu.

"Ibu sedang hamil?" Tanya dokter lagi.

"Enggak kok bu dokter beberapa hari yang lalu saya haid," jawab Prilly.

"Tolong diperiksa dalam saja bu!" ucap Ali.

"Coba saya periksa!"

Asisten dokter hafidza membantu Prilly berbaring diatas tempat tidur. Membuka atasan Prilly dan menaikkannya lalu memberikan gel dibawah perutnya kemudian dokter meletakkan sebuah alat diatas perut yang diberi gel tadi sambil menggerakkan alat tersebut disekitar bawah perutnya sambil memandang monitor didepannya.

"Ibu, kapan haidnya? Keluar darah atau flek?" Pertanyaan dokter kandungan itu mengalir lagi sambil mengamati monitor.

"Sekitar lima hari yang lalu dokter, flek cuma sehari setelah itu tidak ada lagi!" jelas Prilly ikut mengamati layar monitor tapi tidak mengerti. Hanya hitam putih yang ia lihat disana.

"Haid terakhir ibu sebelumnya berarti bulan yang lalu sekitar tanggal berapa bu?"

"Tanggal 5 bu dokter!"

"5 hari yang lalu berarti tanggal 12 ya!"

"Iya bu dokter."

"Begini, sebenarnya flek yang terjadi lima hari yang lalu itu bukan darah haid bu, flek yang ibu alami itu flek tanda kehamilan,  dikarenakan adanya proses implantasi, atau penanaman embrio ke dinding rahim....itu lihat ada gumpalan darah, janin diperut ibu mulai berkembang....." dokter Hafidza menunjukkan janin yang dimaksud dilayar monitor.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang