Sholeh & Sholeha Junior

24.1K 2.8K 155
                                    

Shaleha Siti Illya
Shaleh Ahmad Allyo

Prilly memandang dua box bayi berisi putra putri kembarnya yang tertidur pulas.  Berusia 11bulan. Bulan depan mereka akan genap satu tahun.

Bayi-bayi itu menjadi kebahagiaannya sekarang. Kata Tante Non, wajah Shaleha mirip Prilly saat masih bayi. Kata Bu Rumi, Shaleh fotocopy Ali saat seusianya.

"Tentu saja mirip umi abinya, bobot, bibit dan bebetnya dari kitaaa...." sahut Prilly terkekeh bangga melihat putra-putrinya.

Mungkin dia umi yang paling posesif yang pernah ada. Selalu panik kalau anak-anaknya terlihat lesu. Bahkan flu atau batuk saja membuat ia khawatir.

"Mereka-kan bukan boneka, batuk pilek biasa saja, umi!" Ali nampak masuk kedalam kamar anak-anaknya memgomentari istrinya yang sedari tadi tak berpindah dari sisi box anak-anaknya.

"Tapi bikin mereka nggak bisa tidur, abi, udah gitu satu batuk nggak lama yang lain juga ketularan," sahut Prilly membela dirinya.

"Shhhh...."

Prilly menoleh mendengar suaminya meringis. Terlihat Ali menekan perutnya.

"Kenapa?"

"Perih!"

"Belum makan?"

"Kapan makannya? Bininya sibuk ngurusin yang lain!"

"Yang lain gimana?' Akukan ngurus anak-anakmu!"

"Ck!"

Ali keluar dengan wajah yang sedikit masam setelah berdecak. Tadinya Prilly tak menghiraukan tetapi akhirnya ia mengikuti langkah kaki Ali setelah menengok kembali anak-anaknya yang masih pulas.

"Dimana? Di tempat biasa? Ya udah, gue kesana, lo sudah disana? Pesenin ya, yang biasa gue pesen, thank you, gue meluncur sekarang!"

Ali terlihat menutup telponnya. Prilly mengeryitkan alisnya.

"Mau kemana?"

"Ditunggu temen-teman dicafe biasa!"

"Ini udah jam berapa? Baru juga balik kerja udah mau pergi lagi...?"

Ali diam saja.

"Emang ditunggu siapa sih?" Prilly seketika curiga.

"Teman-teman!" sahutnya pelan.

"Teman-teman yang mana? Chiko? Gank kak Amoy? Atau siapa lagi? Teman SMP kamu, SMA, Kampus baru?" Prilly mencerca dengan pertanyaan beruntun.

"Aliiii........!"

Prilly menyebut nama Ali terdengar kesal karna Ali diam saja. Dipikir-pikir sekarang Ali sudah tak peduli padanya. Ia sibuk mengurus anak-anak, Ali malah asik main keluar.

Terdengar pintu kamar terbuka. Kamar lain dirumah mereka. Dan didepan pintu terlihat Bu Rumi yang sengaja menginap karna cucu-cucunya sakit. Bu Rumi berdiri menatap mereka tanpa kata, sementara Ali hanya menoleh pada ibunya lalu kemudian berlalu. Prilly menekan dadanya. Ingin menghalangi Ali tapi sungkan pada ibu mertuanya. Tapi kenapa Ali tak peduli? Harusnya Ali tak segera berlalu. Jangan membuat ia jadi terlihat serba salah karna yang ia hadapi ibu mertua. Harusnya juga ibu mertuanya bisa mencegah Ali. Kenapa beliau diam saja?

"Prilll..." Bu Rumi menyusulnya kekamar Ale dan Lea panggilan Shaleh dan Shaleha.

"Ali mulai berubah buuu....!" Prilly berkata dengan suara bergetar sebelum mertuanya bertanya.

"Berubah bagaimana?" Bu Rumi sepertinya siap mendengar seorang ibu muda yang sedang asik-asiknya merawat bayi mencurahkan isi hatinya.

"Mungkin udah nggak sayang sama aku!" ucap Prilly terdengar sedih.

Bersujud BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang