Teaser

12.4K 745 79
                                    

"Ini milikku!" Jungkook mengambil paksa steak sapi di hadapan Yoongi. Ia bahkan tak peduli kalau makanan itu hampir masuk ke dalam mulut Yoongi. Menurutnya, steak yang dipesan sang kakak jauh lebih menggungah selera, ketimbang semangkuk sup tomat yang dibeli ayahnya.

"Aish!" Yoongi mengumpat kesal. Ia lantas merebut kembali steak yang sempat diambil adiknya, dan otomatis sang adik mengerucut. 

"Aku tidak mau makan ini. Aku maunya makan itu." Jungkook menunjuk potongan steak, yang ditusuk dengan garpu oleh Yoongi. Ia sedikit mendorong semangkuk sup tomat di depannya, dan meraih kasar garpu yang dipegang Yoongi. 

Yoongi terpaksa menelan kasar air liurnya. Steak itu nyaris tiba di mulutnya, namun naas, sang adik tega mengambil dan melahapnya. Jungkook bahkan mengambil seenaknya steak Yoongi, tanpa mempedulikan tatapan sang kakak yang menyeramkan.

"JEON JUNGKOOK! KENAPA KAU MENGAMBIL STEAKKU?" Teriak Yoongi tak terima. Ia melepaskan tangan sang adik yang memegang sepiring steak miliknya. 

"HYUNG!" balas Jungkook tak kalah berteriak. Ia menarik piring yang diambil Yoongi, dan otomatis terjadilah perebutan sepiring steak sapi.

Ayah mereka, Jeon Young Suk, menutupi wajahnya. Ia menghela napas panjang menghadapi kedua putranya yang memalukan.

                   ******

"Ayah!" Jungkook berteriak dan memberontak dari dekapan sang kakak yang menahannya untuk berjalan. Berkali-kali ia mencoba untuk melepasnya, tapi Yoongi tidak menyerah. Ia masih bisa menahan tubuh sang adik walau kekuatannya tak sebesar kekuatan Jungkook.

"Jungkook, aku mohon––" Yoongi menahan kuat lengan sang adik. Matanya yang jarang berair, kini mengeluarkan setetes butiran air mata. 

"Hyung, kenapa mereka membawa Ayah? apa salahnya?" Jungkook merosot di dalam pelukan Yoongi. Ia menangis histeris sambil menatap lurus mobil polisi yang membawa ayahnya.

                  ********

"Kau bilang, kau ingin bertemu dengan adikmu, kan?" Kyuhyun melipat kedua tangan dengan angkuh lalu tersenyum sinis. Ia kini membawa Yoongi ke pinggir sungai yang dipenuhi oleh tim kepolisian Seoul. 

Yoongi tak bersuara. Ia tidak berniat sama sekali menjawab pertanyaan dari lelaki yang paling ia benci. 

"Jungkook..." Tubuh Yoongi membeku. Dunia runtuh seketika begitu ia melihat, tiga orang polisi tengah membawa tas kuning yang panjang di depannya. 

"Tunggu dulu!" Yoongi menahan tiga orang polisi yang ingin memasukan tas mayat ke dalam ambulan. 

"Boleh aku melihatnya sebentar?" 

Ketiga polisi itu mengangguk sebagai jawaban. Mereka meletakkan tas mayat itu di depan Yoongi, lalu meninggalkan ia seorang.

Tangan Yoongi bergetar. Ia membuka resleting tas itu perlahan, sambil menahan desakan air mata yang ingin keluar.

"Astaga!" Yoongi dengan cepat berpaling. Keadaan wajah sang adik sungguh parah bahkan nyaris tak berbentuk. 

                                                                                ********

"Siapa namamu?" Yoongi bertanya pada lelaki Asia yang baru saja ia temui di London. Ia senang bisa bertemu dengan seseorang yang satu tanah air dengannya.

Lelaki Asia itu memainkan jemarinya. Ia sangat gugup untuk menjawab pertanyaan dari yoongi yang statusnya sebagai orang asing.

"Na-ma-ku... Oh Hyun Woo. Kau bisa memanggilku Woo." Sahut Woo sambil mengusap tengkuknya dan tertawa gugup. Ia bukanlah tipikal orang yang mudah berkenalan dengan orang asing.

Yoongi tersenyum kecil. Entah mengapa, hatinya mencelos begitu melihat senyuman Woo. Sebuah senyuman yang dulu dimiliki seseorang yang ia rindukan.

BogoshipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang