Di sebuah gedung universitas yang besar nan mewah, terdapat seorang lelaki bersama teman-temannya sedang berjalan santai. Mereka sesekali tertawa ria, seiring dengan langkah mereka menuju sebuah ruangan khusus bertuliskan 'VIP Club'.
"Anyeonghaseo, Cho Taehyung Sunbaenim." Sapa seorang lelaki berambut mangkok, pada Cho Taehyung. Seorang mahasiswa yang terkenal dan cerdas, sekaligus ketua dari 'VIP Club'.
VIP Club sendiri adalah Sebuah club belajar yang ditujukkan untuk orang-orang tertentu. Tidak boleh orang sembarangan bergabung dengan club mereka, jika tidak ingin mendapat masalah dengan sang ketua.
"Siapa kau?" Tanya Taehyung heran. Ia menatap tak suka sosok lelaki bertubuh gendut, yang sudah menghentikan langkahnya.
"Aku Seo Jae Hoo. Mahasiswa semester 1 dari fakultas ilmu budaya. Senang bertemu denganmu, Taehyung Sunbaenim." Lelaki culun itu mengulurkan tangan, disertai senyum lebar yang memperlihatkan giginya yang dikawat.
Taehyung meresponsnya dengan tatapan remeh. Ia pandang Jae Hoo dari ujung kepala sampai kaki, lalu ia mendengus.
Mendapati uluran tangannya tidak dibalas oleh senior favoritnya, ia lantas menurunkannya. Akan tetapi, ia tetap mengembangkan senyum hangat, meski sang lawan bicara mengacuhkannya.
"Kau mau apa dariku?" Taehyung menatap angkuh lawan bicaranya.
"Aku ingin bergabung dengan clubmu. Sejak pertama kali aku masuk di sini, aku sudah mengagumimu. Kau itu sangat cerdas. Aku ingin sama sepertimu, Taehyung sunbaenim." Jae Hoo memberikan sebuah lembaran kertas yang berisi biodata dirinya.
Taehyung kembali mendengus. Begitupula dengan teman-temannya yang di sisinya. Mereka nyaris melepas tawa keras, akan kepercayaan diri Jae Hoo yang ingin masuk ke club mereka.
"Kau ingin masuk ke clubku?" Taehyung bertanya meremehkan.
"Tentu, sunbaenim. Aku ingin cerdas seperti dirimu." Jawab Jae Hoo semangat.
"Tapi, apa pekerjaan ayahmu? aku tidak mau ada sampah di clubku." Taehyung memberikan tatapan arogan, yang membuat hati Jae Hoo sakit.
"Ayahku hanya seorang pedagang ikan." Jawab Jae Hoo, yang sukses menciptakan gelak tawa dari mereka, tak terkecuali Taehyung. Ia sampai menitikkan air mata, karena saking lucunya ucapan Jae Hoo barusan.
"Kau bilang apa? pedagang ikan? Hei, sadarlah Seo Jae Hoo. Kastamu tidak cocok dengan kasta kami." Cibir Taehyung dan menyebabkan goresan luka di hati Jae Hoo. Lelaki berkacamata tebal itu menunduk, lantas ia mulai berjalan jauh dari sosok ketua VIP Club.
"Anak itu ada-ada saja. Dia pikir dirinya pantas masuk ke club kita," kata Taehyung mencemooh Jae Hoo di hadapan teman-temannya. Ia merasa kalau profesi pedagang ikan itu rendah di matanya.
Mengingat ia adalah sosok anak, dari orang yang penting di Korea Selatan. Sama hal dengan kawan-kawan kuliahnya.
Mereka berasal dari keluarga terpandang. Ada yang ayahnya seorang menteri kebudayaan, seorang hakim, dan yang terakhir adalah, seorang direktur keuangan terkemuka di negeri ginseng. Tentu profesi ayah Jae Hoo tidak pantas disandingan dengan profesi ayah mereka.
kring, kring, kring
Sebuah dering ponsel di saku celana Taehyung, menghentikan tawa lelaki itu. Ia segera mengambil ponsel, lalu menekan tombol hijau yang mana tertera tulisan 'ayah' di layar ponsel.
"Yeoboseyeo"
"Anakku, bisakah kita bertemu sekarang? ada yang ingin kuperbincangkan."
"Baik, ayah. Aku akan segera ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...