Aku saranin kalian dengerin lagu Yoshimata Ryo-memories (ost Legend Of Blue Sea) karena aku lagu ini cocok sama suasana di dalam cerita ini. Selamat membaca ^^.
Kedua kaki Yoongi seakan mematung, begitu sang ayah –Jeon Young Suk- digiring oleh petugas kepolisian untuk duduk di kursi eksekusi. Tangannya yang mengecil diborgol, serta kepalanya didongak dengan paksa di hadapan semua orang di ruang pengadilan.
"Orang ini adalah contoh dari pengkhianatan negara." Teriak seorang polisi sambil menjabak rambut Young Suk ke bawah. Orang-orang yang mendengarnya saling berbisik, menyampaikan isi pikiran mereka tentang Young Suk. Bahkan beberapa diantara mereka, menatap tajam Young Suk yang sudah dianggap sebagai koruptor besar.
Yoongi mengepalkan tangan dengan erat di samping kakinya. Pelupuk matanya yang kering mulai berkaca-kaca, lalu setetes air mata terjatuh di pipi. Hatinya seakan dihancurkan oleh benda besar, kala melihat ayahnya dihukum secara tidak adil.
"Ayah," gumam Yoongi pilu. matanya sedari tadi tak pernah bosan mengalirkan cairan bening.
Dari kejauhan, Young Suk memandang sosok Yoongi dengan tatapan yang begitu dalam. Bibirnya nampak bergetar. Kedua matanya terlihat memanas. Sehingga, rasa panas itu memancing air matanya untuk keluar dan terjatuh.
"Yoongi... maafkan ayah." Batin Young Suk sendu. Bahunya yang biasa terlihat tegap, kini bergetar dan menghilangkan image-nya yang gagah dan berkarisma.
Kenapa rasa sakit yang ia punya, juga dimiliki oleh anak-anaknya?
Mengapa anak-anaknya juga merasakan betapa pedih luka di hatinya?
Itu tidak adil. Tidak ada seorang pun ayah di dunia ini, yang membiarkan anak-anaknya menangis. Seorang ayah rela berkorban, demi memperoleh kebahagiaan untuk anak. Tapi sayangnya, ia gagal melakukan itu semua. Ia adalah ayah yang payah. Ia bukanlah seorang ayah yang diidamkan oleh anak-anaknya.
"AYAH!" pekik Jungkook yang muncul secara tiba-tiba dengan langkah yang tergesa. Napasnya memburu serta peluh menghiasi sebagian keningnya.
"Yoongi hyung, apa yang akan mereka lakukan pada ayah?" tanya Jungkook dengan mata yang perlahan berair.
Yoongi menggeleng lemah. Ia mencengkram erat bahu Jungkook, lalu memberikan tatapan penuh arti untuknya.
"Jungkook, percayalah padaku! Semua akan baik-baik saja." Kata Yoongi yang semakin memperkuat cengkramannya di pundak Jungkook. Ia semampu mungkin membentuk senyum di bibir, bermaksud agar sang adik tidak bersedih.
Tapi, Jungkook berpikir lain terhadap niat Yoongi. Ia menyingkirkan tangan sang kakak di pundaknya, menatap wajah kakaknya dengan pelupuk mata yang menjatuhkan cairan bening.
"Kau pembohong!" tukas Jungkook dan itu mampu menohok hati Yoongi. "Kau selalu bilang 'semuanya akan baik-baik saja'. Tapi lihat, ayah berada di sana! ia saat ini akan dieksekusi. Apa kau masih bisa berkata 'semuanya akan baik-baik saja'?" tanya Jungkook dengan suara yang serak dan tersenyum pahit. Air mata yang terjatuh di pipi Jungkook membuat hati Yoongi teriris melihatnya.
"Jungkook-ah," lirih Yoongi. Ia hendak menghapus jejak air mata Jungkook, namun ia mengalami penolakan. Jungkook memalingkan muka, dan ia memilih berjalan ke kursi eksekusi untuk melihat ayahnya lebih dekat.
"Jangan mendekat!" beberapa polisi menahan tangan mereka pada Jungkook yang berjalan melewati mereka.
"Hei, apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!" Jungkook berteriak sambil memberontak. Ia sekuat tenaga menerobos tangan-tangan polisi yang menghadangnya, namun ia kesulitan. Ia tak jarang didorong beberapa kali oleh mereka, dan itu sukses menaikkan darah Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...