Christmas

2.3K 295 34
                                    

Aku merekomendasi kalian lagu Kim Yeonji  ost i’m not robot. Arti dari lagu itu menggambarkan kerinduan Sehun sama Woo.

Bagi Sehun, ada yang beda dari Natal tahun ini dengan Natal tahun sebelum-sebelumnya. Bukan kehadiran Suho yang membedakan suasana Natal Sehun tahun ini. Melainkan seseorang yang mengisi relung kosong hatinya selama delapan tahun yang lalu.

Dulu, saat orang itu masih berada di sisinya, ialah sosok yang selalu meletakkan bintang besar di ujung pohon cemara.

Tapi sekarang, Sehun lah yang menggantikan sosok tersebut. Kala tangannya ditinggikan untuk meletakkan bintang di ujung pohon, ia teringat sosok itu. Senyumnya saat meletakkan bintang di ujung pohon pada saat itu , masih membekas di benaknya hingga sekarang.

“Sehun Hyung, ayo kita pasang bintang ini di sana,” seru Jungkook antusias, sembari menunjuk ujung pohon yang mana bagian bawahnya, sudah dihiasi lampu serta aksesoris natal.

“Aku tidak mau, Woo. Apa yang kau lakukan seperti anak kecil,” ketus Sehun. Ia bukannya menuruti permintaan Jungkook justru menyalakan televisi.

Jungkook yang mendapatkan penolakan, mengerucut bibir serta menghela napas. Tiap kali natal dirayakan, ia selalu saja sendirian. Sang kakak tidak pernah mau menemaninya memasang pernak-pernik natal, apalagi memasang bintang di puncak pohon.

Sehun melirik sekilas sang adik. Dia tersenyum remeh kala melihat senyum adiknya yang mengembang pada bintang yang terletak di puncak pohon.

“Dasar kekanak-kanakan,” Sehun berdecih. Ia kembali beralih menatap layar televisi, melanjutkan tontonan acara kesayangannya.

flashback off

Andai dulu dia tahu, bahwa tidak selamanya ia bisa merasakan senyum itu. Andai dia mengetahui apa yang akan terjadi, ia pasti akan menerima mentah-mentah permintaan Jungkook yang sederhana itu. Tapi penyesalan selalu datang di akhir. Sehun kini tidak akan pernah merasakan senyumnya. Ia sudah tidak bisa lagi merasakan kehadirannya saat hari raya Natal.

“Sehun, menurutmu bola ini kita taruh dima–––“ omongan Suho terputus, saat matanya menatap air mata Sehun yang menetes. Dia terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa. Sehun sedang terluka. Tidak. Lebih tepatnya Sehun sudah ‘mati’. Sejak sosok itu pergi tanpa pamit, tidak ada kehidupan di bola mata Sehun. Dia ibarat hidup tanpa nyawa. Tak ada harapan. Tak ada keinginan. Yang ada hanyalah air mata, air mata, dan air mata.

“Eoh–––Suho, tadi kau tanya apa?” Lamunan Sehun terbuyar saat tangan Suho menyentuh bahu lebarnya. Dia bergegas mengusap air mata yang menggenang di wajah.

“Jangan menahan tangisanmu. Luka hatimu butuh diobati. Aku tidak mau kau sok kuat.” 

Sehun bergeming mendengarnya. Suho benar. Luka hatinya harus diobati. Tapi hanya ‘dia’ yang pergi yang bisa menyembuhkannya.

Cuman dia seorang yang bisa menutup luka hatinya yang menganga. Namun, semua itu hanyalah mimpi di siang bolong. Ia sudah menipunya. Ia membohongi dia selama bertahun-tahun. Dan tidaklah mungkin pintu maaf terbuka untuknya.

“Aku tidak apa-apa, Suho. Dia kembali kepada kakak kandungnya, dan tentu aku senang melihatnya,” Sehun berdusta. Tanpa Sehun berucap pun, Suho tahu kalau kawan lamanya itu berbohong lewat senyum palsunya.

                      ********

Hyung, coba lihat!” Jungkook berseru setelah ia menaruh bintang besar di atas pohon Natalnya. Yoongi yang tengah memasang patung kecil malaikat di ujung batang mendongak, dan menatap keindahan bintang besar di ujung pohon.

“Kebiasaanmu tidak pernah berubah. Kau pasti yang meletakkan bintang di atas pohon.” Yoongi menggeleng heran. 

“Karena memasang bintang di ujung pohon adalah hal yang paling kusuka di hari Natal.” Jungkook mengembang senyum sumringah. Ia perlahan turun dari tangga, lantaran pohon Natal yang dipesan Yoongi sangat tinggi.

BogoshipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang