Yoongi agak malas untuk mengangat ponselnya yang berdering di atas nakas. Dia yang tengah meringkuk di kasur, meraba-raba benda di sekitar nakas guna mencari dimana ponselnya terletak.
“Halo,” ucap Yoongi parau setelah dia berhasil meraih ponselnya. Dia mengusap jejak air mata yang berbekas di wajah.
“Yoongi hyung,”
Mendengar kata ‘Hyung’, Yoongi refleks merunduk. Di seberang sana, bukan Jungkook yang meneleponnya, melainkan Cho Taehyung. Sepupu dari pihak ayahnya yang semenjak ia dekat dengannya, hubungan dia dengan Jungkook merenggang.
Yoongi berdeham bermaksud menyembunyikan suara paraunya setelah selesai menangis, “Ada apa, Taehyung?”
“Tidak apa-apa,” balas Taehyung. “Bagaimana kabarmu? apa kau baik-baik saja?” Yoongi menjadi tidak mengerti mengapa Taehyung mendadak peduli padanya.
“Aku baik-baik saja,” dusta Yoongi. Fisiknya memang baik, tapi tidak dengan hatinya. Pertengkaran sengit antara dia dengan sang adik sangat menyiksa batinnya.
“Syukurlah,” Taehyung tersenyum tipis di seberang sana. “Ada sesuatu yang ingin kubahas denganmu,” Taehyung mengubah pembicaraannya ke arah serius.
“Katakan saja,” ucap Yoongi pendek.
“Begini...” Taehyung mengetuk jari telunjuknya di balik casing ponsel. “Aku menyarankanmu agar segera mengurus kasus adikmu,” ujar Taehyung pelan seperti sebuah bisikan.
“Kenapa? apa kau buru-buru kembali ke London?” Yoongi bertanya.
“Bukan. Jadwal liburku masih lama,” Taehyung membantah, “Ini kaitannya dengan ayahku. Besok dia akan membuka bisnis di London dan dia akan berada di sana selama satu minggu. Aku juga tidak bisa menjamin setelah selesai dengan pembukaan bisnisnya, dia segera kembali ke Korea,”
Setelah mendengar penuturan Taehyung, Yoongi menarik napas dan mengembuskannya lama. Dia menutup mata erat, memikirkan apa yang harus dia lakukan di saat Jungkook sedang menjauhinya? akan sulit baginya jika sang korban yang merupakan adiknya sendiri sedang enggan berurusan dengan kasusnya.
“Baik. Aku akan segera membawa kasus ini ke pengadilan. Terima kasih Taehyung atas informasinya,”
“Sama-sama,” Taehyung menarik bibir ke atas lagi. Namun, senyum itu tidak berlangsung lama, takala kedua irisnya tidak sengaja menangkap raut heran Kyuhyun di ambang pintu.
“A-ayah,” ekspresi Taehyung mendadak berubah. Menyebabkan Kyuhyun menyimpan segudang pertanyaan di kedua alisnya yang bertaut.
“Tadi kau menghubungi siapa?” selidik Kyuhyun. Dia mengikis jarak antara dia dengan a. Taehyung bergegas menyimpan ponselnya di saku celana dan mencoba tersenyum tenang. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau jantungnya saat ini seakan mau berhenti.
“Teman kampusku di London. Dia berkata ingin mengunjungiku ke Korea,” balas Taehyung. Tapi nampaknya Kyuhyun belum puas akan jawaban sang anak.
“Kau serius?” Taehyung ingin mati rasanya saat netra penuh curiga Kyuhyun berpusat tepat di bola matanya.
“I-iya ayah. Mungkin minggu depan ia akan segera ke rumah kita,” Taehyung mangut-mangut. Beruntung Kyuhyun tidak berjarak amat dekat dengannya. Jika iya, ia pasti bisa mendengar dentuman detak Jantungnya yang sangat keras.
“Jika ia tiba di rumah kita, layani dia sebaik mungkin. Jangan biarkan orang lain menilai jelek keluarga kita,” titah Kyuhyun dan direspons oleh anggukan kepala dari Taehyung. Ia kemudian melenggang dari kamar anaknya dan kepergiannya membuat Taehyung bisa bernapas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...