Aku saranin banget kalian dengerin lagu K.Will-cold ost remember saat baca ini. Karena, arti dari lagu itu berkaitan dengan cerita ini ^^. Apalagi, saat kalian membaca adegan Yoonkook ^^. Lagu ini recommended banget untuk didenger.
"Yoongi, Yoongi!" Yoongi menoleh ke samping, begitu ia menemukan sosok lelaki pendek tengah berlari menuju dirinya. Ia yang sedang berdiri di pinggir atap lantas menghampiri lelaki itu dengan kedua alis yang bertaut.
"Ada apa, Kyungsoo? kenapa kau berlari seperti dikejar hantu?" tanya Yoongi bingung. Ia heran kenapa teman sebangkunya itu berlari panik menuju padanya.
"Ini gawat, Jeon Yoongi." sahut lelaki bernama Kyungsoo itu dengan napas yang terengah. Ia membungkukkan badan sebentar, mengatur napasnya yang tak teratur sebelum kembali berkata
"Terjadi sesuatu dengan adikmu." Lanjut Kyungsoo dengan napas yang masih tersegal. Yoongi spontan mendelik. Jantungnya tiba-tiba berdebar panik.
"Apa yang terjadi padanya?" Yoongi memegang bahu Kyungsoo dengan ekspresi khawatir. Ia tentu tidak akan bisa tenang, jika terjadi sesuatu yang menyangkut keluarganya. Baik itu ayah, ataupun adiknya.
"Dia... dia..." Yoongi semakin cemas lantaran Kyungsoo menjelaskannya dengan ucapan yang terbata-bata.
"Jawab yang jelas, Do kyungsoo!" Yoongi membentak dan membuat Kyungsoo tersentak kaget.
"Adikmu dibully. Ia diserang dengan telur busuk."
Yoongi yang mendengarnya melebarkan kedua bola mata. Tanpa membuang waktu yang lama, ia bergegas berlari menuju sekolah adiknya yang posisinya berada di sebelah kanan sekolahnya.
*********
"Ayah... Yoongi hyung... aku mohon tolong aku," lirih Jungkook dengan kepala yang menunduk. Ia tak sanggup lagi menerima berbagai serangan telur, tepung, dan tomat busuk dari teman-temannya. Apa yang mereka lakukan menciptakan lubang besar di hatinya. Sebuah lubang besar yang membutuhkan waktu lama untuk tertutup.
"Hiks... hiks..." Jungkook hanya mampu mengalirkan cairan bening tanpa melakukan perlawanan. Payah memang. Tidak sepatutnya seorang lelaki meneteskan air mata. Tapi apa daya, mereka semua seakan tak punya hati membully dirinya atas dasar anak penghianat.
Ia bukan anak penjahat. Ayahnya adalah orang baik. Tidak. Bahkan sangat baik. Saking baiknya sang ayah, Jungkook kadang sulit membedakan ayahnya dengan malaikat.
"HENTIKAN SEMUA INI!" serangan untuk Jungkook mendadak berhenti, kala seorang remaja lelaki bermata sipit, datang di tengah-tengah teman Jungkook. Ia bergegas melangkah mendekat ketiga teman Jungkook, dan tidak lupa dengan tatapan elangnya yang menakutkan.
"Apa yang kalian lakukan padanya?" Yoongi bertanya dengan suara yang terdengar dingin. Jangan lupa dengan tatapan mematikannya. Siapapun yang melihatnya pasti akan merinding.
"Ka-kami hanya," mereka mendadak kehabisan kata-kata. Mulut mereka langsung kering ketika berhadapan dengan tatapan nyalang milik Yoongi.
"KENAPA KALIAN DIAM SAJA, HUH?!" Yoongi berteriak geram dan sukses membuat bulu kuduk mereka menegang. Ketiga teman Jungkook itu hanya bisa menelan ludah yang kering, tanpa mampu berucap tuk membela diri.
Siapa yang berani melawan seorang Jeon Yoongi? ia memang terkenal cuek dan pendiam. Tapi jika sudah marah, seorang preman pun tak berani melawannya walau hanya membalas tatapan tajamnya.
"Jika kalian berani melakukannya lagi, maka aku..." ketiga teman Jungkook melangkah mundur begitu Yoongi berjalan maju mendekati mereka. "tak akan segan membunuh kalian dengan tanganku sendiri," tukas Yoongi dengan tatapan menakutkannya. Ketiga teman Jungkook yang mendengarnya menegak ludah. Jantung mereka seakan copot dengan ucapan Yoongi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...