Akan lebih baik jika kalian mendengarkan lagu Yang Yoseob – I coldn't cry because i'm a man (ost ruler master of the mask)
"HEY, YOU! I WILL TAKE YOU TO THE POLICE OFFICE!" Pria berkumis kecoklatan itu lagi-lagi berteriak. Ia terus mengejar lelaki yang mencuri makanan di tokonya, sampai akhirnya sosok yang dianggap pencuri melewati Yoongi.
Jungkook
Darah Yoongi seakan berdesir. Langkah itu. Langkah yang baru saja lewat di depannya sama persis dengan seseorang. Seseorang yang sudah pergi jauh selama delapan tahun. Seseorang yang sebenarnya berada di tempat yang berbeda. Dan seseorang yang selama ini ia rindukan.
"Apakah kau Jungkook?"
Setetes cairan liquid mencelos tanpa diberi aba-aba oleh Yoongi. Orang itu. Entah mengapa, lubuk hati Yoongi berkata bahwa sosok itu adalah adiknya.
Jika dikaitkan dengan logika, hal tersebut tidak masuk akal. Mustahil kalau orang yang sudah mati bangkit dari kuburnya.
Tapi, yang namanya naluri tidak bisa berbohong. Begitu pencuri muda itu melintasi dia, otaknya seakan merekam kembali bayangan senyum, tawa, serta wajah Jungkook.
Orang yang baru saja lewat di depannya, seolah memberi semua kenangan yang sudah lama ia kubur. Entah itu kenangan indah maupun buruk. Yang jelas, orang itu adalah orang pertama, yang membuka segala kenangan Yoongi bersama Jungkook.
Yoongi akhirnya memutuskan untuk mengejar pencuri itu. Ia berlari sekencang-kencangnya menyusul lelaki itu, yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.
"Jungkook, Jungkook, Jungkook." Yoongi berteriak keras sembari berlari. Tidak. Ia yakin ia tidak sedang bermimpi. cara orang itu berlari tidak jauh berbeda dengan mendiang adiknya.
Ia sudah hidup bersama dengan sang adik selama tujuh belas tahun. Mustahil baginya kalau ia tidak tahu apapun tentang Jungkook termasuk caranya berlari.
"Jungkook, kau mau kemana? jangan tinggalkan kakak, dik." Yoongi memekik dengan air mata yang berlinang. Ini untuk pertama kalinya setelah delapan tahun, ia merasakan kehadiran orang yang paling ia sayangi.
Dan Yoongi, tidak mau kehilangan momen ini. Walau tiupan angin yang dingin menusuk tulang, ia tidak acuh. Ia tetap melajukan langkah kakinya, tak peduli dengan cuaca dingin yang sedang melanda kota London.
********
"Ini, aku membelikan kopi moccahino kesuka–– eh kemana dia?" omongan Kyungsoo tergantung, saat penglihatannya tidak menangkap kehadiran Yoongi. Pasalnya, baru lima belas menit ia pergi ke kedai kopi, tapi lelaki itu malah menghilang.
"Kemana dia pergi?" Kyungsoo mengedarkan mata bulatnya ke segala arah. Tapi, yang ia lihat justru orang-orang berambut pirang dan berbadan tinggi besar. Bukan Yoongi yang berambut hitam serta berperawakan sedang.
"Ya Tuhan, dia tidak pernah bosan merepotkanku." Kyungsoo menghembuskan napas jengah. Ia berinisiatif mencari Yoongi ke tempat lain, namun niatnya diurungkan begitu ia mendengar suara teriakan yang tak asing.
"Yoongi?" dua gelas kopi moccachino terjatuh dari tangan Kyungsoo. Ia terbelakak dengan sahabatnya yang berteriak seperti orang gila memanggil nama Jungkook.
Tunggu dulu. Mengapa Yoongi menyebut nama orang yang sudah mati. Ya ampun. Lelaki itu pasti kumat lagi.
Alhasil, dengan perasaan cemas, Kyungsoo berlari kencang menyusul Yoongi yang punggungnya perlahan menjauh darinya. Ia sungguh tak mengerti mengapa Yoongi bisa memanggil orang yang sudah beda alam.
"Yoongi, apa yang kau lakukan?" Akhirnya Kyungsoo berhasil meraih pundak Yoongi lalu menarik tangan lelaki itu.
"Lepaskan aku. Dia adikku. Aku ingin mengejarnya." Yoongi meronta-ronta di dalam genggaman lengan Kyungsoo. Ia tiada hentinya berteriak meminta dilepaskan, namun Kyungsoo mengabaikannya. Ia tahu. Saat ini, sahabatnya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...