Jungkook, Where Are You?

3.3K 421 140
                                    

"Kemana Jungkook?" tanya Yoongi pada Kyungsoo, saat ia tidak mendapati batang hidung Jungkook di rumah temannya itu. Ia disambut dengan ketidakberadaan adiknya, saat ia baru kembali dari pekerjaan part time-nya.

Kyungsoo yang sedang duduk di atas sofa, lantas menghampiri temannya itu yang nampak khawatir. "Tadi, ia membantuku membuang sampah. Tapi, sampai sekarang ia belum kembali. Padahal, jarak tempat pembuangan sampah dengan rumahku tidak jauh," tutur Kyungsoo. Ia sedari tadi menunggu kepulangan anak itu sambil meletakkan bokong di sofa.

"Apa? ia belum pulang sampai sekarang?" Yoongi membelalak. Jika waktu tidak menunjukkan pukul sebelas malam, ia kemungkinan tidak sangat cemas. 

"Aku akan meneleponnya." Ucap Yoongi sambil mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Ia memasukkan nomor Jungkook yang sudah pasti ia ingat, lalu menempelkannya di telinga.

"Sial!" umpat Yoongi begitu yang mengangkat panggilan telepon bukan Jungkook, melainkan seorang operator. Ia menelepon lagi adiknya yang belum pulang itu, tapi ia kembali mendapat suara operator di seberang sana.

"Aku harus mencarinya." Tanpa membuang waktu banyak, Yoongi menyambar jaket yang sebelumnya ia gantung, lalu melenggang dari rumah Kyungsoo. Kyungsoo pun mengekori temannya itu dari belakang, karena ia merasa bersalah telah menyuruh anak itu keluar tengah malam.

                  **********

drtt, drtt, drtt

Sebuah ponsel milik seorang lelaki yang tengah terkulai tak sadarkan diri, terus bergetar menunggu jawaban darinya. Namun sayang, remaja lelaki yang sedang tertidur tenang di dalam bagasi mobil itu, tak kunjung bangun dan menjawab panggilan. Sekalipun ia sadar, ia tetap tidak bisa melakukannya. Mulutnya kini disekap dengan kain hitam, kedua tangannya terikat oleh tali tambang.

"Tuan Cho, apa yang akan kita lakukan dengan anak itu?" tanya seorang supir pada lelaki paruh baya yang duduk di sampingnya. Ia fokus menggerakan setir mobil, sambil menunggu jawaban pasti dari tuannya itu.

"Bunuh saja dia!" sang supir mendelik sempurna, ketika ia mendengar sebuah kata 'membunuh'. Ia bisa saja menculik seseorang, tapi tidak dengan melenyapkan nyawanya. Ia sebagai seorang manusia masih memiliki hati kecil. Ia tentu tak tega melihat orang mati di tangannya sendiri.

melihat supir pribadi sekaligus orangnya ketakutan, ia tersenyum sinis lalu mencengkram pundaknya. "Tenang saja. Aku akan membantumu membunuh anak itu." Tuan Cho menyeringai. Sang supir yang notabane nya adalah orang bawahan tuannya itu hanya bisa mengangguk pelan, meski hati memberontak untuk menolak.

                      ********

"Jungkook," Yoongi meninggikan suaranya memanggil nama sang adik. Ia kini sudah berada di taman yang biasa dikunjungi Jungkook, tapi anak itu tidak menunjukan tanda-tanda keberadaannya. 

"Dimana dia?" Yoongi membuang napasnya yang berat, lalu memijat pelipisnya. Lebih dari sepuluh tempat ia mencari sosok adiknya, tapi ia sampai saat ini belum mendapat petunjuk. 

"Yoongi, sebaiknya kita hentikan pencarian adikmu. Sudah tiga kali kita berkeliling di komplek ini, dan aku rasanya sangat lelah." Kyungsoo menghentikan langkah kakinya, kemudian menarik napas yang banyak guna mengatur sistem pernapasannya.

Yoongi yang mendengarnya lantas melirik tajam Kyungsoo. Ia tidak bisa santai jika terjadi sesuatu dengan Jungkook
–satu satunya orang yang ia miliki–. Kepergian ayahnya yang tragis cukup menoreh luka di hatinya. Dan ia, tidak mau kejadian itu terulang pada adik semata wayangnya tersebut.

Seakan mengerti dengan tatapan Yoongi, Kyungsoo mengatupkan bibir dan menelan ludah kasar. Tidak ada yang berani mengelak Yoongi jika ia sudah memberikan tatapan tajamnya.

BogoshipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang