Return

2.2K 315 107
                                    

"Hyung, apa aku punya kakak selain dirimu?"

Jantung Sehun seakan mau copot dari dada. Apa yang terjadi dengan Woo sampai ia bertanya pertanyaan yang menakutkan?

"Apa maksudmu? kakakmu tentu hanya aku. Tidak ada orang lain yang menjadi kakakmu, adikku." Sehun berusaha menghilangkan ketegangangnya, dengan mengulas senyum dan elusan di rambut Woo.

"Benarkah?" Woo tak percaya akan ucapan Sehun. Ia tatap kakaknya itu dengan intens, bermaksud mencari sebuah fakta di kedua bola matanya.

"Tentu, Oh Hyun Woo. Sepertinya, kamu mulai terpengaruh efek drama. Kan aku sudah melarangmu menonton drama, tapi kenapa kau melanggarnya?" Sehun berkata lembut. Walaupun sebenarnya ada rasa takut sampai ia sulit berbicara lembut.

"Tidak, Hyung. Aku jarang menonton drama." Woo menyangkal. "Di bayanganku, aku seolah melihat dua orang lelaki sedang berkejaran. Dan salah satu lelaki itu mirip denganku." Woo menjelaskan tentang bayangannya dengan kening yang mengernyit. Ia antara sedang berdelusi dan tidak. Bayangan itu bagaikan kepingan kenangan yang tidak diketahui olehnya.

"Bicaramu makin aneh," Sehun berkata gugup. "Lupakan delusimu. Kamu seperti itu karena sedang lapar."

Woo yang mendengarnya lantas mengangguk. Oh Sehun adalah kakak semata wayangnya di dunia ini. Dan selamanya akan seperti itu. Mungkin bayangan itu terbentuk, akibat cacing di perut yang sedang beraksi protes. Ia tidak mungkin punya kakak selain Sehun.

             *************

"Apa yang terjadi dengannya?" Kyuhyun langsung berlari panik, begitu sang putra datang ke rumah dengan kondisi yang bergetar, serta wajah yang sudah penuh keringat dingin. Anaknya itu terus bergumam ucapan yang tak jelas, dan membuat Kyuhyun makin khawatir olehnya.

"Sepertinya trauma lamanya kembali kambuh, tuan besar. Tadi siang saat di London'eyes, tuan muda berjongkok takut, dan ia terus-terusan menyebut nama Jungkook." Tutur Kepala Pelayan Jung.

Mendengar nama 'Jungkook', sontak mengejutkan jantung di dada Kyuhyun. Keponakan dari almarhum kakaknya itu sudah lama mati. Mustahil jika dia hidup lagi. Meskipun ada kemungkinan ia mengalami reinkranasi, tetap saja itu omong kosong. Anak itu meninggal delapan tahun yang lalu, dan tidaklah mungkin jika ia berenkranasi secepat itu.

"Aku minta maaf. Aku menyesal tidak menolongmu, Jungkook," Taehyung terisak. Mukanya sudah mulai pucat, dan suaranya melemas.

"Taehyung, apa yang kau bicarakan? Jungkook sudah mati. Tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan." Kyuhyun menarik bahu Taehyung, memaksa anaknya agar berhadapan dengan netranya yang hitam.

"Ayah, ta-tadi aku bertemu dengan Jungkook. Dia bilang ia akan membunuhku. Ia membenciku karena aku tidak menolongnya, dan membuat Yoongi hyung menderita atas kematiannya." Taehyung makin kencang mengeluarkan deraian air mata. Ia menengadahkan kepala, dan memberikan tatapan meminta bantuan pada ayahnya lewat pandagan mata.

"Ayah... tolong bantu aku. Aku takut, ayah. Aku sangat takut." Pinta Taehyung sembari tersedat-sedat.

"Jangan khawatir, anakku. Aku akan melenyapkan anak itu, sama seperti aku melenyapkan sepupumu. Aku tidak peduli tangan ini kulumuri dengan darahnya, asalkan kau tetap aman." Kyuhyun mencengkram erat bahu Taehyung.

Taehyung mengangguk samar. Ia sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi dengannya. Kenapa orang yang sudah mati muncul di hadapannya?

           **************

"Ayah... aku mohon jangan pergi."

"Ayah tidak akan meninggalkanmu, nak. Sampai kapanpun, ayah akan selalu berada di sampingmu,"

BogoshipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang