Yoongi menekan saklar lampu rumahnya saat tiba di ambang pintu. Ia pikir seluruh lampu rumahnya padam lantaran Jungkook mau menjahilinya.
Tapi hal itu jauh dari pemikirannya. Ada seorang penyusup di dalam rumahnya yang tengah mengarahkan pisau di atas dada adiknya. Tentu saja Yoongi seketika terbelalak lebar. Dia langsung berlari ke penyusup itu kemudian memberi pukulan di leher belakangnya lewat tongkat.
“Dasar brengsek!”
Lelaki bermasker serta bertopi hitam langsung tumbang. Membuat pisau yang ia gunakan untuk menghunus jantung Jungkook terjatuh.
"Jungkook apa kau baik----" Alangkah paniknya Yoongi saat mendapati darah di pelipis Jungkook. Bukan hanya itu saja, adiknya itu nyaris dibunuh oleh orang asing di rumahnya.
Andai dia tidak melumpuhkan orang asing itu dengan tongkat, pasti dia akan kembali seperti dulu. Terluka dan menderita atas kepergian seseorang berarti dalam hidupnya.
Yoongi lantas mengambil kotak P3K, membersihkan darah di kening adiknya, kemudian mengolesi obat merah. Ia hanya satu jam pergi ke luar rumah, Tapi adiknya berada dalam bahaya. Menyebabkan jantung Yoongi seolah mau copot.
"Aku takut. Aku sangat takut, hyung." Jungkook menangis menjerit di dalam pelukan Yoongi. Ia meremas erat kaos Yoongi tak mau kakaknya itu pergi dari pelukannya.
"Jangan takut! Ada aku di sini, Jungkook-ah." Yoongi mengelus hangat punggung sang adik yang bergetar.
"Yoongi, kita apakan dia?" Kyungsoo mengangkat paksa lelaki itu yang terbujur lemah.
Yoongi yang sedang menangkan sang adik beralih menatap tajam lelaki itu. Dia melepas pelukannya secara pelan, sebelum akhirnya dia menarik kerah lelaki bermasker hitam.
Yoongi melepas masker hitam lelaki itu, dan tampaklah wajahnya yang terdapat luka jahitan di kening. Bukan Kyuhyun yang seperti ia duga.
"Siapa dirimu?" Dingin dan menakutkan. Itulah gambaran dari suara Yoongi kepada lelaki itu. Yoongi terkenal akan kegarangannya. Jika sifatnya muncul, maka tak ada satupun yang bisa menghindarinya.
"Perlukah aku menjawabnya?" Lelaki itu membentuk seringai. Yoongi yang mendengarnya menggertak gigi serta mengepalkan tangannya.
"Dasar brengsek!” Sebuah satu pukulan telak mendarat di pipi lelaki itu. Dia pun terjatuh terjerembab dan menyentuh pipinya yang berdenyut sakit.
“Beraninya kau menyentuh adikku.” Yoongi kembali melayangkan pukulannya yang keras. Darah di tubuhnya yang mendidih membuat dia melayangkan pukulan keras berkali-kali padanya.
"Yoongi, hentikan!” Kyungsoo menarik tangan Yoongi yang tiada habisnya menghajar wajah lelaki bermasker hitam itu.
“Lepaskan aku! Dia harus mati! Aku ingin melihatnya mati!” Yoongi melakukan pemberontakan. Tangannya masih ingin menghancurkan wajah lelaki yang nyaris membunuh adiknya.
“Yoongi hyung, hentikan!” Jungkook menginterupsi. Dengan langkah yang tertatih dia menarik Yoongi dari Kyungsoo lalu menyentuh bahunya.
“Aku tidak ingin kau menjadi pembunuh,” ucap Jungkook. Betapa hancur hatinya jika sang kakak tercinta menjadi seorang pembunuh karena melindunginya.
Emosi Yoongi melunak. Dia perlahan membuka kepalan tangannya dan mengambil napas yang terdengar cukup panjang.
“Kau dengar itu? Jika sekali lagi kau menyentuh adikku, jangan salahku namamu akan berada di rumah ‘peristirahatan’.” Yoongi memasang muka super dingin saat mengarahkan jari ke lelaki itu. Andai bukan permintaan sang adik, dia pasti sudah mengantarnya ke neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...