“Ayo, kita pergi! aku tidak mau ada saksi yang nantinya melihat kita.” Dengan langkah yang terburu-buru, Kyuhyun meninggalkan Sungai Geum, setelah ia melakukan hal yang keji.
Sekretaris Heo -selaku orang bawahan Kyuhyun-, hanya bisa pasrah mengikutinya, tanpa bisa bergerak menolong Jungkook. Ia menatap Sungai Geum cukup lama, sebelum ia masuk ke dalam mobil.
Tapi, tidak jauh dari mereka, ada seorang remaja lelaki yang menyaksikan kekejian mereka. Tubuh remaja itu bergetar, napasnya tercekat. Ia sangat banyak memproduksi keringat dingin di dahinya.
“Aku akan menyelamatkannya,” remaja lelaki itu hendak menyelamatkan Jungkook. Namun, sebuah kalimat dari seseorang mengurungkan niatnya.
Jangan pernah ikut campur dengan urusan ayah, jika kau tidak mau aku lenyapkan di bumi ini.
Remaja yang berparas tampan itu mengingat betul ancaman seseorang yang mengerikan. Ia melangkah mundur dan tidak jadi menyelamatkan nyawa Jungkook.
“Apa yang harus kulakukan?” gumamnya gelisah. Ia menggigit bibir bawah, mencari ide cemerlang. Hingga sebuah ponsel menginspirasinya untuk menyelamatkan Jungkook.
“Aku akan menghubungi polisi.” Remaja lelaki itu mengeluarkan ponsel, dan dengan gesit ia mengetik nomor kepolisian.
“Cho Taehyung, apa yang sedang kau lakukan?”
Karena suara itu, Taehyung seketika menegang, lalu ponsel yang ia genggam melepas.
“A-ayah,” mata Taehyung melotot, begitu ia mendapati sosok sang ayah yang sedang menyeringai.
“Sedang apa kamu, nak?” Kyuhyun tersenyum sinis, lalu melangkahkan tengkuknya mendekati Taehyung.
Taehyung refleks mundur. Jemarinya bergetar, namun ia sebisa mungkin menghilangkan kecemasannya.
“Kau tidak melihat apa-apa, kan?” Kyuhyun mengelus puncak kepala Taehyung dengan senyum kepura-puraan.
Seolah mengerti ucapan sang ayah, Taehyung menelan ludah yang kering.
“A-aku,” Taehyung tergagap. Entah mengapa ia kehabisan kata-kata.
“Aku kenapa, hm?” Kyuhyun kembali melontarkan pertanyaan, yang menurut Taehyung sangat menegangkan.
“Aku hanya, aku hanya...” Taehyung melirik cemas. Belum pernah di dalam hidupnya, ia menatap mata ayahnya jika beliau sedang marah.
“AKU BERTANYA, APA YANG KAU LIHAT DI SANA, HUH?” Kyuhyun spontan meraih pundak Taehyung yang bergetar, kemudian menggengamnya dengan erat. Tidak lupa ia memberikan tatapan yang tajam dan nampak sama persis ketika ia melihat Jungkook.
“Aku tidak melihat apa-apa, Ayah. Aku sama sekali tidak melihatnya.” Taehyung berucap dengan suara yang bergetar. Air mata yang sempat ia tahan akhirnya tumpah, kemudian membasahi pipinya yang bersih.
Kyuhyun yang mendengarnya menggertakan gigi. Ia mengangkat dagu anaknya dengan kasar, lalu mencengkramya dengan kuat. Apa yang dilakukan Kyuhyun semakin menambahkan rasa ketakutan di benak Taehyung. Jemarinya kini sudah bergetar hebat, keningnya semakin banyak mengeluarkan peluh dingin.
“KENAPA KAU BERBOHONG ANAK NAKAL?!” Pekik Kyuhyun lepas kontrol.
“Aku tidak melihatnya, Ayah. Aku tidak berbohong.” Ucap Taehyung sambil menggeleng ketakutan. Bibirnya yang basah oleh air mata nampak bergemetar.
“Aku ingin kau menutup mulutmu, anak nakal,” ucap Kyuhyun geram. Ia semakin memperdalam cengkramannya. “Jika tidak, maka aku...”
Taehyung menelan ludahnya yang pahit, ketika Kyuhyun menggantungkan ucapannya. Ia tidak tahu kenapa jantungnya seakan mau copot menunggu kalimat sang ayah selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda
FanfictionKesengsaraan, penderitaan, dan kehilangan. Ketiga kata itu datang secara tidak terprediksi. Tak terkecuali untuk Yoongi. Bagi dia, ketiga kata itu melebur dalam sebuah ikatan bernama 'takdir.' Dia terluka atas takdir yang tertoreh di buku langit. D...