Bad Night

2.1K 297 42
                                    

"Hyung," panggil Jungkook.

"Ada apa?" Sahut Yoongi

"Apa ayah ada di sana?" Yoongi mendongak mengikuti arah jari telunjuk sang adik.

"Tentu. Ayah sudah bahagia bersama bintang-bintang itu." Kata Yoongi.

"Kapan kita pergi ke sana? Aku sangat merindukannya, hyung." Kata Jungkook tanpa melepas pandangannya dari tumpahan ribuan bintang di langit. Dia mencoba menggengam bintang yang nan jauh di langit, seolah sang ayah sedang berada di hadapannya.

"Mungkin suatu saat nanti. Tapi kau tidak boleh pergi lebih dulu. Aku mau kita bersama-sama menyusul ayah." Yoongi tiba-tiba cemas. Dia tidak ingin tercebur ke dalam lubang penderitaan lagi.

"Tidak akan, hyung. Mulai hari ini, esok, dan selamanya, aku akan selalu di sampingmu." Jungkook bangun kemudian menatap lekat wajah Yoongi. Dia menggengam hangat tangan sang kakak sebelum membawa kakaknya ke dalam dekapannya. 

"Cukup selama ini aku menjauh darimu. Aku tidak ingin melukai kakakku lagi. Hatiku sakit saat melihatmu menangis." 

Yoongi terenyuh mendengarnya. Rasa haru yang menguasai hati menggerakkan tangannya untuk mengusap belakang kepala Jungkook.

                    *******

"APA?!" Kyuhyun langsung menegak, tangannya bergetar memegang sebuah foto yang menampilkan seorang pemuda berwajah bayi.

"Aku sudah membunuhnya. Kenapa dia masih hidup?" Kyuhyun memekik geram. Dia melempar semua benda di atas meja, termasuk papan kaca namanya.

"Kau yakin anak ini adalah dia?" Kyuhyun bertanya sambil menunjuk muka sekretaris Heo. Napasnya memburu menahan gejolak emosi.

"Ya Tuan. Aku melihatnya tinggal bersama Yoongi dan dia memanggilnya dengan sebutan 'hyung," tutur sekretaris Heo.

"Tidak. Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin." Kyuhyun berteriak lagi di akhir kalimat. Dia meremas kepalanya lalu menggigit jari cemas. 

"Aku harus melakukan sesuatu. Anak itu tidak boleh lepas. Dia bisa mengancamku." Kyuhyun meraih jas yang tersampir di stand hanger kemudian berlari tergesa menuju tempat parkir. 

                     *****

Ting tong

"Tunggu sebentar," Jungkook menyahut suara bel yang berdering sampai ke dalam. Dia sebenarnya malas untuk memutar kenop pintu lantaran game terbaru di ponselnya cukup seru.

Ting tong

"Aish, tidak bisakah dia bersabar sedikit?" Jungkook menggurutu jengkel. Yoongi dan Kyungsoo pergi beberapa jam yang lalu ke supermarket. Dan dia tidak diajak dengan alasan yang sepele.

Yoongi tidak senang Jungkook ikut hanya karena dia usil dan cerewet. Padahal, dia ingin menghabiskan waktu bersama sang kakak. Tapi dia justru ditinggal sendirian.

Ting tong

ketika dering bel yang ketiga, Jungkook melempar ponselnya kesal lalu berjalan menuju pintu. Namun, semua lampu di rumahnya tiba-tiba padam dan menimbulkan kerutan bingung di dahi Jungkook.

"Apa Yoongi hyung belum membayar listrik?" Jungkook menerka. Tapi dia lupakan hal itu kemudian membuka pintu.

"Selamat da---- arghh!" Jungkook langsung terjatuh tersungkur ke belakang. Matanya bergetar takut kala seseorang bertopi dan bermasker hitam, hendak menyerangnya dengan pisau.

"Si-siapa kau?" Jungkook mundur dengan napas yang tercekat di tenggorokan. Ingin rasanya dia menghubungi Yoongi, namun rumahnya yang gelap membuat ia sulit mengambilnya di sofa.

"Aku bilang siapa dirimu, huh?" Jungkook mencoba bersikap berani meski dengan suara yang bergetar. Dia meraba laci meja dan mengambil gunting. Ia mencoba menggores mata orang itu namun dia didorong kencang sampai menubruk meja kacanya.

Prang

"Akhh!" Jungkook mengaduh kesakitan. Dia menyentuh kepalanya yang seketika berputar, dan darahnya perlahan mengalir di pelipis.

"Siapa sebenarnya diri---akhh!" Jungkook untuk kedua kalinya meringis saat dia mencoba untuk berdiri. Dia menggelengkan kepalanya sedikit lantaran pandangannya mendadak buram. 

Melihat Jungkook yang lengah, lelaki yang bermasker serta bertopi hitam melayangkan pisau ke Jungkook. Jungkook yang menyadarinya cepat-cepat menghindar walau terhuyung.

Lelaki bertopi dan bermasker hitam menjadi kesal. Dia berlari cepat ke arah Jungkook, tapi Jungkook melempar lelaki itu dengan berbagai benda di sekitarnya.

"Pergi kau sebelum aku menghubungi polisi!" Jungkook mengancam sambil melempar benda apa saja ke lelaki itu.

Lelaki bertopi dan bermasker hitam itu tidak terima atas perlawanan Jungkook. Ia mempercepat langkahnya menuju Jungkook, mendorongnya keras, lalu melayangkan pisau ke dada remaja lelaki itu.

Jungkook dengan cekatan menahan mata pisau, yang nyaris menembus jantungnya. Tangannya sampai bergetar lantaran tenaga lelaki itu yang jauh lebih besar darinya.

"Siapa kau sebenarnya? Dan kenapa kau ingin membunuhku?! Jungkook bertanya sembari menahan ujung mata pisau. 

lelaki bertopi serta bermasker tak kunjung membuka mulut. Dia justru mengeluarkan seluruh tenaganya dan perlahan berubah menjadi 'malaikat maut' bagi Jungkook.

Jungkook makin mengeluarkan tenaganya, menahan mata pisau yang nyaris mengoyak jantungnya. Dia tidak mau melanggar janji lagi. Dia tidak ingin melukai hati Yoongi untuk kedua kalinya. Yoongi hanya punya dirinya seorang. Dia tidak mau pergi lagi dari kakaknya.

Akan tetapi, tenaga Jungkook perlahan-lahan melemah. Kepalanya yang terbentur meja kaca, membuat tenaga di tubuhnya perlahan berkurang.

Lelaki bermasker dan bertopi hitam menyeringai. Dia melepas paksa tangan Jungkook di pisaunya, kemudian mengangkat tinggi benda tajam tersebut.

"Argh!" Lelaki itu berteriak. Pisau yang diangkat tinggi-tinggi oleh lelaki itu siap meluncur ke dada Jungkook, kemudian mengoyak jantungnya sampai anak itu mengembuskan napas terakhir. 

"Hyung, maaf. Aku melanjar janji kita lagi." Air mata Jungkook meluncur. Dia memejamkan mata erat mempersiapkan diri saat mata pisau itu mengoyak jantungnya.

                  

                       TBC

Aku sengaja cepet up akhir2 ini. Soalnya selesai uprak aku mau hibernasi dri dunia orange 😂😂😂

Jadi gk tahu deh kapan mau up lagi. Mungkin kapan2 hehehehe

Salam hangat
Dhifanur 😍😍😍

BogoshipdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang