Chapter 07 : My Freak Family

21 3 0
                                        

Krink...Krink...Krink...

Beker berteriak-teriak keras mewartakan kegembiraan pagi ini, dan semua itu tak ayal langsung membuat Junex terjaga. Seketika ia membuka mata yang begitu berat untuk melihat apa yang terjadi. Ia kira suara itu alarm penyerangan alien besar-besaran di bumi–seperti di mimpinya. Namun begitu melihat sekitar, tidak ada yang begitu yang istimewa.

Sasaran mata lesu Junex tertuju pada beker yang ribut itu. Secepat kilat guling melayang hingga menyingkirkan beker dari meja. Lemparan Junex membuatnya berantakan di lantai.

Nah, dengan begini tenanglah sudah. Tidak ada lagi pengganggu. Junex melabuhkan kembali kepala pada penghentiannya, bantal babi yang empuk. Mata ini benar-benar menggoda otaknya untuk kembali pada lautan mimpi.

Tapi... Tunggu dulu. Ada sesuatu yang ganjil. Ada bau yang tidak sedap. Aroma ini membuat Junex mengendus-endus sekitar. Bau pesing. Oh, tidak!

"KUUUCIIIING!!!"

Suara berantakan muncul lagi dari kamar Junex. Barang-barang jatuh dan pecah. Jeritan. Segalanya terdengar heboh, hingga menyebar ke penjuru rumah.

"Dasar kucing sialan. Berani-beraninya kamu pipis di kasurku. Kamu mau mati!?" Junex pun memalingkan pukulan ke kucing yang ketakutan. Nyaris kena, untung kucing itu meloncat menjauh.

Dengan emosi yang meluap-luap, Junex melanjutkan penghancuran dengan gulingnya. Sudah banyak barang pecah dan berhamburan di lantai. Buku-buku, selimut, pakaian, keramik, pakaian dalam, lampu meja. Semua tampak lebih memenuhi kamar.

Sampai akhirnya, Si kucing tiba di pojok kamar. Tidak ada lagi tempat untuk melarikan diri. Tidak ada lagi tempat yang perawan di sini.

"Mau lari ke mana lagi, Kucing sayang. Nggak bisa lagi lari ya? Tapi inilah imbalan karena bermain-main dengan Tuan Junex," kata Junex sambil tertawa sinis. "Ada permintaan terakhir?"

Kucing mengeong ketakutan.

"Apa?" kata Junex dramatis. "Berharap superhero datang? Tidak untuk saat ini."

Junex memutar-mutar gulingnya sebagai pemanasan sementara kucing sudah setengah mati ketakutan. Ia pun langsung melayangkan gulingnya ke arah kucing. Mampus kamu...

"STOOOP!" suara itu datang bersamaan kehadiran seseorang yang langsung menahan pukulan pamungkas Junex.

Junex memutar bola matanya begitu melihat adiknya, David, tengah memakai seragam polisi mini, berwajah sok serius, memegang pistol air, dan menjadi pahlawan pagi-pagi begini.

"Jangan lakukan itu, Kak. Itu sama saja dengan tindakan kriminal," kata David.

Junex menarik gulingnya, tapi David menahan. "Jangan halangi aku. Biarkan aku memberi pelajaran buat hewan itu supaya ia tidak mengulanginya lagi di kasurku."

"Tidak boleh," kata David sambil menarik kuat.

"Awas, David!" Semakin kuat tarikan Junex. David pun sepertinya tidak tahan melawan tenaga kakak lelakinya. Lalu tiba-tiba David melepas pegangannya membuat Junex menggelepar ke lantai.

Junex mengumpat. Mengucapkan kata-kata seantero kebun binatang yang apabila didengar Antonio, mulutnya bisa di-chainsaw. "Adik sialan, pagi-pagi kamu sudah ngajak berantem ya," katanya saat bangkit.

"Kakak yang salah. Masa kucing ini mau disiksa," sahut David tidak setuju.

"Aku tidak peduli," kata Junex yang mulai emosi. Ia menyiapkan kuda-kuda untuk memukul kucing yang telah berlindung di belakang David. Tepat ketika cowok itu ingin memukulkan guling ke kucing, David menembakkan pistol airnya ke muka kakaknya. Junex pun gelagapan dan risih terkena air.

Daydream*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang