Tepat. Persis seperti dugaanku...
"Aku tidak menyangka, akhirnya kamu sudah mengetahuinya," kata Mondi dengan sinis. Tatapannya tidak kalah sinis. Entah mengapa untuk saat ini wajah seperti itu begitu memuakkan di hadapan Junex. "Darimana kamu mengetahuinya? Atau kamu baru saja menyadarinya saat aku memberi kejutan," katanya lagi dengan nada bergurau, lalu tertawa renyah.
Junex tidak menyahut. Ia hanya diam seperti mematung.
"Atau aku perlu mengatakannya satu per satu?" katanya dengan nada mencuat sinis kembali. Ia mendesah dramatis, lalu berkata, "Wah, ini sangat melelahkan sekali. Baiklah, aku akan menjelaskannya..."
...
Sebelum ada teror pertama, Junex disiksa habis-habisan oleh Jack Rose. Sebelum kejadian itu Mondi menulis kertas ancaman itu kepada Junex. Secara bersamaan, ia juga menulis surat ancaman pula terhadap Keanu. Pantas saja Junex merasa tulisan ini mirip tulisan Mondi. Tulisan Mondi memang paling mudah dikenali karena tulisannya buruk.
Selain itu, masalah "ancaman". Junex mulai mengerti ancaman yang dimaksud. Ternyata Mondi telah mengadu domba dirinya dengan Keanu selama ini. Tanpa diketahui Mondi mengirim surat ancaman kepada Keanu dengan mengatasnamakan Junex. Maka tidak mengapa hampir setiap mereka bertemu, Keanu selalu mengungkit sesuatu tentang "ancaman". Saat mereka bertarung di cafeteria dalam peristiwa Tobi, saat kelompok Jack Rose menyerangnya secara beramai-ramai dan terakhir kalinya, ia juga mendengar tentang itu dari Keanu saat mereka berbicara empat mata di atas gedung rumah sakit.
Teror pertama. Mondi sengaja subuh datang ke sekolah untuk menghancurkan meja dan bangku Junex. Ia sadar ia melakukannya sangat pagi seperti kebiasaan ketua kelasnya, Rulli. Sebenarnya ia bertemu dengan ketua kelasnya itu, tapi untungnya cowok itu tidak terlalu mengindahkannya. Ia juga langsung kembali ke rumah dan datang kembali ke sekolah untuk menyamarkan aksinya.
Teror kedua. Mondi sudah menunggu di balik ruang ganti. Sebenarnya saat membuntuti Junex, setelah meletakkan kertas bergambar bunga itu, ia sempat bertemu dengan Elid. Untungnya ia memberi alasan untuk mengambil sesuatu di tasnya, lalu cepat-cepat pergi. Tapi ia malah bersembunyi di antara kedua orang itu. Ia juga melihat Junex dan Elid berbicara sebentar. Saat itu ia pikir rencananya akan gagal karena kehadiran Elid. Ia telah memasang tali di tangga. Tapi semua berubah saat Elid malah berjalan di tangga yang sebelah kanan.
Teror ketiga. Mondi meninggalkan Lea dan Tobi yang tengah membersihkan lantai bagian kelas IPS dengan alasan ke toilet. Saat itu sebenarnya ia tidak tahu melakukan apa. Ia juga merasa mungkin kedua orang itu pasti akan curiga. Ia akhirnya cepat-cepat langsung menuju ke belakang gedung Sayon. Ia berpikir Junex dan lainnnya sudah membersihkan bagian itu, tapi ternyata belum. Ia hanya mendapati seorang cleaning service meletakkan pel ke dalam gudang. Itu membuatnya berpikir bahwa mungkin mereka akan meletakkan pelnya juga ke tempat yang sama. Hal itu membuatnya melakukan teror di gudang itu.
Entah mengapa dewi keberuntungan begitu mendukungnya. Ia mendapati Junex tengah membersihkan lantai pada bagian itu. Cowok itu juga masuk ke dalam dan mendapati kertas ancaman yang dibuatnya. Dan saat itu ia langsung bergegas memukul cowok itu. Ia berniat membiarkan cowok itu pingsan di tempat itu. Setelah mendengar suara Elid dan Sacquin, entah mengapa membuatnya membawanya cepat-cepat ke gudang yang jauh dari situ. Lalu menguncinya dari luar.
Teror keempat. Mondi sudah langsung mempersiapkan obat pencuci perut begitu Tobi mengatakan ia akan membayar makan di cafeteria besok harinya. Ia melihat semua orang di sekitar itu begitu memperhatikan Junex dan Elid yang heboh mempermasalahkan skateboard-nya yang ditahan Joe. Di saat itu ia mencari waktu yang tepat untuk memasukkan cairan itu ke makanan Junex. Ia pun berpura-pura sibuk mengambil makanan lalu melakukan aksi licik itu di situ, lalu menyerahkan makanannya kepada Junex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daydream*
Teen FictionMenjadi transformasi paling berbeda di keluarga bukanlah hal yang mudah bagi Junex. Ayahnya, Antonio adalah polisi. Ibunya, Cecilia adalah polwan. Kakaknya, Tommi adalah polisi muda. Adiknya, Ria, bercita-cita menjadi polwan, serta adik bungsunya, D...