Hi Readers
Maaf lama nggak update-update... (=.=)v
Kesibukan dan banyaknya anak-anak di hutan, menyita waktu penulis untuk publish cerita Daydream. Menyetor cerita ke semuanya sudah menjadi utang besar, yang harus dilunasi
Untuk menebus kesalahan saya, berikut ini saya sajikan Cerita Junex dkk kembali ^.^
Selama berminggu-minggu Junex bersama sahabat lainnya menghabiskan waktu belajar bersama demi menembus Olimpiade Pendidikan Nasional. Mereka bekerja sama dan saling mengajari satu sama lain. Kehadiran sosok baru, seperti Keanu, Daniel dan Boy membuat suasana menjadi ramai dan menambah semangat dalam belajar.
"Aduh, ini bagaimana sih mengerjakannya. Dua x dikurangi lima, lalu... Lho, kok begini," kata Junex mengeluh sendiri, lalu memukul meja dengan pulpen saking kesalnya.
"Jangan banyak mengeluh. Kerjakan saja sendiri. Bukankah aku sudah mengajarimu sebelumnya?" kata Lea. Ia nampak tidak peduli. Ia begitu menikmati buku Biologi yang dibacanya. Seperti biasa, ia suka membaca artikel-artikel kecil dalam setiap buku.
Boy menatap soal yang membuat Junex begitu stress. Ia mencoba mempelajarinya dan ia sadar ia tahu bagaimana cara mengerjakannya. "Itu sih gampang," kata Boy dengan sombong akhirnya.
"Kamu bisa?" kata Junex dengan tidak percaya. Sikapnya menjadi lunak terhadap Boy. "Ajari aku dong. Kamu nggak tahu kalau Lea mengajari aku itu serasa seperti diajar oleh ibu tiri gila."
"Aku dengar apa yang kamu bilang," cetus Lea tersinggung, tapi tidak membuatnya terlalu memikirkan itu. Bacaan di bukunya terasa jauh lebih menarik.
Boy langsung meraih buku latihan Junex, lalu menghampiri cowok itu. Ia mengajarinya perlahan-lahan sampai Junex mengerti. Kadang saat mengajari, ia membuat cowok itu tertawa, kemudian ia melanjutkannya ke soal-soal berikutnya.
"Nah, gitu dong. Akur. Kalian nampak akrab. Jangan berantem terus setiap bertemu," Daniel tiba-tiba berbunyi saat mereka sedang belajar bersama.
Junex dan Boy langsung menjaga jarak.
"Jadi, kalian berdua sering bertemu? Ini tidak bisa dibiarkan," kata Elid tidak setuju. Ia langsung duduk di tengah Junex dan Boy sambil mendorong mereka saling menjauh. "Aku akan mengawasi kalian berdua," katanya sambil menatap mereka satu per satu.
"Kamu kira kami mau ngapain, Bego!?" kata Junex dan Boy serentak sambil memukul kepala Elid.
"Kamu kira aku mau berteman dengan 'Alien Kusta'!?" kata Boy tidak terima.
"Apa, 'Alien Kusta'? Kamu kira aku mau berteman dengan Anak Gurun seperti kau!?" balas Junex dengan membentak Boy.
"Apa, Anak Gurun? Kamu Manusia Sungai!"
"Kamu Rumput kering!"
"Kamu Tutup Botol!"
"Kamu Batu Kerikil!"
"Kamu Pintu Lemari!"
"Aku Bumbu Dapur!" kata Elid menyambung.
"DIAAM!" sergah Junex dan Boy serentak. Elid jantungan dibuat mereka.
Daniel mendesah lesu. "Yah, berantem lagi deh," katanya. Sacquin terkekeh-kekeh.
"Aku merasa kita berada di antara orang-orang bodoh," kata Tobi dengan bibir menjepit rokok.
"Aku rasa juga begitu," sahut Keanu di sampingnya.
Merekaberdecak sambil menggeleng-geleng begitu melihat Junex, Elid dan Boy saling bertarung satu sama lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daydream*
ספרות נוערMenjadi transformasi paling berbeda di keluarga bukanlah hal yang mudah bagi Junex. Ayahnya, Antonio adalah polisi. Ibunya, Cecilia adalah polwan. Kakaknya, Tommi adalah polisi muda. Adiknya, Ria, bercita-cita menjadi polwan, serta adik bungsunya, D...