Chapter 14 : Rahasia Keanu

14 3 0
                                        

Masih sempat terpikirkan Junex perkataan Daniel. Cowok itu nampaknya bersikeras ingin bersahabat dengan dirinya. Di satu sisi kelihatannya Daniel begitu menyenangkan apabila dijadikan teman. Tapi, di sisi lain, ia tidak ingin cowok itu terkena masalah sementara ia masih baru di Jack Rose. Di satu sisi juga, ia tidak begitu percaya terhadapnya, apakah mungkin ia tidak tahu apa-apa tentang Jack Rose, sementara ia sudah sekolah di sini selama dua minggu terakhir? Atau, ia berpura-pura? ia mungkin mata-mata Jack Rose untuk menghancurkan Daydream. Tapi, ia bersikap baik... Oh, tidak! Junex semakin pusing memikirkan segalanya.

Dia langsung memasang earphone ke telinganya. Seperti kebiasaannya, ia pasti memakainya apabila kepalanya begitu pusing memikirkan sesuatu.

"Kroook... Krook..."

Sial. Junex baru sadar kalau ia belum makan dari pagi. Ia sengaja pagi-pagi sekali melarikan diri dari jendela untuk menghindari program tinggi badan yang membunuh itu.

Junex meremas perutnya yang semakin sakit. Ia sedikit kesal. Tak lama, ia memutuskan untuk kembali secepatnya ke kelas untuk memohon rasa kasihan teman-temannya. Ia akan pura-pura mati. Biasanya cara ini cukup efektif agar Lea dan Elid mentraktirnya makan.

Ketika melewati gedung utama sekolah, perhatian Junex tersita begitu saja. Ia melihat Keanu mengendap-endap dan sigap seperti pencuri. Mau ke mana dia? Sepertinya ini cukup mencurigakan, pikirnya. Ia memutuskan untuk menguntitnya dari belakang.

Keanu tiba di belakang sekolah, tepat di belakang lapangan tua. Letaknya di belakang gedung utama, gedung multimedia. Dulunya ini adalah lapangan basket, namun sekarang area belakang sekolah tidak lagi digunakan. Beberapa ruangan tidak terpakai dijadikan sebagai gudang, dan tempat penyimpanan barang-barang yang tidak dibutuhkan lainnya. Sebenarnya tempat ini cukup luas dan masih sangat cocok digunakan untuk kegiatan olahraga.

Junex bersembunyi di balik gudang sambil sesekali mengintip. Keanu sudah berada di belakang tiang ring lapangan itu. Cowok itu tampak seperti orang ketakutan dan sesekali ia menoleh ke segala arah untuk memastikan keadaan aman.

Keanu perlahan-lahan mendorong meja yang terbalik menutupi dinding. Meja itu bergeser dan tampaklah sebuah lubang besar. Sekali lagi ia melihat sekitarnya dan tidak ada yang mencurigakan. Kemudian Keanu berjongkok menembus lubang itu.

Astaga, ia bolos!

Junex keluar dari persembunyiannya dan datang menghampiri lubang besar itu. Sepertinya Keanu sudah benar-benar pergi. Saat ia hendak mengintip dari lubang itu, sebuah bola mengenai kepalanya dengan sangat keras.

"Aarrghhh," pekik Junex sambil memegang kepalanya yang sakit. Lemparan itu sangat kuat dan membuat kepalanya sedikit pusing. Secepat mungkin ia bangkit karena tidak terima dilempar begitu saja.

"Sialan, siapa yang melakukan itu?" kata Junex sambil nanar melihat siapa gerangan yang melakukannya.

Di sana, di tengah lapangan tua itu, berdiri kokoh seorang cowok jangkung. Tapi, Junex tidak begitu jelas melihatnya. "Heh, apa maksudmu melemparku dengan sembarangan!?" bentaknya mendekati cowok yang lebih tinggi darinya itu. Di posisi itu ia bisa melihat cowok itu dengan benar. Cowok itu berkulit cokelat, hidungnya mancung dan wajahnya khas timur tengah. Ketampanan yang khas.

"Kamu sengaja melakukannya kan?" kata Junex lagi.

"Ups, maaf. Aku memang sengaja melakukannya," kata cowok itu menyesal dengan gaya egois dan tidak bersungguh-sungguh. Sialnya, hal itu membuat Junex semakin naik darah. "Makanya, jangan pernah berusaha menguntit, apalagi ikut campur dengan urusan orang lain."

Daydream*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang