12.

4.9K 779 11
                                    

Rani menangkap lengan Yujin yang langsung melompat begitu menerima chat dari Ten.

"Jin," tahan gadis itu khawatir

"Nggak papa Ran, ini Doyoung. Pacar gua." Ucap gadis itu mencoba menenangkan sahabat nya yang tak kalah khawatir

Rani mengangguk lalu melepas pegangan nya. Menatap punggung Yujin yang berlari masuk ke gedung barat kampus. Wajah Yujin pucat. Terhitung sudah 3 hari sejak gadis itu bertengkar dengan kekasih nya Doyoung, dia tidak makan dengan teratur. Rani khawatir. Sangat.

"Loh Ran, belum pulang?" Tanya Ten yang tiba-tiba sudah ada di hadapan nya, gadis itu menoleh agak kaget.

"Eh, anu. Tadi nungguin Yujin."

"Yang lain mana?"

"Udah pulang semua." Sahut Rani seadanya

"Lu gamau pulang?" Tanya Ten

"Nunggu Yujin aja. Kasian kalo nanti malah pulanh sendiri."

"Oh yaudah. Gua duluan ya. Maaf ga bisa nemenin"

Ten menepuk pelan lengan gadis itu saat merasakan handphone nya bergetar. Membuat pemuda itu segera mengambil langkah tanpa menunggu jawaban gadis yang menatap nya penuh tanya.

Rani masih bisa mendengar Ten mengangkat panggilan telpon, menyahuti dengan sedikit buru-buru. Menenangkan orang di sebrang sana yang seperti nya mengomel kesal.

"Iya iya chung, otw gua nih otw. Bawel banget sih kamu."

Itu suara Ten. Walau nada terakhir terdengar seperti ejekan, tapi di telinga Rani malah terdengar hangat sekali.

Seperti Ten sangat nyaman mengeluarkan nada itu kapan saja. Dan itu justru membuat telinga gadis ini memanas. Siapa? Siapa gadis itu? Chungha. Sepanjang biodata yang Rani ketahui tentang Ten, Rani belum tahu yang satu ini.

Rani menggelengkan kepala, mengusap kasar telinga nya. Mencoba tidak peduli berkali kali walau akhir nya tetap berpikir. Mencoba berekspektasi agar setidak nya tidak shock berat saat nanti tahu siapa gadis ini

________

"Ran kenapa?" Tanya Jennie yang gegoleran di ranjang kamar Yujin sambil mencolek kentang goreng buatan mamah nya Yujin.

"Hmm?" Rani hanya berdeham, masih duduk melamun di meja belajar sampai Yujin masuk ke kamar.

"Ciyeee yang udah baikan berseri-seri banget" tegur Jennie

"Apasih Jen"

"Oh aa' Doyoung, you make my heart dangdutan when you maafin Yujin ouwouwouwo." Jennie langsung bangkit dan  bergoyang membuat Yujin tidak tahan untuk tertawa lebar.

Tapi hanya beberapa saat sampai mereka sadar salah satu manusia konyol di ruangan itu justru diam tidak bereaksi.

"Heh jigong? Diem aja? Kesambet? Tumben diem" cerocos Jennie

Rani masih diam. Tampak berpikir. Mulut nya gatal ingin menanyakan hal yang sedari tadi berputar dikepala nya.

"Yeuuuu gagu beneran tar lu ah" Jennie melempar salah satu boneka babi warna merah muda di ranjang

Rani menangkapnya secepat kilat. Bibir bawahnya maju menunjukkan pout yang hampir membuat Jennie kembali melempari gadis itu gemas jika saja Rani tidak mulai angkat suara.

"Jin, Chungha tuh siapa sih?" Tanya gadis itu

Yujin dan Jennie seketika diam. Yujin diam, karena speechless sedangkan Jennie diam melongo. Tidak mengerti siapa yang dimaksud Rani.

"Chungha? Chungha siapa? Kim Chungha?" Tanya Yujin memastikan

"Oh, nama keluarga nya sama kayak gua?"

"Tunggu, Chungha sapa seh?" Jennie memotong

"Chungha beneran Kim Chungha nih?" Yujin memastikan

"Tau lah Jin, Chungha sapa yang mana juga gua gak tau"

"Makan apa lu upil kok random gini? Bingung bunda" Yujin mendengus

"Huhuhu bukan bunda, mamah Yujin. Curhat doongg"

"Jennie ah, serius nih gua" gantian Rani yang mendengus "yang tadi katanya ada janji sama Ten" ucap Rani pelan. Pelan sekali, tapi masih bisa di tangkap oleh dua gadis lain di kamar itu.

"Oh Ten......... Tunggu Ten!!?"

"TEN?" Jennie heboh sendiri, pasalnya sahabat mereka yang satu itu belum pernah bertanya hal mengenai cowok, hmmmm..

"Hiihhh kan lebay. Males ah"

"Ran? Ih kok gak cerita? Lu suka ya?" Jennie sudah heboh sendiri membuat Yujin langsung menoyor nya dengan tatapan galak

"Tumben nanyain cowok?" Yujin

"Gak" sahut Rani judes membuat Jennie hampir memerotes sebelum mendengar gadis itu merengek tidak jelas

"Kesambet sumpah. Random banget" Jennie melempar tubuh nya di ranjang sambil masih menatap Rani yang mengacak acak rambut nya

"Nama nya Kim Chungha. Dia definisi cewek yang sejenis kaya Soonyoung buat lu. Dia udah 2 tahun sejak lulus SMA pindah keluar kota. Gua denger komunikasi sama Ten masih baik. Mereka temen dari SD"

Yujin berhenti sejenak. Mengambil nafas, menyandarkan punggung nya di kepala ranjang.

"Kami sempet temenan. Gua kan se-SMP sama Ten. Orang nya cantik, friendly juga. Sama Ten tuh klop banget. Kata nya sempet Chungha nolak cowok gara2 Ten nggak suka" Yujin berhenti lagi sengaja membuat tegang 2 sahabat nya yang serius menyimak

"Gua nggak tau pasti nya. Mereka cuma temenan atau lebih dari itu. But, yang gua tau hari ini Chungha balik. Dia juga bakal netap disini, pindah kampus. Sekampus sama kita."
"Dan gua yakin, Ten buru-buru tadi pasti ngejemput. Soalnya Chungha ngekos dulu disini. Gak sama orang tua nya. 3 hari yang lalu kalo nggak salah, Chungha nyepam chat ngajakin reunian sama gua."

Rani mengangguk kembali mencuatkan bibirnya. Tidak tahu harus merespon apa. Tapi ada yang menggelitik hati nya. Membuatnya sedikit khawatir.

"Gua udah jelasin panjang lebar tentang Chungha." Yujin bersuara lagi

"Dan sekarang giliran lu jelasin kenapa nanyain Ten" Jennie langsung mengubah posisi menjadi duduk dan mengacungkan telunjuk nya ke arah Rani dengan semangat seakan dapat topik baru paling hot

Rani tersenyum simpul. Mengalihkan pandangan keluar jendela.

"Gua suka sama Ten

Yujin dan Jennie sudah bersorak heboh sampai suara Rani terdengar lagi. Menatap serius dua sahabat nya yang jadi mengendurkan bahu prihatin.

"Tapi gua nggak tau definisi suka yang gimana"

____________________________
L

anjut tida self??  Tida just tidaaa

Ten -au ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang