25.

4K 634 27
                                    

"Apa?"

"Makanya saudara Ten, bersegeralah melakukan gerakan. Seperti nembak. Jangan friendzone-an mulu" Soonyoung menatap sinis dengan mata semakin menyipit.

"Udah tau sama sama suka. Lu nunggu apa sih? Nunggu tu bocah di tembak yang lain dulu gitu? Kemaren gua denger Jaehyun sama Mingyu rebutan pengen sekelompok sama Rani" kali ini Daniel ikut-ikut an menatap pemuda itu sinis membuat Ten semakin ciut

"Ya gua tuh nunggu"

"Nunggu apa? Nunggu momen? Nunggu Rani yang nembak?"

"Bukan ege, kayanya ada yang mau dia omongin, tapi gak pernah dia keluarin. Kaya takut gitu. Gua jadi serba salah. Bingung. Dia kenapa?"

"Ya hubungan nya apa?"

"Kayanya ada hubungan nya. Antara gua sama dia"

"Tanyain lah ler" sahut Daniel gemas menoyor kepala Ten

"Persetan sama yang kayak begituan ya. Cewe tuh nggak suka di sepik doang, Ten. Kalian tuh udah bareng-bareng terus. Sama-sama suka. Tapi nggak jadi-jadi. Kaya digantungin gitu." Chungha meninggikan nada suara nya karena memang sudah tersulut emosi sejak tadi. "Cewe tuh jangan digantungin terus. Kasih kejelasan. Hhhh cowo tuh ya di kodein kadang nggak peka, yang gampang dibikin ribet. Minta dijelasin kaya anak tk emang?" Amuk Chungha

Tiga pemuda dihadapan nya jadi menciut melihat gadis cantik ini berapi-api.

"Chung, pms lu ya?" Celetuk Soonyoung membuat gadis itu menggeram seperti monster.

"BODO AMAT. GAK JADI AJA BIKIN VIDEO NYA" teriak Chungha kemudian mengemasi barang nya dan segera beranjak pergi.

"Ck, pms beneran kaya nya" ucap Daniel kemudian meraih jaket dan kunci motor satria nya. Pemuda itu berlari menuruni tangga sanggar mengejar Chungha yang sudah dipastikan barusan memberi solusi pada Ten sambil menyinggung dirinya.

Yah, Daniel memang sudah mendekati Chungha sejak lama. Bahkan sebelum gadis itu datang ke kampus mereka.

"Chungha tadi ada bener nya loh Ten." Ucap Soonyoung yang mendapati Ten hampir melamun lagi. "Gausah lu galau-galau in itu Rani kalo lu official in aja belum" lanjut nya

"Iya juga sih"

"Selama ini dia iya-iya ae bareng lu kemana-mana kan? Dia nggak pernah ragu ato takut lu ajak main jauh-jauh padahal dia anak rumahan. Dia percaya sama lu."

Ten menatap lurus kemudian memantapkan hati dengan satu hembusan nafas. Menoleh kearah Soonyoung dengan tatapan berbinar. Membuat Soonyoung jadi was-was.

"Makasih banyak ya Young. Lu pada emang temen yang pengertian"

Ten meraih handphone nya. Beranjak hendak pergi tapi masih sempat merunduk mencium pipi Soonyoung lalu berlari dengan kecepatan cahaya sambil berteriak bahagia.

"MAKASIH BANYAK SOONYOUNG SEMOGA MOMO NYESEL NOLAK ELU DULU"

"GAUSAH NGE HOMO JUGA LU BANGSAT. TAI KAMBING !!!"

🐐🐐🐐

Rani merengut menatap handphone nya. Sudah 30 menit gadis itu duduk disalah satu stan minuman yang menyediakan kursi untuk pelanggan nya. Menunggu Ten yang menelpon tadi.

Ya tadi saat dia, Yujin dan Jennie jalan jalan ke salah satu pusat perbelanjaan seusai berburu ubur-ubur, Ten tiba-tiba menelpon menyuruh nya menunggu disana. Dan gadis itu pasrah saja menunggu sendiri saat dua teman gadis nya yang lain pamit karena sudah dijemput.

Irisnya menangkap seorang pemuda yang tampak setengah berlari menghampiri nya dari jauh.

"Sorry, gua lama ya?"

Rani menatapi Ten dari ujung kaki.

"Lu habis latihan dance ya? Keringetan banget"

Ten tidak langsung menjawab, justru meraih minuman ditangan gadis itu kemudian meminum nya tanpa dosa.

"Iya, tapi tadi nggak jadi latian. Chungha nya ngamuk. Yaudah gua nyamper lu aja." Sahut Ten

"Bau. Lu keringetan. Jangan deket-deket" ucap Rani sambil mengibaskan tangan didepan hidung. Padahan keringat Ten tidak seberapa banyak.

"Halah. Bau bau gini juga lu suka"

"Kata siapa? ngaco"

"Cih, lagian kan gua lari-larian tadi kasian sama lu nunggu lama"

"Halah, lu nggak lari-larian juga tetep gua tungguin" sahut Rani kemudian beranjak dari duduk nya

"Mau kemana?"

"Pulang kan?"

"Nonton dulu kuy"

"Ah gua udah capek ini. Dari tadi nemenin Yujin ama Jennie keliling. Mereka ngeborong, lah ini gua dapet satu doang" curhat gadis itu lengkap dengan rengekan nya.

"Gua gendong deh ya ya" bujuk Ten kemudian berjongkok membelakangi gadis itu membuat banyak mata secara otomatis menatap mereka heran.

"Heh kutu badak, bangun gak? Malu ihh diliatin orang-orang." Ucap Rani dengan nada tertahan

"Makanya ayo nonton dulu"

Rani menghela nafas, mengangguk pasrah menemani Ten berkeliling walau dia juga sama menikmati nya. Hingga malam menjelang, mereka masih asyik bermain di salah satu mesin pump. Tidak membiarkan orang lain memainkan mesin itu sampai waktu tutup tiba.

Rani menjadikan lengan Ten sebagai pegangan. Kaki nya sangat letih saat mereka keluar dari pusat perbelanjaan itu. Ten sendiri jadi agak menyesal melihat wajah kelelahan gadis itu.

"Ten, masih jauh nggak sih? Gua udah nggak kuat nih" keluh Rani merasakan kaki nya bergetar dan lemas tidak karuan.

Rani dengan tidak peduli duduk di pinggir jalan. Melepaskan wedges yang belum setengah jam dia pakai sehabis bermain pump.

Gadis itu merunduk memijat kaki nya pelan. Ten yang berjongkok dihadapan gadis itu menyentuh pergelangan kaki Rani.

"Kalo mau nyari taksi malem gini harus keujung jalan sana. Sorry gua nggak bawa mobil" ucap nya penuh penyesalan ikut memijit pelan kaki gadis nya. "Gua gendong aja ya" lanjut nya memasukkan sepatu berhak milik Rani kedalam paper bag gadis itu kemudian menyodorkan punggung nya

Rani menatap ragu. Karena dia yakin Ten juga sama lelah nya sehabis bermain tadi.

"Gua berat Ten"

"Kurus gitu nggak usah ngaku-ngaku berat lu"

Rani sempat mendorong Ten sampai hampir terjatuh jika pemuda itu tidak segera menyeimbangkan tubuh nya. Dan dengan wajah cemberut naik juga kepunggung Ten.

Pemuda itu terkekeh, kemudian beranjak, mulai berjalan pelan. Bukan karena lelah atau berat tubuh Rani yang memang tidak bisa diremehkan walau gadis itu tampak kurus. Tapi memang dia menikmati saat gadis itu berada dipunggung nya sambil menyandarkan kepala dibahu kiri dengan nyaman.

"Gua berat nggak?" Tanya gadis dipunggung Ten. Wajah nya sudah merona sejak pertama naik kepunggung itu.

"Enggak, udah diem." Sahut Ten mengulum senyum

😥😥😥

Ten -au ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang