Ten Dan Yujin berjalan beriringan. Kelas baru selesai dan Yujin mengajak Ten menemui Rani yang kata nya didekat gedung serba guna.
"Ten, lu kok gua perhatiin akhir-akhir ini deket sama Rani?" Tanya Yujin
"Ya kenapa emang?"
"Ya nggak papa sih. Jangan kebanyakan perhatian loh"
"Lah kenapa?"
"Temen gua itu orang nya baperan abissss. Kan kasian Chungha entar"
"Apanya anjirr? Nggak nyambung tenan"
"Jangan sok nggak peka deh ya." Yujin memutar bola mata nya malas
"Gua sama Chungha tuh temen dari SD, kami udah janji barengan terus. Nggak usah mikir macem-macem ya"
"Terserah lu sih."
"Gua bilangin deh supaya lu nggak salah paham"
Yujin menoleh, menatap serius Ten yang sepertinya akan memberikan info penting.
"Gua ngerti maksud lo apa Jin. Gua sama Chungha, murni temenan. Kaya yang elsa sama anna"
"Perumpamaan nya kok bego ya Ten?"
"Ya supaya lu ngerti aja." Ten mendengus melirik sinis. "Gua sama dia udah pernah ngomongin ini secara nggak langsung. Selama ini kami tuh saling bergantung satu sama lain. Dia yang yakin, dia cuma perlu waktu sampai dapet seseorang yang lain buat bergantung selain gua. Begitupun gua." Jelas Ten
Yujin diam mencerna tiap kata yang keluar dari Ten. Membuat nya mulai mengerti sedalam apa hubungan mereka. Yah, hampir sama seperti Rani dan Soonyoung. Beda nya, Soonyoung itu sudah punya gebetan, sama kayak Rani. Nggak kaya Ten sama Chungha yang masih random.
Dan saat tinggal beberapa meter lagi dari gedung serba guna, Ten menghentikan langkah nya. Membuat Yujin ikut berhenti.
"Ngapa?" Tanya Yujin kemudian mengikuti arah pandangan Ten, membuat nya menipiskan bibir salah tingkah sendiri
Disana, Daniel duduk disamping Rani sambil meringis memegangi dada nya yang barusan di cubit gadis itu. Kemudian Daniel yang merogoh tas memberikan sekotak susu strawberry yang membuat gadis itu bergelayut senang di lengan Daniel.
"Mereka cuma temen" ucap Yujin
Ten diam saja, tidak merasa perlu menyahuti padahal Yujin sudah gemas sendiri menunggu jawaban Ten. Pemuda itu justru kembali melanjutkan langkah nya, menghampiri Daniel dan Rani dengan raut wajah tidak terbaca. Yujin sendiri hanya mengekor sambil menggerutu pelan.
"Asik bener?" Sapa Ten yang langsung duduk di hadapan Daniel dengan senyum terbaik nya.
Rani sendiri menegak, terlalu kaget melihat Ten tiba-tiba melompat keluar dari pikiran nya. Yah, gadis itu melamun.
"Kesini juga? Nggak bareng Cunga?" Tanya Daniel, tapi mata nya menangkap ekspresi Yujin yang agak berbeda
"Udah pulang dia" sahut Ten
"Jennie mana?"
"Di apelin Jaewon" sahut Yujin
"Lu nggak di apelin Doyoung?" Sindir Daniel sudah tersenyum lebar
"Doyoung apel, sama Hanbin" sahut Ten dan dapat tabokan dari Yujin
Rani menghela nafas. Entah kenapa, lelah sendiri melihat Ten. Hati nya lelah.
***
"Lu kenapa? Di ajakin pulang sok sok an jual mahal" tanya Daniel
"Nggak papa, males aja. Dedeq kan mau nya pulang sama aa' Daniel" sahut Rani membuat wajah merengek
Daniel mengalihkan pandangan, mengusap wajah nya kasar, berusaha tidak mendorong kepala gadis itu sampai terjungkal. Kasihan.
"Cewek macem apa sih lo" Daniel bergumam gemas sedangkan Rani hanya tertawa.
Mereka berjalan dengan langkah santai ke pelataran parkir, melihat masih ada beberapa kendaraan disana. Daniel segera mengambil motor nya.
"Mau kemana? Rumah sakit?" Tanya Daniel
"Hu'um" sahut gadis itu mengangguk, "makan dulu tapi"
Daniel hanya berdeham, melajukan motornya kejalanan yang ramai. Berbelok di perempatan, menuju sebuah cafe dan memarkir dengan tenang. Agak kaget saat merasakan Rani melompat cepat dari jok belakang, tapi di acuhkan nya.
"Daniel Kang, akang sayang, sayang jahat, kok kesini sih?" Tanya nya pelan di akhir kalimat
Daniel menatap gadis itu polos seusai menyimpan helm nya.
"Katanya laper?" Sahut nya masih tak mengerti saat Rani justru menghela nafas pelan
"Ya nggak kesini juga. Mahal, gua lagi penghematan."
"Aastagaaa kecebong awan, gua pikir apa an. Ntar gua beliin, mau beli apa lu?"
"Liptint" sahut Rani
Daniel merapatkan bibir, mengusap tengkuk nya setengah ilfeel.
"Gua bayarin minum lu aja deh" ucap Daniel kemudian menyeret gadis itu masuk
***
Ten merunduk menatap layar ponsel nya, membalas chat Chungha yang mengomel marah karena dia tidak membantu gadis itu pindah hari ini.
Ayah dan ibu Chungha sudah sampai dirumah baru mereka, dan Chungha pasti nya
harus pindah.Karena terlalu fokus Ten sampai tidak sadar menabrak seseorang sampai terjatuh berikut ponsel dan barang bawaan mereka. Untung nya rumput di bawah agak tebal, setidak nya mengurangi resiko rusak nya ponsel saat terjatuh.
"Aduh maaf maaf" ucap gadis itu segera memunguti berkas-berkas yang berhamburan
Ten terdiam sesaat, "hm, Rani?"
Gumam nya dan masih dapat di dengar gadis itu.
Rani menghentikan gerakan nya demi mendengar suara itu. Suara yang sudah hampir 3 bulan ini jarang di dengar nya dalam jarak sedekat ini. Menatapi sepatu ber merk yang dipakai pemuda itu.
Tangan nya reflek kembali bergerak, saat pemuda itu menekuk lutut nya, membantu gadis ini merapikan barang barang yang berhamburan.
"Gua yang minta maaf. Gua nggak fokus" sahut Ten
"Makasih, gua duluan ya" sahut Rani cepat, menatap Ten kilat dengan senyum, kemudian berjalan merunduk dengan cepat.
Ten hanya menatapi punggung itu hingga menghilang di belokan. Mata nya beralih menatap ponsel ditangan nya.
***
"Gua lihat lu tadi nabrak cogan" ucap Jennie
Rani hanya menatap gadis itu malas kemudian kembali mengaduk jus melon nya.
"Lu kenapa sih?" Tanya Yujin
Rani menggeleng pelan.
"Sudah selama ini, lu pasti ngerti lah gimana perasaan lu ke tuh cowok. Gua liat juga lu nggak ada progress nya" kali ini Daniel yang bicara, membuat Rani melirik tajam mengingat bagaimana Daniel bisa mengetahui hal ini hanya dari bahasa tubuh gadis itu. Daniel memang yang paling peka di antara mereka.
"Apanya?? Random banget"protes Rani sok tidak mengerti
Yah bahkan setelah 3 bulan mencoba menghindar, Ten tetap jadi magnet untuk gadis ini. Rani yang, secara tidak sadar selalu mencari nya, berjalan kearah nya, walau hanya menyembunyikn diri di balik tembok setidak nya untuk memperhatikan sejenak. Yang kemudian dia sadar, dia menyukai Ten dalam artian lebih.
"He, bajigur. Ini bukan ponsel lu deh" tegur Soonyoung yang memperlihatkan lockscreen ponsel Rani, atau tepat nya ponsel yang mirip itu.
Tengkuk Rani meremang, menyadari ponsel nya tertukar. Tertukar dengan Ten, memang siapa lagi?
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten -au ✔
FanfictionTerlalu lama hang on, bikin susah move on. -R Hanya sebuah hayalan babu yang kurang belayan.g :"")) Best rank #1 in chittapon Cover by @mocaramel ❤ Start : May, 2017 End : July, 2017 ©neoculturetechno