14.

4.4K 767 2
                                    

Ten menganga saat melihat seorang gadis tampak tertidur di salah satu minimarket dengan beberapa bungkus makanan ringan dan sebotol air ion. Pemuda itu mendekat perlahan, mencoba memastikan apakah benar orang yang sedang tidur ini benar-benar orang yang dikenalnya.

Tapi matanya memang belum rabun, ciri-cirinya benar sama, dan dia tahu gadis ini Rani. Baju nya bahkan belum berganti sejak dia terakhir melihat nya dikampus.

Ten hampir mengguncang bahu Rani, mencoba membangunkan gadis itu yang kenapa selarut ini masih berada diluar sampai matanya menangkap mata gadis itu agak bengkak.

Kenapa? Apa dia habis menangis? Atau gadis ini terlalu lama tidur.

Ten menduduk kan dirinya disamping Rani, mengguncang pelan bahu gadis itu. Rani menggeliat kecil mulai terbangun. Matanya mengerjap mencoba mengumpulkan nyawa.

"Ran,kenapa belum pulang? Kok tidur disini?"

Rani menoleh cepat dan betapa terkejutnya gadis itu mendapati Ten disamping nya menatap khawatir.

"Eh? T-Ten?"

Ten menghela nafas, mata gadis itu benar agak bengkak.

"Kok jam segini masih diluar? Lu belum pulang?"

Rani berdeham menetralkan suaranya yang agak bergetar.

"Gua ketiduran. Emang udah jam berapa?" Tanya Rani menyisir rambut nya yang berantakan dengan jemari

"Udah hampir jam 9 Ran, pulang yok. Gua anter" ajak Ten lembut

Matanya membelalak, hampir berteriak dengan umpatan-umpatan yang siap meluncur. Namun tangan nya sigap meraih handphone di ransel, notif nya dipenuhi telpon dan pesan dari saudara dan sahabat nya.

Gadis itu mengacak rambut nya frustasi, seketika merasa takut. Setelah ini Jongin pasti mengamuk. Dia menyesal sudah berjalan jauh dari arah jalan pulang.

"Kakak lu pasti khawatir." Tegur Ten membuat Rani kembali sadar ada Ten didekatnya sekarang.

Rani menatap pemuda itu memelas. Membuat yang di tatap jadi setengah panik saat mendengar suara rengekan gadis itu.

"Huhuhuhu arrrghh kok gua bego banget sih huuuuuu"

Gadis itu menelungkupkan wajah nya lagi. Membuat Ten hampir menertawai Rani.

"Ayok pulang gua anter" ajak Ten lagi

"Nggak ahhh.. Takut gua Ten, ntar dimakan kak Jongin gimana?" Keluh gadis itu membuat Ten tidak lagi dapat menahan tawa.

"Kok ketawa seehhh.. Gua panik nih ketoprak !!" Rani jadi mendengus. Sebal sendiri melihat Ten yang justru mentertawakan kepanikan nya

"Ya abis lu sih"

"Apa nya gua? Gua kenapaaa hhhh" gadis itu jadi benar-benar gemas

"Dah yok pulang. Gak ada ya sejarahnya kakak nelen adek sendiri"

"Lu gatau aja sih gimana kak Jongin kalo dirumah" sahut Rani mencibir sambil membereskan barang-barang nya.

Tapi langkah mereka terhenti begitu seorang gadis menghadang.

"Ten, lu udah belanja nya? Gua udah nih." Ucap gadis itu menatap Ten dan gadis di samping pemuda itu bergantian.
"Emm, siapa? Temen lu ya?" Sambungnya

Rani terdiam, mengerjap menatap gadis cantik setinggi diri nya, dengan rambut gelombang nya yang dicat warna golden brown membawa keranjang belanja. Entah apa saja isinya, tapi Rani masih bisa melihat beberapa makanan ringan dan beberapa botol jus disana.

Ten sendiri meringis, merutuk kenapa sampai melupakan gadis dihadapan nya ini begitu saja.

"Hai" sapa gadis cantik itu dengan senyum bak mentari, silau. Kemudian tanpa ragu segera mengulurkan tangan. "Temen Ten kan? Gua Chungha, Kim Chungha. Temen Ten juga hehehe.."

🙊🙊🙊

"Gua naik taksi aja Ten, nggak papa." Ucap Rani setelah sampai di samping motor Ten dengan Chungha juga.

Ten lagi-lagi meringis. Agak menyesal tidak menuruti perkataan Chungha tadi untuk membawa mobil saja karena cuaca agak dingin.

"Gua bilang juga apa. Coba tadi lu bawa mobil hhh dasar daki anoa" ucap Chungha gemas menabok belakang kepala Ten ganas

Ten hanya mengaduh pelan sambil mengusap kepalanya. Hampir membalas Chungha tapi segera ditahan. Jatuh sudah image nya karena gadis itu menabok nya sembarangan, dan tidak mungkin dia membalas tabokan itu dihadapan Rani.

"Sori ya Ran, Ten emang ga bisa di andelin di saat-saat begini" ucap Chungha membuat Rani tersenyum canggung.

Ya, akhirnya dia tahu siapa yang nama nya Chungha setelah tadi mereka berkenalan singkat. Melihat bagaimana cuek nya gadis cantik itu memperlakukan Ten, membuat dada Rani agak sesak. Kedekatan dan keakraban dua orang dihadapan nya itu tidak perlu di pertanyakan lagi.

"Nggak papa. Ntar gua minta jemput temen gua aja" ucap Rani canggung

"Ck, jangan." Cegah Chungha "biar lu dianterin Ten dulu. Gua nunggu aja disini nggak papa. Kasian lu, kayak nya udah kelamaan diluar"

Rani menatap gadis itu lama. Agak terkejut juga. Mau-mau nya dia mengorbankan diri nya sendiri untuk orang yang bahkan belum setengah jam di kenal nya.  Benar kata Yujin. Selain cantik, gadis ini frendly, baik.

Gadis manis ini jadi semakin menciut. Dia tidak ada apa-apanya di bandingkan Chungha. Dan keberadaan Chungha disamping Ten seperti nya sudah jadi pemandangan sempurna. Haram untuk diganggu atau dimasuki.

"Yodah, lu disini aja ya. Bentaran gua nganter doang. Jan kemana2, lu kaga tau jalan" titah Ten. Chungha hanya mengangguk-angguk patuh

Rani jadi merasa benar-benar tidak enak. Apa-apa an ini? Kenapa bisa Ten menyetujui nya begitu saja? Rani ingin kembali melontarkan kalimat penolakan dan akan segera menelpon Soonyoung jika saja seseorang tidak menghampiri mereka.

"Rani.." Panggil nya membuat tidak hanya Rani, bahkan Ten dan Chungha menoleh.

Rani membelalak, kenapa orang ini bisa ada disini? Dari mana dia tahu Rani disini?

"Lu darimana? Semua orang panik nyari in lu" ucap nya dengan wajah cemas yang tak juga hilang. Padahal gadis itu sudah ada dihadapan nya sekarang "ayo cepet pulang. Kak Jongin sama Jaemin khawatir."

"Hanbin??"

"Ada hal yang perlu di omongin. Ayo pulang, cepet" ucap pemuda itu mendesak. Tidak peduli lagi pada dua orang lain disana siapapun mereka. Fokus nya hanya pada Rani.

Alis pemuda itu masih berkerut. Cemas nya belum juga hilang, seperti di kejar sesuatu. Firasat Rani segera memburuk.

____________________________

Hem ku tak kuat lagi tak kuattt huhuhu.........

Ten -au ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang