19.

4.3K 686 8
                                    

Ten membulatkan mata nya begitu melihat gadis dihadapan Yujin tiba tiba terkulai lemas. Membuat kaki nya reflek berlari dan menghampiri sebelum beberapa orang disekitarnya mendekat dan membuat kerumunan.

"RANIIIIIII ASTAGA JANGAN BECANDA SETAN IHHH GUA TAKUT??" Yujin justru dengan bodoh nya berteriak panik berharap Rani hanya sedang mengerjai nya.

"Muka nya pucet banget Jin,badan nya anget. Bawa keruang kesehatan aja cepet" ucap Chungha di samping Yujin yang langsung menatap Ten, menyuruh pemuda itu segera mengangkat Rani.

Ten yang mengerti segera mengambil alih. Mengangkat tubuh gadis yang pingsan di pelukan Yujin. Tapi Yujin menahan lengan Ten saat kaki nya baru melangkah. Membuat Ten tidak sadar memerotes.

"Apa Jin? Ini temen lo pingsan"

"Bawa ke klinik aja Ten, yg depan kampus. Gua takut ih. Di ruang kesehatan kaya nya nggak ada O2, takut nya asma nya ikut kambuh" sahut Yujin cepat

"Yaudah ayo" Ten segera melangkah. Tidak lagi mempedulikan Yujin yang berteriak akan menyusul setelah memanggil Soonyoung.

***
"

Huhuhu ini bocah kenapa lagi?" Yujin masih menggerutu antara gemas dan khawatir

"Udah jin, kan udah di dalem di obatin" ucap Chungha berusaha menenangkan dengan mengusap pelan pundak Yujin

"Kaya nya tadi pagi dia nggak sempet sarapan. Gua liat dia di anter kak Jongin. Kelas pagi mendadak" sahut Soonyoung

"Harus nya lu telponin kek biar dia bangun pagi. Biasanya berangkat juga bareng lu" Yujin menyahut agak ber api api

"Ya gua pikir kan dia mau bolos aja gitu. Soal nya waktu gua tanya mau bareng apa enggak, chat gua belum di read. Kasian capek itu upil badak" Soonyoung jadi ikut sewot

"Ya kali Young dia bolos kelas"

"Lu nggak tau aja dia suka bolos pas SMA."

Yujin dan Soonyoung masih terus berdebat sampai akhir nya Chungha melerai. Bisa-bisa mereka diusir karena membuat keributan.

Ten justru diam tidak peduli bahkan sampai Jennie tiba-tiba sudah ada di antara mereka pun, dia tidak sadar.

Rani masih belum sadar saat Ten duduk di samping gadis itu. Menatap nya dengan raut khawatir.

"Rani tuh punya mag ya?" Tanya Ten entah pada siapa karena mata nya masih menatap gadis yang pulas di ranjang nya.

"Iya, nggak akut sih, tapi kalo kecapekan gabisa telat makan bawaan nya sakit" sahut Soonyoung, pemuda itu jadi mengamati tiap gerakan Ten.

"Punya asma juga?" Kali ini Chungha bersuara

Soonyoung tersentak kecil. Kenapa gadis asing ini tahu?
Ohiya sebenarnya gadis ini siapa? Apa dia datang bersama Ten?

"Tau dari mana?" Soonyoung balas bertanya

Chungha hanya menggerakkan dagu nya kearah Yujin yang meringis pelan mendapat lirikan tajam Soonyoung. Ini bukan sesuatu yang suka Rani bagikan pada orang asing.

"Biasa nya kalo sakit gini. Dia diapain?" Tanya Ten

"Ya diobatin lah kaleng sarden" Chungha menggeplak kepala Ten gemas

"Ck, maksud gua obat nya apa? Apa ada sesuatu yang khusus gitu. Orang sakit tuh beda-beda penanganan nya." Sahut Ten membuat tiga orang lain nya diam begitu saja memandang nya kaget.

"Kesambet lu ya?"

"Hhh serah lu sipit"

***

"Ten?" Panggil Chungha

"Hmm? Apa?"

"Lu denger gak gua ngomong apa?" Tanya Chungha

"Eh? Apa? Sorry sorry, gua ngelamun"

Chungha menatap lekat sahabat nya itu, sejak keluar dari klinik selepas mengantar Rani, pemuda ini memang jadi gagal fokus berkali-kali. Chungha jadi menghela nafas lelah.

"Datengin deh kalo emang lu khawatir ama cewek lu"

"Apasih? Bukan cewek gua juga" elak Ten

Chungha jadi diam. Tidak tahu atau tepat nya tidak mau merespon lebih lanjut. Takut kecewa sendiri.

Ten kembali melamun sambil mengaduk-aduk es teh nya. Ten sadar dia memperhatikan Rani akhir-akhir ini, tapi Yang dia tahu hanya sebatas itu.

Disini hanya Chungha yang sadar, dari kebiasaan Ten mulai memperhatikan gadis itu, Ten mulai ingin tahu segala hal tentang nya. Ten mulai ingin dekat dengan Rani. Sahabat nya ini mulai tertarik.

Mungkin hanya menunggu hingga Ten berkata bahwa dia menyukai gadis itu.

Chungha tahu persis. Karena dia juga pernah mengalami nya.

***

Ten menggerakkan mata nya liar. Mencari ke tiap sudut taman rumah sakit.

Belum subuh, masih pukul 2 dan sebuah chat masuk. Sebenar nya chat yang bukan untuk nya. Entah sengaja atau tidak. Tapi tak urung membuat nya beranjak dari selimut tebal nan hangat, menembus dingin nya malam untuk menemui Rani.

02.07
Rani : young kalo blm tdur ke rmh skit. Gua butuh temen.

"Ran?" Panggil Ten begitu mendapati gadis itu duduk di kursi taman sendirian.

Gadis itu menoleh. Benat-brnat terkejut saat melihat Ten ada disitu berjalan menghampiri dan mengambil tempat di samping nya. Membuat nya panik sendiri

"Sorry, gua beneran salah kirim Ten" ucap nya panik

"Mikirin gua terus sih"

Rani meringis, tidak menyangka Ten justru datang menemui nya. Saat sadar chat nya justru dia kirim ke Ten bukan nya Soonyoung pun dia hanya menghela nafas. Tidak berniat kembali menulis pesan untuk Soonyoung atau berkata maaf pada Ten karena salah mengirim pesan.

Ten balas menatap Rani yang memandanginya.

"Apa?"tanya Ten agak canggung di tatap begitu

"Lu... Kaya habis lompat dari pikiran gua" ucap Rani polos. Ten jadi tertawa pelan

"Tuh kan mikirin gua. Maka nya salah kirim"

Rani hanya tersenyum menanggapi. "Serius maaf ya. Gua salah kirim" ucap Rani lagi

"Nggak papa." Kemudian hening. Ten mencari jeda, ingin bertanya tentang keadaan Ayah Rani pasca operasi.

Siang itu selepas menyelesaikan urusan Chungha yang akan di lanjutkan besok, Ten berencana menjenguk Rani di klinik. Berharap gadis itu masih disana. Tapi baru saja memasuki parkiran, Chungha memberitahu Ten bahwa mereka harus mengurungkan niat nya dulu.

"Rani udah di jemput. Dia ke Rumah sakit"

"Hah!? Kenapa!??" Panik, berpikir apa sakit nya separah itu mengingat Rani juga belum sadar saat dia tinggalkan.

Chungha menggeleng pelan, "Bukan, bukan Rani. Ayah nya." Sahut Chungha. Ten jadi diam mencoba mencerna.

Dia ingat ayah Rani sedang sakit dan harus di rawat.

"Kata Yujin ayah Rani di operasi, semua keluarga ngedampingin."

***

Ten -au ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang