Kanya terlihat sedang menunggu angkutan umum di seberang jalan raya. Rupanya, aksinya mencuri perhatian dari orang-orang disekelilingnya. Bayangkan saja, seorang wanita berparas cantik dan bening tersebut rela panas panasan berdiri di seberang jalan untuk mencari angkutan umum. Namun, tak satupun angkutan umum lewat di depan sekolah itu.
Tiba tiba, seorang lelaki yang bersekolah tak jauh dari sekolah barunya menyapanya.
" Hai, cewek. Ngapain panas panasan di tengah jalan gini? Nanti item loh." Lelaki tersebut mengerling ke arah Kanya. Tetapi Kanya tak menghiraukan omongan lelaki tersebut.
" Kalau orang nanya tuh dijawab, bukan di cuekin." Gerutu lelaki itu.
" Punya telinga ga sih lo? Atau lo ga punya mulut?" Bentak lelaki tersebut emosi karna merasa di abaikan.
" Dari pada lo gapunya mata!" Ucap Kanya dingin lalu pergi meninggalkan tempat itu.
" Cara baik, ga didengerin. Cara kasar, ditinggalin. Dasar cewek gila!" Teriak lelaki tersebut.
Kanya tak menghiraukan lelaki tersebut dan memilih berjalan terus menyusuri jalan tersebut sembari melihat ke arah kanan untuk melihat apakah ada angkutan umum yang lewat. Tetapi, langkahnya terhalang sebuah motor ninja biru bertengger tepat dihadapannya sembari membawa seorang wanita yang bertubuh langsing dengan tinggi melebihi Kanya.
" Kanya? Lo kok jalan, dek?" Tanya Angga yang masih menduduki motor tersebut.
" Hehehe, iya nih kak. Lagi nyari angkutan umum."
" Disini gaada angkutan umum yang lewat kali, Nya." Amanda angkat bicara.
" Iya ya, kak?" Tanya Kanya tak percaya.
" Iya. Mending lo sama temen gue aja. Bentar ya gue panggilin." Angga turun dari motor tersebut dan mengambil handphone dari saku celananya. Tangannya lincah menggeser aplikasi dan mengklik aplikasi line
Deandra Deralyon
Dean, lo dmn?
Den
Den
Den
Oi
P
P
P
P
Berisik lo
Lo dmn?
Emg np?
Etdh org nnya mlh nnya blik.
Lo dmn?
Kl mo krmh bella mmpir ke sklh dl
Tgguin gue d sklh
G pke bnyk alsn
G trma pnolakn
.
Bawel lo
Angga menutup aplikasi line dan kembali menaiki motornya.
" Napa, Ngga?"
" Aku udah nyuruh Dean kesini abis dia ngambil baju dari rumahnya. Kita tungguin aja ya dulu."
" Trus, kamu ga ngambil baju gitu?" Amanda mengerinyitkan dahinya.
" Nanti aja. Kasian Kanya nunggu sendiri. Kalau dia diculik gimana sayang?" Angga mengusap kepala Amanda dengan penuh kasih sayang.
" Biar aku aja yang nemenin dia nunggu Dean. Kamu balik aja ke rumah, ambil baju kamu." Ucap Amanda meyakinkan.
" Tapi.."
" Jadi ceritanya lo ngeraguin gue nih?" Amanda memakai gue-lo pertanda marah ke Angga.
" Hehehe engga, sayang. Yaudah kalian jaga diri baik baik ya, aku pulang dulu. Jangan kemana mana. Kalau ada yang mencurigakan langsung telfon aku. Aku tinggal dulu ya." Angga mencium puncak kepala Amanda sebelum Amanda turun dari motor Angga. Lalu Angga menyalakan motornya dan membunyikan klakson motornya.
" Hati-hati, sayang!" teriak Amanda setelah motor Angga sedikit menjauh. Kanya menatap ke arah Amanda dan tanpa ia sadari sudut bibirnya sedikit terangkat. Amanda yang menyadari bahwa Kanya menatapnya langsung menoleh ke arah Kanya.
" Kenapa, Nya?" Tanya Amanda heran karna tak biasanya Kanya tersenyum kecuali berada didekat Angga. Ya, walaupun Amanda itu pacar Angga, namun ia tak terlalu bisa membuat Kanya tersenyum .
" Eeh, gapapa kok kak."
" Boong! Bilang aja kali, Nya."
" Serius, ga kenapa napa kak."
" Jangan bilang lo cemburu karna kelakuan gue sama Angga? Makanya, cari pacar! Hahaha." Amanda tertawa setelah berhasil membuat Kanya mengerucutkan bibirnya.
" Kak?" Panggil Kanya.
" Iya, dek?" Amanda mengangkat kedua alisnya.
" Jangan pernah berantem apalagi sampai putus ya kak dengan kak Angga. Apapun yang terjadi jangan pernah sekalipun kakak berhenti mencintai kak Angga. Jangan pernah perduliin apapun disekitar kakak. Jangan pernah berhenti buat menunjukkan kasih sayang kakak ke kak Angga walaupun kak Angga mencintai orang lain ya kak. Jangan pernah berpikir apalagi sampai ninggalin kak Angga ya kak. Jangan sakitin dia walaupun dia nyakitin kakak. Kanya gamau kalau kak Angga sampai jatuh ke pelukan orang lain, karna kakak tau kan Kanya nganggep kak Angga itu abang Kanya sendiri? Jadi Kanya mau kak Angga dapet yang terbaik. Dan itu kakak. "
" Iya, dek." Amanda memeluk Kanya erat dan Kanya membalas pelukan Amanda tak kalah erat. Mereka hanyut dalam pelukannya hingga tak sadar bahwa Dean sudah berada tepat di depan mereka.
" Ehemm ehem. Jadi gue disini Cuma buat liatin dua cewek alay lagi pelukan nih?" Sindirnya dengan suara sedikit keras hingga membuat Kanya dan Amanda tersadar akan kehadirannya.
" Hehehe, ga gitu somplak!" Amanda memamerkan deretan giginya yang putih itu.
" Angga mana? Katanya gue disuruh nunggu disini. Eh? Bukannya lo tadi berangkat sama Angga?"
" Ntar lagi dia juga nyampe." Lalu keheningan selama beberapa menit menyelimuti mereka. Tiba tiba Angga datang dengan baju kaos hitam dan celana selutut serta membawa ransel kemah.
" Den, lo sama Kanya, ya!" Angga menepuk bahu Dean.
" Kanya? Siapa tuh? Ga kenal." Kanya melirik ke arah Dean sekilas lalu melihat ke arah bawah.
" Kenalan lah kalau ga kenal. Rempong amat." Ketus Amanda.
" Ogah. Gue kan ga butuh dia." Dean melirik Amanda sekilas.
" Iih, buruan. Gue gapeduli mau kalian kenal atau engga yang penting kalian berdua harus nyampe ke rumah gue bareng-bareng naik motor lo!"
" Tap.." Dean dan Kanya membantah ucapan Amanda bersamaan tetapi langsung dipotong Amanda dan Angga.
" Gaada penolakan!" Ucap Angga dan Amanda serentak.
" Ga cewenya, ga cowoknya, sama-sama ngeselin." Gerutu Kanya dengan suara pelan.
" Gue denger loh, Nyet!" Kata Angga.
" Gue juga." Timpal Amanda.
" Kalian jalan duluan!" Angga mulai menyalakan motornya dan menunggu Kanya menaiki motor milik Dean. Tetapi Kanya sedikit kesusahan menaiki motor Dean karena motor Dean tingginya melebihi pinggangnya, malah hampir sedadanya.
" Lama amat, sih! Naik motor aja berjam jam!" Ucap Dean jengah.
" Ganyampe gue!" Kanya frustasi karna sedari tadi ia mencoba tetapi hasilnya nihil. Sementara itu Dean hanya meliriknya sekilas.
" Bantuin kek Den! Cewek kesusahan lo malah diem aja!" Amanda mencebik kesal. Lalu Dean turun dari motornya dan langsung menggendong Kanya ala bridal style. Kanya yang diperlakukan seperti itu mencoba mencari aman dengan mengalungkan tangannya ke leher Dean.
Deg deg deg
Jantung Dean berpacu sedikit lebih cepat. Dean merasa sedikit canggung dengan perlakuannya terhadap Kanya. Tetapi Dean mencoba menepis rasa itu dan langsung mendudukkan Kanya di motornya. Dia pun bergegas menaiki motornya dan langsung menjalankan motornya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Подростковая литератураmenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...