Author's POV
" Makasih."
Satu kata meluncur dari bibir gadis yang terkenal angkuh, bergengsi tinggi dan tidak tahu berterima kasih yang mampu mempuat sudut bibir Dean sedikit terangkat. Tetapi dengan cepat Dean mengubah ekspresinya menjadi datar semula.
" Makasih buat?" Dean mengangkat kedua alisnya yang tebal itu.
" Ya buat lo la, kan Cuma ada kita berdua disinu. Oon banget sih!" Gerutu Kanya.
" Etdah, lu tuh yang oon. Ini yang nilai UN nya tertinggi se-pulau Jawa?" Dean menoyor dahi Kanya pelan dan terkekeh.
" Apaan sih noyor-noyor kepala orang." Kanya memanyunkan bibirnya dan menatap Dean kesal.
" Itu bibir ngapain dimayun manyunin? Minta di cium ya, incess?" Dean mengerlingkan matanya ke arah gadis mungil didepannya. Seketika, perasaan benci Dean kepada Kanya menguap seperti uap air.
" Lo mau apa?" Tawar Kanya karena perjanjian antara dirinya batinnya.
" Maksudnya?" Dean tampak tak mengerti.
" Tadi itu gue janji sama diri gue sendiri kalau misalnya ada orang yang bantuin gue dari dua makhluk brengsek itu, gue bakalan turutin apa yang dia mau. Kecuali keperawanan." Jelas Kanya. Sementara Dean hanya mengangguk tanda mengerti. Seketika, ia mengingat kejadian tadi.
" Em, gue minta lo putusin dan jauhin Angga. Kecuali kalau lo bisa buat Angga dan Amanda balik lagi seperti semula, lo masih boleh deket-deket sama Angga." Kanya mencerna kata demi kata. Sepertinya teman-teman Angga sudah salah paham terhadap Angga dan dirinya.
" Lo juga nganggep gue pacaran sama Angga? Hahaha that's so silly idea! Makanya kalau ga tau factnya, jangan gampang kemakan gosip yang fake. Hahaha." Kanya menertawakan Dean yang terlihat kebingungan mencerna ucapan Kanya.
" Sini, gue ceritain yang sebenenernya terjadi. Mau dengerin ga?" Ucap Kanya dengan nada lembut.
" Kalau lo ga keberatan, boleh deh."
" Cari tempat dulu. Pegel nih berdiri terus."
" Hahaha iya juga ya."
Lalu sepasang manusia itu meningalkan tempat itu dan pergi ke sebuah tempat yang memang terlihat sepi. Setelah dirasa aman, barulah Kanya mulai menceritakan perihal tentang Angga dan dirinya.
" waktu mereka putus, kak Amanda bilang ke kak Angga kalau kak Angga harus nembak dan harus pacaran sama Kanya. Kak Amanda nganggep kalau kak Angga itu masih ada rasa ke Kanya, karna perhatiannya kak Angga ke kanya. Kalau ada apa-apa, Kanya langsung minta ini minta itu ke kak angga dan kak Angga juga emang bener-bener care banget sama kanya lebih dari ke kak Amanda.
Iya, Kanya tau gimana perasaannya kak Amanda kalau mantan gebetan pacarnya itu deket banget lebih dari dia deket ke pacarnya sendiri. Tapi, demi apapun kak Angga beneran emang sayang sama Kanya kayak adiknya sendiri. Dia nganggep Kanya kayak adiknya yang udah lama gaada. Apalagi adiknya itu sebayaan dengan Kanya, beda 3 tahun dengan kak Angga. Dan karena kak angga juga emang punya jiwa penyayang gitu.
Sebenernya kami itu ga pacaran, kak. Cuma Kanya aja yang bilang ke kak Angga. Awalnya kak Angga ga mau karna dia takut Amanda ngejauh. Cuma Kanya berusaha ngeyakinin kalau semua bakalan lancer.
Dan sebenernya kami itu ga pacaran tau, kak. Kanya sengaja nyuruh kak Angga buat nganggep kanya kayak ceweknya apalagi didepan kak manda supaya kita tau gimana reaksinya kak manda, dia masih sayang atau engga. Ya, selama ini semua masih berjalan sesuai rencana.
Kanya juga sebenernya ga tega sih, ngeliat kak Angga yang masih stuck di kak Amanda. Dia itu sedih banget tau, kak. Hampir setiap malem kak Angga selalu ke tempat kerja kalau ga ke kost-an Kanya. Dia itu selalu nangis terus. Deras banget air matanya.
Kanya ga tega ngeliat kak Angga kayak gitu. Pokoknya nangisnya itu lebih deras dari waktu Kanya nolak kak Angga pas smp, lebih dari waktu Kanya sama kak Angga berantem sampe hampir sebulan ga ngomongan, lebih dari pas kakek tersayangnya kak Angga meninggal, pokoknya bener-bener terpuruk banget kak. Sampe Kanya ikutan nangis juga.
Tapi kak, beberapa hari ini dia keliatan biasa aja. Kanya juga pernah nanya ke kak Angga, masih mau ngajak kak Amanda balikan atau engga. Tapi kak Angga bilang engga. Dia ga cinta lagi sama kak Amanda. Dia bilang kalau kak Amanda udah bahagia, jadi dia juga harus bahagia sama Kanya.
Kanya ga ngerti deh gimana jalan pikiran orang itu. Mereka sama-sama ngerasa ga ngebutuhin satu sama lain, aslinya mereka hancur sama sekali kalau gaada satu sama lain di sisinya. Kanya heran deh, gengsi mereka tinggi juga.
Oh iya kak, Kanya jadi kepikiran omongan kak Angga yang tadi itu, kalau dia ga cinta lagi sama kak Amanda. Masa iya dia ga cinta lagi sama kak Amanda?"
" Gue juga gatau. Tapi rasanya ga mungkin lah. Dari cerita lo aja gue bisa nyimpulin kalau Angga bener-bener kalut banget waktu putus sama Amanda. Bisa aja Angga gengsi buat bilang sama lo." Dean tampak berpikir keras.
" Iya juga ya, kak. Emmm gimana kalau kita buat orang itu ngerasa bersalah sama dirinya masing-masing?" Tawar Kanya.
" Caranya?"
" Kan, selain kak Angga, cowok yang paling deket sama kak Amanda itu kakak kan? Jadi, kakak care-in kak Amanda sama kayak apa yang kak Angga lakuin ke kak Amanda, disetiap momen yang ada kak Angga. Gimana?" Usul Kanya.
" Sampai kapan?"
" Sampai mereka jujur satu sama lain kalau mereka emang saling ngebutuhin." Jawab Kanya mantap.
" Boleh juga tu, ternyata lo pinter juga ya." Dean mengacak rambut Kanya.
" Iih, kak Dean! Rusak tau rambut Kanya." Gerutu Kanya kesal.
" Hahaha ayuk ah balik ke kelas, udah mendung, ntar incess kehujanan, masuk angin deh." Dean menarik tangan mungil Kanya ke arah gedung sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Teen Fictionmenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...