Author's POV
" Jadian, yuk?"
Satu kalimat meluncur sangat cepat dari bibir Dean seperti sedang nge-rap. Tetapi kalimat itu masih dapat terdengar jelas oleh semua orang yang berada disekitarnya. Dean memberikan sebuah box bunga mawar berwarna merah bersusunkan mawar putih membentuk huruf K, huruf awalan nama Kanya.
" Dih, ogah gue!" Kanya melemparkan pandangan ke arah lain.
" Songong banget sih jadi cewek."
" Suka-suka gue dong." Bales Kanya jutek.
" Aelah lo, muka pas pasan juga pake acara sombong segala." Ejek Dean.
" Muka gue pas pasan? Hellow! Kalau muka gue pas pasan ngapain lo nembak gue?" Kanya tak terima dirinya dikatakan bermuka pas-pasan.
" Suka suka gue dong." Dean terlihat santai.
" Lo itu harusnya ngaca! Muka lo tuh yang pas pasan. Kalau muka lo ganteng dan muka gue pas pasan, harusnya gue dong yang ngejar ngejar lo. kenyataannya, kebalik kan? It means muka lo pas pasan."
" Udah udah. Kalian ga malu ya diliatin semua orang disini?" Ucap Steffi melerai mereka berdua.
" Dia duluan." Ucap Kanya dan Dean berbarengan sambil menunjuk satu sama lain, sedangkan teman temannya yang berada disitu hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingak kekanak-kanakan mereka.
" Apaan gue duluan? Jelas jelas elo!" Dean menyalahi Kanya.
" jelas jelas lo duluan yang ngatain gue songong!" Bantah Kanya.
" Emang lo songong kok." Dean membela diri.
" Berisik kalian berdua!" Cassie menutup kedua telinganya yang terasa berdengung karena mendengar perdebatan diantara dua insan itu.
" Dia tuh yang berisik." Ucap mereka saling menyalahkan lagi.
" Sekali lagi kalian bersuara, gue tendang ke laut!" Ancam Christopher yang membuat keduanya terdiam sambil menekuk muka yang merah padam menahan amarah. Sementara teman temannya yang lain berusaha untuk tidak tertawa.
" Intinya lo jawab apa, Nya?" Karel memecah keheningan yang terjadi selama beberapa detik itu.
" Gak." Ucap Kanya ketus.
" Kak, pulang yuk? Sumpek Kanya lama lama disini sama orang gila!" Kanya melirik Dean sekilas artinya memberi kode bahwa Dean lah orang gila tersebut.
Dean tampak tidak terima karena dihina seperti itu. Dean langsung ingin membalas ejekan Kanya namun Bryan menegurnya lewat tatapan mata.
" Yuk, balik. Mau sama kakak atau gimana?" tawar Karel
" Terserah aja. Bawa motor kan, kak?"
" Bawa mobil sayang. Kalau kakak bawa motor, macbooknya mau ditaruh dimana?" Karel mengusap kepala Kanya dengan penuh kasih sayang.
" Iya sih."
" Mau sama kakak ga? Atau sama Indy?" Tawar Karel sekali lagi.
" Sama kakak aja." Ucap Kanya manja.
Lalu, Kanya menggandeng tangan Karel mesra seperti sepasang kekasih. Pemandangan itu membuat Dean sedikit tak suka.
Mungkinkah Dean benar benar menyukai Kanya? Ataukah Dean hanya sekedar terobsesi?
---
terobsesi atau menyukai nih? hehe maaf incess jarang banget updatenya, bahkan cerita kalian banyak yang belum incess baca. maafkeun yaaa, kalau ada waktu incess baca kok tenang aja say hehe
- salam sayang, incess
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Novela Juvenilmenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...