" Pena gue mana ya? perasaan tadi gue selipin di diary ini deh." Kanya terus mencari pena peraknya yang hilang.
" Jangan-jangan jatuh di taman? Argh! Males banget gue kesana kalau masih ada di orang gila yang nyebelin itu. Bodo amat lah!" Gerutu Kanya.
Saat Kanya hendak keluar kelas, tiba-tiba seorang lelaki berwajah manis dan berlesung pipi memberikan sebuket bunga mawar yang sangat indah ditambah dengan senyuman manisnya yang membuat semua wanita meleleh.
" Kanya, will you be my girl friend?" Tanya lelaki itu sambil tersenyum dan menatap Kanya dengan tatapan memohon.
Tetapi Kanya melihatnya dengan ekspresi datar.
" No." Satu kata penghancur hati lelaki meluncur tanpa hambatan dari bibir sang gadis mungil nan sempurna itu. Lelaki itu berusaha tersenyum tegar menahan sakit didadanya selama ini. Ia sudah tahu jawaban apa yang ia terima tetapi ia tetap kukuh dengan pemikirannya. Alhasil, hati yang awalnya utuh tiba tiba hancur berkeping keeping seketika karena satu kata itu.
" Oh, iya deh. Gapapa. Makasih ya, Kanya." Lelaki itu berusaha tersenyum.
" Sama-sama." Kanya pergi dari hadapan lelaki itu. Samar-samar, ia mendengar banyak mulut yang membicaraka dirinya. Namun, ia tak perduli. Tak pernah perduli.
" Gila! Anak baik baik ditolak!"
" Edan tuh anak! Tadi dia nolak kak Fian, sekarang kak Rino. Bener bener dah!"
" Seorang Rino nembak cewek? Dan ditolak?"
" Cakep sih, tapi songong!"
" Rino nembak cewek es itu?"
" Sok kecakepan banget sih tuh cewek. Masih cakepan gue kali."
Dan masih banyak lagi cibiran-cibiran dari mulut orang-orang disitu. Baik itu kakak kelas, atau pun yang seangkatan dengan Kanya. Baik cowok maupun cewek semua membicarakan trending topic yang terjadi di sekolah itu.
Saat Kanya menuju kantin, tiba-tiba pergelangan tangannya dicekal oleh seorang gadis cantik.
" Lo Kanya, ya" Gadis itu meneliti kanya dari ujung rambut hingga ujung jari kaki. Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk malas.
" Jadi lo cewek songong itu? Lo itu baru kelas 10 tapi udah berani ngehancurin hubungan gue ya!" Bentak gadis itu sambil mendorong bahu Kanya dengan satu jari.
" Perasaan gue ga pernah ada masalah deh sama lo. kenal aja engga, mau ngancurin hubungan lo lagi. Kalau gaada yang penting gausah manggil gue. Gue ga ada waktu buat ngeladenin orang ga jelas." Ucap Kanya kasar dan berlalu meninggalkan gadis itu dan teman-temannya.
" Wah, wah. Masa lo mau digituin dia? Bales dong!" Kata Silvia, teman dekat Cindy. Ya, gadis yang baru mau melabrak Kanya itu bernama Cindy.
" Liat aja, Kanya! Gue bakalan bales semuanya. Inget itu!" Cindy tersenyum miring dan meninggalkan tempat itu.
Dilain sisi, Kanya berjalan ke arah gedung tua yang terletak di samping sekolah. Gedung itu dekat dengan parkiran siswa. Tak jauh dari gedung itu, ada sepasang ayunan yang kosong. Lalu Kanya mendekat dan menaiki ayunan itu. Ia menikmati sepoi sepoi angin yang membelai halus wajah cantiknya sambil menutup matanya.
Tiba-tiba ia tersadar bahwa ada dua geng tak jauh dari tempatnya duduk yang berasal dari sekolah yang sama dengannya sedang berkelahi. Kanya menduga bahwa itu adalah perkelahian kakak kelasnya. Tanpa ragu ataupun takut, Kanya menghampiri kedua geng itu. Saat Kanya mendekat, ia melihat beberapa wajah yang tidak asing di matanya.
" Kak Angga? Karel?" Gumamnya yang terdengar jelas di telinga mereka semua.
" Kak Angga ngapain kelahi? Disini lagi. Lo juga, Rel. Lo itu ketua OSIS, harusnya lo yang misahin kalo ada yang berantem. Nah ini lo sendiri yang berantem." Ceramah Kanya panjang lebar. Sedangkan yang diceramahi hanya diam menunduk tak bergeming.
" Lo siapa ngatur ngatur mereka? Ketua OSIS juga manusia kali, bukan malaikat!" Ucap Dean dingin.
" Gue ga ngomong sama lo!" Bentak Kanya.
" Jangan galak galak dong, sayang. Nanti cantiknya ilang." Kata Fian, lelaki yang nembak Kanya dikantin tadi. Sementara Kanya tak menggubris omongannya.
" Kak Angga ga denger omongan Kanya ya?" Kanya meninggikan nadanya.
" Lo dibelain malah marah-marah. Dasar cewek gatau diri! Kalau bukan karna Angga mohon-mohon ke gue, ga bakal mau gue buang waktu gue disini." Ujar Dean santai tapi tajam. Namun, yang di tuju tidak menggubris
" Kenapa, Nya?" Angga mengangkat kepalanya menatap mata Kanya.
" Kak Angga ngapain kelahi?" Ucap Kanya datar.
" Ceritanya panjang, dek." Angga kembali menundukkan kepalanya.
" Yaudah, gausah disini lagi. Semuanya bubar! Kalau ga , gue bakalan lapor kepala sekolah." Lalu geng Fian pun bubar dan menyisakan geng Dean.
" Can you tell me, now?" Tanya Kanya ke Angga.
" Tadi itu...."
Flashback On
Angga dan kawan-kawan sedang berjalan ke arah kantin. Namun, langkahnya terhenti saat ia mendengar nama Kanya disebut sebut oleh seorang lelaki yang tak jauh dari mereka. Angga pun terus mendengarkan pembicaraan sepasang kekasih itu.
Ternyata, Fian sedang memutuskan hubungannya dengan Cindy demi mengejar dan menaklukkan Kanya, sang primadona baru di sekolah itu. Cindy pun tak terima dan mengancam bahwa dia akan melakukan segala cara untuk melenyapkan Kanya agar Fian bisa kembali padanya.
Tetapi Fian tak perduli. Berbagai macam rayuan dan bujukan telah Cindy lontarkan agar Fian kembali padanya hingga bentakan yang membuat Fian marah, yaitu bahwa Kanya sama sekali menginginkan kehadiran Fian apalagi mencintai Fian. Fian marah dan ia bersumpah untuk melakukan segala cara apapun agar bisa mendapatkan Kanya termasuk memperkosanya.
Flashback Off
" Itu sayang yang bikin kakak marah sama dia. Kakak gamau kalau sampai kamu kenapa napa, sayang. Kamu itu harta hidup kakak yang paling berharga selain Amanda. Kakak ngelakuin semuanya karna kakak sayang sama kamu. Kakak udah nganggep kamu itu kayak adik kandung kakak sendiri. Kamu ngerti kan sayang?" Angga menangkup kedua pipi Kanya. Angga bisa melihat bahwa Kanya sedang menahan tangisannya agar tidak tumpah.
" Nangis aja sayang.
Orang kuat itu bukan orang yang ga pernah nangis, tapi yang hanya menangis sekali untuk masalah yang sama.
Dan orang yang kuat itu bukan orang yang ga pernah nangis, tapi orang tetap tegar dalam tangisnya meskipun banyak yang menyakitinya." Kanya langsung memeluk Angga erat sedangkan Angga mengusap puncak kepala Kanya dengan penuh kasih sayang.
" Kakak janji, kakak bakalan selalu ada buat Kanya. Kapanpun dan dimanapun. Kakak akan selalu menjaga Kanya sekuat tenaga kakak. Kakak janji kakak ga bakalan biarin air mata Kanya jatuh untuk orang-orang jahat yang nyakitin Kanya. Kakak janji kakak bakalan selalu bahagiain Kanya apapun yang terjadi. Karna Kanya pantes buat bahagia, sayang." Angga mengecup puncak kepala Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Ficção Adolescentemenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...