10 - WHY?

97 19 11
                                    

" Lo nginep dirumah Bella juga?" Tanya Dean sembari fokus menatap jalanan yang sedikit macet.

" Gak." Jawab Kanya dingin.

Dean heran mendengar penuturan singkat dari mulut Kanya. " Trus lo kenapa ikut gue?" Dean menoleh ke arah belakang.

" Disuruh." Jawab Kanya dingin lagi.

" Trus lo mau gitu disuruh suruh?

Jadi babu gue mau?"

" Selagi yang nyuruh kak Angga, sebisa mungkin gue ikutin kemauannya."

" Kalau Angga nyuruh lo naked lo mau?"

" Kok jadi lo yang sewot? Kalau lo ga ikhlas bantuin gue, yaudah. Gue turun disini aja." Kanya beranjak turun dari motor Dean yang tinggi itu tetapi Dean langsung memutar setengah badannya dan menahan paha Kanya agar tak jadi turun. Dean tak tahu mengapa ia melakukan itu ditambah dengan Kanya yang meminta penjelasan lewat tatapan matanya.

" Jangan! Nanti kalau lo kenapa napa gue yang di gebukin Angga. Kan gue yang terakhir bawa lo. " Jawab Dean cuek, sedangkan Kanya hanya menatapnya dengan tatapan datar.

Lalu Kanya melirik tangan Dean masih berada dipahanya dengan tujuan agar Dean segera mengangkat tangannya itu. Tetapi Dean malah berperang dengan jantung dan otaknya dan tanpa ia sadari sudut bibirnya terangkat. Lalu Dean tersadar dari lamunannya dan langsung membalikkan tubuhnya dengan cepat setelah mengangkat tangannya dari paha Kanya.

' Norak banget sih lo Dean! Masa cuma karna itu doang lo senyum senyum ga jelas.' Batin Dean.

Lalu Dean menjalankan motornya karena jalanan sudah terlihat sedikit lenggang.

" Pegangan yang kuat! Gue mau ngebut. " Dean sedikit mengeraskan suaranya agar Kanya mendengarnya. Tetapi Kanya terlihat mengabaikan ucapannya. Timbul sisi jail Dean untuk mengencangkan laju motornya secara tiba tiba.

' Mampus lo! Siapa suruh ngacangin Dean ngomong? Rasakan akibatnya, hahaha.' Batin Dean sambil tersenyum jail menatap kaca spion motornya. Untung saja raut muka jailnya tak tampak karna ditutup dengan kaca helm berwarna hitam miliknya.

Lalu, seperti yang Dean rencanakan, ia melajukan motornya dengan tiba-tiba dan membuat Kanya kaget dan sedikit memekik. Kanya langsung memeluk pinggang Dean erat dan memejamkan matanya serta menyembunyikan wajahnya di bahu Dean. Seketika, baik jantung Dean maupun jantung Kanya berdegup kencang melebihi rasa deg degan saat ulangan fisika mendadak 3 bab sekaligus. Keheningan terjadi diantara mereka. Kanya yang menyadari sikapnya itu langsung menarik tangannya dan merutuki kebodohannya. Lalu, untuk yang pertama kalinya, ia meminta maaf kepada orang lain, apalagi makhluk yang bernama lelaki.

" M-ma-af kak, Kanya ga sengaja. Tadi itu Kanya refleks, takut jatuh."

" Sengaja pun gapapa kok. Gue juga sengaja, hahaha." Dean membuka kaca helmnya dengan tangan kirinya lalu tertawa terbahak bahak. Kanya yang menyadari bahwa dirinya sedang dikerjai pun langsung mencubit kedua pinggang Dean hingga Dean merintih kesakitan dan meminta maaf berulang ulang kali padanya.

" Duh, aduh, aduh, sakit bego. Udahin dong, nanti kita jatuh."

" Yang ngerjain duluan siapa?"

" Etdahh iya iya gue minta maaf. Ampun Kanya, ampun." Dean melafalkan nama Kanya.

" Kok lo tau nama gue?"

" Dari orang-orang itu." Jawab Dean singkat. Lalu, Dean teringat akan sesuatu.

" Eh, lo cewek yang tadi pagi nangis ditaman itu kan? Yang nungguin gue beli eskrim kan? Yang diganggu sama cowo ga jelas itu kan?" Tanya Dean memastikan bahwa ingatannya benar.

" Ya." jawab kanya singkat

" Yang nyanyi di kelas gue itu kan?" tanya Dean lagi.

" Ya." jawab Kanya singkat lagi.

" Yang pacar gue itu kan?" Dean menjahilinya. Ia menduga bahwa kanya pasti akan menjawab ya lagi.

" Ya, eh engga! Dih dasar jomblo akut, ngaku ngaku aja lo!" Kanya memukul punggung Dean yang berada di hadapannya.

" Tadi lo sendiri yang bilang iya. Berarti sekarang, sesuai keinginan lo, lo resmi jadi pacar gue." Dean memutuskan sepihak tanpa mendengar persetujuan dari Kanya.

" Ogah! Lo pacaran aja sama Pohon!" Kanya memukul punggung Dean lagi.

" Yakin?" Tanya Dean memastikan.

Kanya menganggukkan kepalanya kuat kuat. " Yakin seyakin yakinnya." Ucap Kanya mantap.

" Gue bakalan bikin keyakinan lo goyah, Kanya sayang." Gumam Dean.

" Apa? Kanya ga denger. Ngomong tuh jangan bisik bisik." Gerutu Kanya

" Mau tau aja atau mau tau banget?" Dean menggodanya.

" Dasar manusia nyebelin. Mau tau banget gue." Ucap Kanya tak sabaran.

" Kalau lo udah tau imbalannya apa?" Goda Dean lagi.

" Dih, pake imbalan imbalan. Dasar!" Kanya memukul punggung Dean, lagi dan lagi.

" Imbalannya cium gue ya?" Dean memutar kepalanya menghadap Kanya lalu menaik turunkan alisnya menggoda Kanya.

" ogah! Lebih baik gue gausah tau." Kanya mengerucutkan bibirnya. Lalu tak berapa lama kemudian, mereka sampai di rumah Amanda.

Fall For You (Again And Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang