Waduh, masih SMA udah kena serangan jantung wkwk. Kira-kira siapa ya yang kena serangan jantung?
---
Dean's POV
Aku berjalan ke lantai bawah menuju parkiran. Saat aku mendekat kea rah motorku, kulihat Angga sedang mengeluarkan motornya juga dari parkiran. Aku yang sedikit heran pun menghampiri Angga.
" Ga, tadi Kanya nyariin. Udah ketemuan sama dia?" Tanyaku.
" Ketemuan apaan?" Angga terlihat bingung.
" Kata dia lo ngajak dia ketemuan di rooftop." Aku mengingatkannya. Mungkin dia lupa
" Engga kok. Gue aja gaada chat dia seharian ini." Angga mengerinyitkan dahinya.
" berarti..." aku kaget mendengar penuturan Angga.
Aku menemukan sedikit keganjalan di sini. Aku pun berlari meninggalkan Angga yang tengah kebingungan. Pikiranku hanya tertuju pada Kanya. Bukan karena aku menyukainya, tetapi karena kami berempat, yaitu aku, Karel, Chris, dan Bryan berjanji pada Angga untuk membantunya menjaga Kanya.
Aku berlari sekencang mungkin dan sampailah aku di lantai 3. Aku berjalan mengendap-endap menaiki tangga yang menghubungkan antara rooftop sekolah dengan lantai 3 sekolahku. Lalu, aku kaget karena aku melihat Kanya dalam bahaya seperti dugaanku.
" WOI!" bentakku pada orang yang kurasa sedang berciuman dengan Kanya. Sontak, ia menolehkan wajahnya ke arahku. Dan, ternyata dia adalah musuh terbesarku dari dulu.
Dika Chalamet.
Kanya's POV
" WOI!" Aku dan Dika sama-sama kaget mendengar bentakannya. Aku membuka mataku sedangkan kak Dika menolehkan wajahnya ke sumber suara. Aku bersyukur pada orang yang telah menyelamatkanku dari bibir si brengsek yang hampir mencium bibirku.
Ternyata dia adalah kak Dean.
Aku tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih pada kak Dean didalam hatiku. Kudengar kak Dean dan kak Dika berbincang bincang dengan nada penuh amarah sedangkan si brengsek yang berada didekatku ini berbicara dengan sangat lembut, seperti ibu-ibu kantin yang tengah melayani pembeli.
Aku tak dapat mendengarkan apa yang mereka bicarakan karena tubuhku sudah sangat lemas. Tapi aku mencoba menahan beban tubuhku ini dengan sisa-sisa tenaga di kakiku. Aku tak boleh terlihat lemah dihadapan semua orang.
Dean's POV
" Eh, sobat. Mau apa lo kesini?" Dika memamerkan senyum ramahnya, senyum yang ku anggap senyum penuh dendam.
" Menjauh dari dia." Ucapku mengepalkan tanganku menahan amarah.
" Ow ow ow, ternyata pahlawan kesiangan kita udah dipelet juga sama pelacur ini." Dika tersenyum merendahkan ke arah Kanya.
Saat itu juga aku berlari ke arahnya dan memukulnya.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Serangku tanpa ampun. Ia mencoba berdiri namun aku meninju wajahnya lagi.
Bugh!
Lalu aku menarik kerah bajunya sambil memberdirikan paksa dirinya. Aku meninju hidungnya hingga mengeluarkan darah.
Bugh!
Aku meninjunya tepat pada sasaranku, yaitu diperutnya. Dan aku memutarkan badannya yang sudah lemah itu dan memukul tengkuknya hingga ia tak sadarkan diri. Aku berusaha mengontrol nafasku yang tersengal sengal dan berjalan ke arah Kanya yang terlihat sedang terduduk lemah dan sedang menutup badannya dengan tangan mungilnya karena semua kancing seragamnya telah tercabut dari tempatnya.
Melihat keadaannya yang sangat memprihatinkan itu, aku membuka seragamku yang kebesaran untuknya dan memakaikannya ke badan mungilnya sedangkan ia menengadahkan wajahnya ke arahku dan menatapku dengan tatapan penuh duka. Aku memeluk tubuh mungilnya itu dan mengelus kepalanya lembut.
Tetapi aku merasakan perasaan yang berbeda saat aku memeluknya. Tak seperti dari sahabatku, baik itu lelaki maupun wanita, seperti Amanda, Steffi, maupun Cassie. Perasaan yang sama saat aku memeluk mama saat mama menangis terluka. Perasaan nyaman. Ada rasa hangat menjalar di tubuhku, dalam darahku. Dan jantungku berdetak tak seirama.
Apa mungkin aku mengidap penyakit jantung?
---
Waduh, ternyata si ganteng kena serangan jantung. Kasian deh :(
Serangan jantung atau serangan cinta nih?
~ salam sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Novela Juvenilmenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...