Author POV
Butiran butiran bening dari mata hazelnya mengalir deras di kedua pipinya yang chubby. Semua karena Karel. Lebih tepatnya perkataan perkataan ejekan dari Karel yang betul betul menohoknya hingga masuk ke relung hati yang paling dalam. Begitu ia menyadari bahwa ia masih disekolah, ia langsung menghapus kasar air mata yang sedari tadi mengalir di pipinya itu. Ia tak tahu ia berada dimana. Namun yang jelas itu masih di ruang lingkup sekolah barunya. Pada saat ia berbalik badan, ia kaget karna ternyata ada seseorang yang mematung tepat dibelakangnya.
" Lo siapa? Lo ngapain disini? lo ngapain dibelakang gue? Lo mau nyulik gue ya?" Ia takut ketahuan kalau ia sedang menangis.
" Lain kali nanya satu satu, gue Dean,11 ipa 1, gue cuma mau menyendiri aja disini karna disini tempat favorite gue buat menyendiri. Gue dibelakang lo karna gue denger ada suara cewe nangis, gue paling ga suka liat cewe nangis. Dan gue bukan penculik, ngapain gue nyulik lo. lo itu berat. Liat aja pipi lo yang super duper gede itu, hahaha." Dean mencubit kedua pipi chubby kanya sambil tertawa. Kanya mencebik kesal.
" Sakit, tau! Abis pipi gue di cubitin terus. Lepasin ih." Kanya melepaskan tangan Dean dari pipinya. Dean masih tertawa
" Diem! Ga lucu tau." Kanya meggerutu kesal karna Dean tak berhenti tertawa. Dean menghentikan tawanya sejenak, kemudian tertawa lagi.
" Dasar gila!" Teriak Kanya kesal. Saat Kanya beranjak pergi, tangannya ditahan oleh Dean.
" Mau kemana lo? Gue belum puas nih." Goda Dean sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Hah? Belum puas apaan?" Tanya kanya ambigu.
" Otak lo mesum banget sih. CeweK kok mesum. Oh gue tau, lo pasti mau dimesumin sama gue kan? Sayangnya gue ga tertarik sama orang gendut kayak lo. Pipi aja isinya buntelan lemak semua wkwkwk." Dean kembali tertawa. Dan lagi-lagi Kanya mencebik kesal.
" Gue mau pergi, lo tahan. Giliran gue disini diejekin. Dasar orang aneh." Kanya langsung pergi dari tempat itu meninggalkan Dean yang masih terbahak bahak.
" Ettdah incess ngambek. Jangan ngambek dong incess, beli eskrim mau?" Dean mengejar Kanya.
" Eskrim?" Tanya Kanya dengan mata berbinar. Dean mengangguk. Tapi sedari tadi kanya berputar putar dikantin, ia tak menemukan penjual eskrim
" Emang ada? Setau gue gaada tuh. Atau lo Cuma ngerjain gue ya? Ah dasar payah!" Kanya meninju lengan Dean sebelah kanan dan beranjak pergi.
" Incess suka eskrim kan? Ayo ikut Dean. Dean ga ngerjain incess kali." Dean menarik tangan Kanya dan menggenggamnya tanpa sadar. Kanya yang sedari tadi memerlukan eskrim hanya mengikut saja ditarik tarik seperti itu. Kalau bukan karna eskrim, ia tak akan mengikuti orang asing yang sedari tadi mengganggunya bersedih sedih itu.
--
Kanya dan Dean terlihat menyusuri jalan ke arah gerbang belakang sekolahnya. Kanya yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.
" Kita mau kemana sih? Capek tau gue ngikutin lo, tangan gue ditarik-tarik, mana lagi jalan lo cepet-cepet. Sabar napa." Gerutu Kanya.
" Udah, gausah bawel. Ikut aja." Kata Dean cuek. Kanya yang dari tadi kelelahan karna tangannya ditarik dan kakinya dipaksa berjalan sesuai besarnya langkah kaki Dean pun menarik tangannya dari genggaman Dean.
" Capek gue. Udah ah gue mau balik ke kelas aja. Capek gue ngikutin lo. dari tadi ga nyampe nyampe." Dean meliriknya dan mengambil tangan Kanya untuk digenggamnya lagi. Tapi dengan cepat Kanya menepisnya.
" Gausah pegang-pegang juga kali."
" Biar lo ga ilang. Kalau lo ditarik trus di kerjain cewe-cewe yang dari tadi liatin kita gue ga bisa marahin mereka."
" Cewe-cewe yang tadi liatin kita? Emang ada?" kanya tak sadar kalau sedari tadi ia jalan bersama Dean ditambah dengan Dean yang menggenggam tangannya membuat fans-fans Dean menatapnya dengan berbagai macam ekspresi. Mulai dari iri, kagum, benci, heran, bingung, sinis, dan berbagai macam tatapan yang berbeda beda.
"Ya ada lah. Mereka tuh fans-fans gue. Kagum ngeliat ketampanan gue. Dalam hatinya pasti memuja-muja sekaligus mencibir gue karna gue jalan sama upik abu, mana lagi masih pake baju SMP, yang artinya lo masih adik kelas. Ikatan rambut lo yang persis kayak orang gila. Ditambah mata lo bengkak tuh karna sembab. Idung lo juga ingusnya keluar keluar. Mereka pasti heran kenpa gue jalan sama lo. secara gue gapernah jalan berdua sama cewe sedekat ini. Jangankan jalan, ngomong aja ga pernah berdua." Kata Dean sedikit mengejek dan berlebihan.
" Bacot lo!" Kanya baru menyadari yang Dean bilang bahwa ingusnya keluar-keluar. Buru-buru Kanya meraba perbatasan antara hidung dan mulutnya itu. Tidak ditemukan air atau lender yang biasa disebut ingus tersebut.
'Apa jangan-jangan sudah mengering ya?' Tanya Kanya was-was. Sudah pasti dia bertanya didalam hati. Tidak mungkin dia bertanya pada Dean. Itu hanya akan membuatnya semakin malu dan membuat dean semakin tertawa terbahak.
" Udah kering ingus lo. Gausah di pegang-pegang lagi" Dean mengerti apa yang Kanya pikirkan lewat gerak gerik kanya. Kanya langsung menatap Dean tajam. Sedetik kemudian, Kanya meninju lengan Dean yang berotot itu berulang-ulang menggunakan kedua tangannya sambil tetap berjalan ke arah gerbang belakang sekolah mereka.
--
Mereka sudah tiba di tujuan yaitu di hadapan gerbang depan sekolah. Kanya kebingungan karna Dean berjanji mengajaknya untuk membeli eskrim, bukan melihat gerbang yang sudah berkarat itu
" Lo jagain gerbang ini, liat-liat di sekeliling. Jangan sampai ada guru yang tau kalau gue keluar sekolah tanpa izin lewat gerbang belakang. Ngerti?" Dean memberi instruksi kepada Kanya. Kanya yang masih tak mengerti hanya mengangguk perlahan. Setelah itu, Dean mulai memijakkan kakinya di antara sela-sela gerbang itu lalu berusaha memanjat gerbang yang memiliki bentuk dan motif persegi persegi tersebut. Tak beberapa lama kemudian, ia sudah sampai di luar sekolahnya.
" Tunggu sebentar ya, incess. Jangan kemana-mana. Gue pergi ke mini market bentar. Awas kalau gue balik ternyata lo gaada. Gue hukum lo." perintah Dean.
" Yes, I will wait you. Jangan lama-lama ya tapi? Gue takut sendiri disini. nanti kalau ada yang jahat gimana?"
" Kalau ada yang jahat, lapor ke gue aja, sayang. Yaudah, gue pergi dulu ya, darl. Wait me for a few minutes" Kemudian Dean meninggalkan tempat itu.
---
vote dan comment ya kak. kasih saran gimana kelanjutannya, mana tau aku terinspirasi hehehe. maaf ceritanya masih garing, hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Fiksi Remajamenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...