Amanda's POV
Semenjak kejadian menyakitkan itu, aku selalu melihat mereka sering menghabiskan waktu berdua. Ya, Angga, mantan kekasihku dan Kanya, yang ia anggap sebagai adiknya. aku sendiri tidak tahu apakah mereka sudah resmi berpacaran atau belum. Namun, dari gerak geriknya aku yakin mereka sudah mempunyai ikatan yang lebih dari seorang kakak-adik.
Sekilas, aku terlihat baik baik saja. Aku mencoba untuk menutupi semua kesakitan ini. Tetapi, sejujurnya, berpura pura tersenyum itu sakit. Mulutku berkata bahwa aku baik baik saja tetapi hatiku berteriak memberontak. Aku tidak tahu apakah langkah yang ku ambil sudah benar atau tidak. Aku tak ingin berlarut larut lebih lama berada dalam kebohongan cinta. Lebih baik aku berlarut larut dalam kesedihan dibanding dengan berlarut larut dalam kemunafikan.
Jujur, hingga detik ini hati kecilku masih menaruh harapan besar padanya. Tetapi aku tak ingin lebih dalam lagi menyakiti hatiku. Aku harus bisa berdiri tegak tanpanya, bernafas tanpanya. Aku harus bisa menjadi Amanda Gabriella yang belum mengenalnya sama sekali. HARUS.
Entah apa yang harus ku lakukan selanjutnya, namun separuh dari hatiku masih berada dalam dirinya. Separuh hidupku masih terbawa bersamanya dan begitu pula dengan bayangannya selalu hadir mengikutiku. Semua terjadi begitu cepat.
Mungkin ini memang jalan terbaik untuk diriku dan dirinya. Aku seharusnya bisa menerima kenyataan bahwa dia bukan milikku lagi. Aku yang meninggalkannya. Aku yang mengakhiri semuanya. Seharusnya aku juga yang mampu menghapus bayangannya di hidupku. Namun itu semua tak semudah berkata kata, tak semudah membalikkan telapak tangan.
Saat ini aku merasa sangat hancur. Tiada lagi senyuman indahnya yang mampu membuatku tetap semangat. Tiada lagi kata kata penyemangat darinya. Tiada lagi tangan kekarnya yang tidak hanya menghapus air mata dipipiku, namun juga menghapus luka di hatiku. Dan sekarang, bukan dia lagi yang menyemangatiku, tetapi dia lah yang menghancurkanku.
---
maaf update-an nya singkat sekali, hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You (Again And Again)
Teen Fictionmenyayangimu, apakah harus sesakit ini? menginginkanmu, apakah harus segila ini? mencintaimu, apakah harus membutuhkan pengorbanan sebesar ini? aku sudah berkorban, lantas mengapa kau malah membuangku? jika tak ingin memilikiku, mengapa kau menerba...