poor girl with seven perfect prince

15.1K 843 5
                                    

Berisik!

Berusaha menutup telinga rapat-rapat namun usaha tersebut tak pernah berbuah manis. Tak bisa berbuat apa-apa selain mendengarkan atau lebih menjengkelkannya harus menggertak mereka semua.

Yah, kakak-kakakku tengah berlatih di siang yang terik ini. Berita bagusnya, mereka berhasil mengacaukan acara bersantaiku setelah seharian ini sibuk merapikan kamar karena ulah mereka.

Aku bisa gila jika harus seperti ini terus!!

Susah payah kaki ini menaiki anak tangga satu persatu dengan kondisi kedua tangan yang menutupi telinga kanan dan kiri. Akhirnya aku sampai juga tepat di depan pintu ruang latihan mereka yang katanya kedap suara tersebut.

Kedap suara tapi berisiknya itu loh, sampai ke lantai bawah.

Aku membuka pintu ruang latihan dengan perasaan malas.

"Mengerikan. Lebih mengerikan dari film horror yang baru saja aku lihat kemarin."

Aku berjalan ke arah samping ruangan tanpa memperdulikan kakak-kakakku yang tengah asik 'latihan'. Aku mematikan speaker yang tengah memutar lagu berjudul War of Hormone. Hening langsung menyelimuti ruangan. Semua mata langsung tertuju kepadaku.

1 : 7, sepertinya kau sudah pasti tau hasilnya, bukan?

Tanpa babibu aku langsung saja tancap gas, berlari secepat mungkin keluar dari ruangan sebelum kakak-kakakku itu berubah menjadi monster hijau berlumut. Ah, aku bisa mendengar suara mereka berteriak kesal dari atas sana. Aku hanya bisa tertawa puas mendengarnya sebelum akhirnya mengunci pintu kamar.

===

Terlahir sebagai anak terakhir dari 8 bersaudara yang hampir keseluruhannya berjenis kelamin laki-laki. Yap! Aku adalah anak perempuan satu-satunya dikeluarga. Sempat mengutuki diri sendiri, mengapa harus terlahir sebagai perempuan? Dan tentu saja korban pelampiasan rasa sesalku itu adalah bundaku.

"Seharusnya kau patut bersyukur, sayang. Kau menjadi anak perempuan satu-satunya yang berarti adalah kau menjadi yang paling cantik sendiri di keluarga. Kau adalah ratunya."

"Benarkah itu bun?"

Bunda hanya mengangguk meyakinkanku agar tak lagi berpikir bahwa menjadi anak perempuan sendirian itu menyebalkan. Jujur, dulu aku sangat membanggakan sekali kedudukanku sebagai ratu di keluarga. Sekarang? Kedudukanku telah bergeser menjadi seorang gembel diantara biang cogan. Apalagi sekarang kakak-kakakku itu sedang pada masa kejayaanya, semakin menjadilah mereka.

Sebuah realita hidup yang mengasinkan.

Ngomong-ngomong soal kakak, sepertinya dari tadi aku hanya menceritakan soal diriku saja, bukan? Karena aku sadar jika aku menceritakan soal kakak-kakakku terlebih dahulu, cerita ini akan habis hanya untuk membahas mereka semua. Baiklah, aku akan memperkenalkan kakak-kakakku kepada kalian.

Seokjin, kakak tertua yang memiliki sifat keibuan. Berwajah tampan rupawan dengan tinggi semampai mengalahkanku tapi belum mengalahkan tingginya bangunan Burj Khalifah. Pintar memasak dan hobi sekali untuk menghabiskan makanan, terutama menghabiskan bagianku.

Yoongi, kakak kedua yang paling pendiam dari yang lain. 'Batu', 'kura-kura', dan 'lemari es' dan semacamnya adalah nama keduanya. Well, kakakku yang satu ini sangat pintar dalam hal rap juga membuat lagu. Hal paling menyebalkan dari kakakku ini adalah ketika tatapan mata dinginnya itu bertemu denganku.

Hoseok, kakak ketiga yang pandai rap dan paling aneh tingkahnya. Bahkan karena tingkahnya itu juga, aku pernah ingin mencoba untuk melompat dari jendela kamarku, namun tak kulakukan karena aku baru sadar bahwa kamarku berada di lantai satu. Apa gunanya aku loncat jika jendela kamarku tingginya hanya 5 jengkal saja dari tanah?

Namjoon, kakak keempat yang juga lumayan dekat denganku. Lumayan dekat dalam hal bertanya-jawab tentang bahasa inggris. Paling pintar berbahasa inggris dari kakak-kakakku yang lain dan terkadang suka berkata kasar dengan mencampurkan bahasa inggris di dalamnya. Mentang-mentang bisa berbahasa inggris! Terbesit dalam benakku, kenapa tidak sekalian saja mencampurkan bahasa arab ketika ingin berumpat? Dia juga pandai dalam hal rap seperti kakak keduaku dan ketiga. Kelemahan dirinya adalah tidak bisa menari dengan baik, hal itu juga kadang kumanfaatkan untuk mengerjai dirinya.

Jimin, kakak kelima paling menggoda. Bagaimana bisa ia disebut menggoda? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. Selalu memamerkan otot, apalagi otot perutnya yang..., yah bisa dibilang sangat berbentuk. Kakakku ini adalah hasil perkawinan silang dari sifat kakak keenam dan ketujuh.

Taehyung, kakak keenam dengan kondisi fisik dan mental yang saling bertolak belakang. Fisiknya yang bisa dikata sempurna itu dapat dengan mudahnya meluluhkan hati wanita manapun, terlebih lagi saat dia dalam mode 'menggoda'. Bagaimana dengan mentalnya? Mentalnya sangatlah sadis menyayat hati, membuatmu ingin sekali menenggelamkannya di samudra pasifik. Walaupun begitu, dia sangat menyukai anak kecil.

Jungkook, kakak termuda yang memiliki fisik sama sempurnanya dengan yang lain, termasuk gigi kelincinya yang terkesan manis. Jangan salah, kakakku ini memiliki gigi kelinci yang bisa dibilang sempurna juga. Astaga, apa yang sebenarnya bundaku idamkan hingga melahirkan orang seperti kakakku? Satu hal yang pasti soal kakakku ini, dia suka sekali menggoda perempuan, terutama para fans.

Bagaimana denganku? Tak ada yang menarik untuk diceritakan tentang diriku selain cerita mengenai kehidupanku yang tragis ini. Tragis tapi begitu indah.

Ada masanya dimana aku harus tinggal di rumah dengan kakak-kakakku, ada masanya dimana aku tinggal di rumah bersama kedua orangtua, dan ada masanya aku akan tinggal di rumah sendiri. Sendirian, loh! Dari ketiganya, yang paling kubenci dan paling sering adalah kenyataan nomor satu. Aku harus tinggal bersama kakak-kakakku ketika kedua orangtuaku harus pergi. Disaat seperti itulah penderitaanku makin bertambah.

Mereka adalah kakakku, musuhku, dan sahabatku.

===

me and my perfect brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang