Minggu pagi.
Iya, pagi hari.
Bukan, ini bukan pagi dalam mimpi. Aku memang terbangun pagi sekali.
Tumben sekali.
Dan ya semua tetap sama.
8 manusia berkumpul di teras depan melingkar saling memandangi tumpukan ponsel canggih yang ditata menggunung. Satu dua terjatuh dan tidak ada reaksi apapun.
Hening.
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
"."
".............."
"....."
Kenapa jadi ngobrol lewat batin?
Niatnya membuka topik pembicaraan.
Tapi masa perempuan dulu yang memulai? Seharusnya kan laki-laki.
"Hey."
Nah bagus! Kan jadi gak ma-
"Gembel."
Excuse me:)?
"Gak usah sok budeg, budeg beneran mampus gak noh."
Ini ketimbang cari topik lebih demen cari ribut ya?
"Maaf, saya tidak gembel seperti yang ada di ekspentasi anda."
"Ada gunanya juga itu perasaan, buktinya ngerasa."
Tahan tahan liatin aja. Susah emang punya kakak mulut cabe minta ditabok.
"Kau tumben hanya melihat, biasanya yang memulai, Kuk, ada apa?" tanya kak Namjoon yang dibalas senyuman oleh kak Jungkook.
"Entahlah, rasa-rasanya tidak menggairahkan jadi aku tidak nafsu." ujar kak Jungkook enteng.
Pernyataan macam apa itu.
Tidak nafsu? Seriously?
"Btw kok bisa balik ke rumah? Bukannya jadwal padat?"
Alih-alih mengganti topik sehingga tidak selalu aku yang kena imbas jadi bahan ejekan tujuh manusia kelakuan setan yang tengah berkumpul sekarang. Dan beruntungnya mereka termakan hasutanku.
"Enaknya tanya ke siapa ya hm..." semua mata langsung memandang kak Jin yang tampak balik menatap bingung, ngapain? Mau nuduh? Malah sekarang kak Jin menatap kak Yoongi curiga.
"Waktunya melemaskan tenggorokan." ujar kak Yoongi santai sembari berdeham satu-dua kali yang langsung disambut cengiran tak bersalah kak Jin. Cara mudah memperpendek umur ya begini nih.
"Memang minggu ini jadwal padat banget, bahkan waktu buat istirahat cuma sebatas 1 jam malah bisa dikata beberapa menit. Ya, setara waktu buat ganti atau sekedar koordinasi singkat gitu. Dan, bukan seorang Seokjin namanya kalau tidak punya sifat keras kepala." tutur kak Namjoon yang memandang sinis kak Jin sementara yang dipandang asik bergumam tidak jelas.
"Kabur gitu?"
"Kurang lebih." sambung kak Hoseok yang ikut menatap sinis sekarang. "Tinggal tunggu aja alesan saktinya keluar kalau ditanya manajer."
"Banyak omong amat kalau kenyataannya gak jauh beda ngikut kabur dih." ujar kak Jin melakukan pembelaan yang mana menjadi skakmat bagi yang lain.
Aku mencium aroma pertikaian hohoho.
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my perfect brother
FanfictionBrengsek! Menyebalkan! Tak tahu diri! Tidak punya perasaan! Berisik! Keras kepala! Egois! Usil! Tapi, kenapa aku masih menyayangi mereka saat ku tau semua realita tadi yang telah kusebutkan selalu terjadi pula padaku? Entahlah. Tetap saja walaupun m...