"Ish, masa seharian ini marah terus? Senyum dikit, lah. Kalo mukanya ketekuk terus, lama-lama cantiknya ilang loh. Mau cantiknya ilang gak tepat usia?" ucap Yoongi sambil memainkan kedua pipi chubby gadis di depannya yang tampak tengah memberengutkan wajahnya.
"Bodo amat, apa pedulimu? Aku sudah muak dengan semua kata manis berdustamu itu."
Yoongi menghela nafas kasar sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kesal? Tentu saja. Laki-laki mana yang tak kesal jika dikata sebagai tukang dusta? Tak seperti laki-laki lain yang mungkin sudah menggunakan kata-kata sebagai balasan, Yoongi lebih memilih dengan perlakuan. Dirinya menggenggam sebelah tangan gadis tersebut.
"Masih marah?" tanya Yoongi lembut. Tangannya masih setia mengenggam tangan gadis itu.
"Menurutmu? Tau ah capek sendiri sama kamu, cuma bikin kesel aja sedari tadi."
Yoongi hanya terkekeh melihat reaksi gadis di depannya yang begitu menggemaskan jika sedang marah itu. Deru nafas berat Yoongi berdesir menyapa kulit leher gadis itu tatkala Yoongi mendekatkan wajahnya di telinga gadis tersebut kemudian berbisik pelan.
"Itu belum seberapa, tunggu aja sampai aku bikin kamu capek tapi minta nambah."
"H-hah? Maksud kamu apa, Yoon?"
"Kalau melakukan suatu hal jangan ditunda-tunda, bukan? So, bagaimana jika kita lakukan sekarang juga, hmm?" ucap Yoongi semangat dengan sebuah senyum miring terlihat menghiasi wajah dinginnya.
===
"Ahh, Yoongi! S-sudah cukup!"
"Wae? Bukankah kau juga menikmatinya?"
"Iya, tapi aku malu banget. K-kita sudahi aja, ya?"
"Tidak! Kamu yang memulai, berarti kamu juga yang harus tuntasin. Aku gak menerima penolakan, baby girl."
"Ya kali masa dituntasin di tempat umum gini? Aneh banget kamu mah."
Yoongi hanya terkekeh geli melihat gadis di depannya yang memberengut sebal lagi, namun kali ini lebih manis dan menggemaskan dari yang awal. Lihatlah wajahnya, sudah kotor berlumuran ice cream. Sebuah kedai ice cream sederhana dipilih Yoongi untuk menghabiskan waktu senggangnya sekaligus menghibur hati gadisnya itu yang tengah emosi tak jelas. Caranya dengan mendatangi kedai ini sepertinya cukup efektif. Wajah sebal itu kini sudah sirna tergantikan dengan sebuah wajah manis penuh kebahagiaan. Tenang sudah batin Yoongi kali ini.
"Bagaimana? Udah gak marah lagi, kan? Udah senang bin bahagia, kan?" ucap Yoongi sambil mengelap wajah gadis tersebut yang terlihat lengket karena ulah jahilnya. Keduanya bermain permainan tebak lagu dengan aturan siapa yang kalah, harus rela wajahnya di poles ice cream.
"Udah gak, sih. Makasih banget Yoon, kamu emang moodboster terbaik yang pernah aku punya. Selanjutnya kemana lagi, hmm?"
"I can't tell you, bagaimana jika kau yang menebaknya sendiri? Pasti akan lebih menyenangkan, bukan?"
Kembali Yoongi mengajak gadis tersebut ikut dalam kegiatannya yang dikata 'bikin capek tapi minta nambah'. Capek dalam arti harus hilir mudik jalan kesana kemari mendatangi berbagai tempat dengan jalan kaki. Jalan kaki, bukan terbang! Kalau ditanya apa alasannya harus jalan kaki, Yoongi hanya mengangkat bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my perfect brother
FanfictionBrengsek! Menyebalkan! Tak tahu diri! Tidak punya perasaan! Berisik! Keras kepala! Egois! Usil! Tapi, kenapa aku masih menyayangi mereka saat ku tau semua realita tadi yang telah kusebutkan selalu terjadi pula padaku? Entahlah. Tetap saja walaupun m...