a scary night (2)

5.2K 383 3
                                    

Ketegangan mulai menyelimuti kami seiring dengan berjalannya alur film horror yang kami tonton. Kami melihat sang tokoh utama yang tengah berlari sekuat tenaga menghindari kejaran setan wanita yang berusaha menangkapnya. Akhirnya ia bisa bebas dari kejaran setan itu dan memilih menyandar mengistirahatkan tubuhnya yang sudah mandi keringat dan berusaha mengatur tempo nafasnya yang tak beraturan.

Apa aku sudah lolos dari wanita sialan itu? Baguslah!

Kami berenam akhirnya bisa ber-hah tenang.

"Oh shit! Ramennya jadi dingin." ujar kak Namjoon yang sepertinya tengah menyalahkan film horror tersebut. Lagian juga salah siapa makan ramen ditunda-tunda? Harusnya aku memfoto ekspresi wajah kak Namjoon ketika kedua bola matanya terfokus melihat film sementara tangannya yang gemetaran naik turun hendak memasukkan mie tersebut ke dalam mulutnya. Sama halnya dengan kak Jungkook, cuman ia popcorn.

Kak Tae tampak masih mengalungkan erat kedua tangannya pada boneka teddy coklat beraroma caramel itu. Kak Hoseok masih berlindung dibalik punggung kak Yoongi karena saking takutnya pada sosok hantu tersebut. 'Minggirlah, seperti anak perempuan saja.' oceh kak Yoongi yang merasa terganggu dengan sikap kak Hoseok tersebut yang berlanjut dengan keduanya saling berbalas tatap-menatap.

Jeng..jeng, ingin rasanya aku memutar sebuah lagu romantis ketika kelopak mata kak Jey bertemu dengan kelopak mata kak Yoon. Uh, sweeter than sweet. Tapi sayangnya jika kulakukan itu mereka akan membunuhku ditempat.

Kak Jungkook yang bertepatan duduk disebelahku, tertawa tanpa sebab yang membuatku merinding keheranan. Apa kak Kuki kerasukan?

"Haha, film horror macam apa ini? Kenapa setiap adegannya begitu lucu terlihat?" ujarnya sambil mengelap kedua matanya yang berlumur air mata karena tertawa tadi.

Lucu dengkulmu, kak!

"Kau benar, Kook. Tidak ada serem-seremnya sama sekali, tidak bisa dibilang film horror ini mah." ujar kak Jimin yang entah mengapa seperti bangga sekali mengatakannya, seperti dirinya tak memiliki rasa takut sedikitpun selama menonton film horror tadi. Padahal, dia yang paling histeris sendiri di setiap adegannya. Sungguh dusta kali kau, kak!

Lalu si tampan Seokjin? Percayalah, ia masih fokus mengurus wajah cantiknya walaupun film sudah di penghujung sekalipun. Aku memiringkan kepala ke pundak kak Jungkook. Nyaman sekali pundaknya.

"Ngapain sih dek?" tanyanya yang melihatku tengah bersandar padanya.

"Lagi jongkok, kak."

"Ohh, kirain lagi nyender."

Tau ah gelap!

Saking nyamannya bersandar pada bahu kak Jungkook sampai membuatku lupa bahwa film masih berlanjut. Namun siapa peduli? Aku sudah terlanjur nyaman dan terasa sekali kedua mata ini ingin menutup rapat. Tangannya membelai lembut rambutku. Perlahan mataku terpejam.

Gubrakk!

Sialnya bagiku karena harus bersentuhan dengan lantai marmer dingin yang langsung menusuk pori-pori kulitku. Membuat bulu kudukku berdiri, membuat benjolan kecil di setiap permukaan kulit seperti habis digigit nyamuk. Aku menatap ganas kak Jungkook yang malah berpura-pura tak merasa bersalah dengan menggeser tubuhnya kini yang lebih dekat dengan kak Jimin. Ingin rasanya aku memukul pemilik gigi kelinci tersebut, namun kuurungkan dan lebih memilih untuk kembali menonton film.

me and my perfect brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang