masak

1.8K 160 10
                                    

Udah kaya ikan sekarat aja.

Tepaaaar.

"Laper ay." eluh kak Taehyung.

"Sama ay." tambah kak Jimin.

"Pengen makan ay." lah ini kak Jungkook ikut-ikut juga.

"Ngantuk ay." ucap kak Hoseok.

Aku memandangi ketiga kakakku yang tergabung dalam trio korslet itu yang kini tengah mengeluh karena kelaparan. Kak Hoseok pun ikut-ikut mengeluh seperti ketiganya.

Biasanya pagi-pagi di jam sarapan sudah tersedia makanan untuk kita sarapan. Namun tadi pagi, sebuah kebetulan sekali aku bangun pagi, mendapati meja makan kosong tidak berisi. Bekas bau makanan saja tidak kurasakan. Hanya ada secarik kertas tergeletak begitu saja.

'Maaf pagi ini tidak ada sarapan, bunda dan ayah harus pergi keluar karena ada urusan dan pulang telat, sekian.'

Keluarga macam apa ini.

"Kak Namjoon, makan apaa."

"Sebentar dulu, kakak ada perlu ini. Coba tanya Yoongi." aku melirik kak Yoongi yang sedang memainkan ponsel miliknya.

"Kak Yoon, bisa masakin, enggak? Laper tau."

"Kak Yoon~"

"Kak Yoongi."

"Kak Agust D."

"Kak Suga."

"Sugar."

"Ampas kumamon."

"Sugandono."

Astaga.

"WOY NGOMONG SAMA CANDI KALASAN!"

"Hm?"

"Kak bisa–"

"Ga."

Kok sebel ya?

"Sana dek bangunin Jin suruh masak apa gitu. Kan enggak elit kalau mati gegara kelaparan." ucap kak Taehyung. "Buruan gih."

"Udah pada konser tunggal ini cacingnya." sambung kak Hoseok sembari menepuk-nepuk perut ratanya.

Oh atau mungkin berisi?

Berisi tonjolan:)

"Kan ada yang lain, kenapa harus aku? Itu kak Jungkook apa Jimin kan–"

Saat melirik keduanya, ternyata mereka pura-pura pingsan tidak ingin ditunjuk. Aku menghela nafas kasar lalu beranjak dari posisiku semula yang sedang tiduran nyaman di karpet untuk membangunkan kak Jin yang memang belum berkumpul dengan yang lain di ruang tengah.

"Babang bangun bang, kebo mulu isinya. Gaya mah worldwide handsome dahal gak jauh beda ama kerbau sawah."

Tak berapa lama pintu pun terbuka, menampakkan kak Jin dengan wajah kusut juga kantung mata yang begitu aduhai.

"Cuci muka gih sana, habis itu ngaca. Muka gak jauh beda ama pantat panci." omel kak Jin.

Pantat panci? Bulukan itu maah.

"Ayo ganteng ih cepetan keluar masak apaan dah terserah, udah pada kaya ikan sekarat... Butuh makanan."

"Ikan sekarat butuh udara." omel kak Jin lagi dengan wajah datar.

"Ikan kan pake insang, ga bakalan sekarat lah dia."

"Nah maka itu dia sekarat butuh udara kalau di darat, kan udara dia udah kecampur ama air. Gitu aja masa kaga pinter?"

me and my perfect brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang