"Bangun!"
"Mau sampai kapan tidur, huh?"
"Gak usah bangun sampai besok aja sekalian!"
"Kau pikir dirimu apa, putri dongeng?"
Aku baru saja tidur beberapa jam setelah begadang menyelesaikan tugas yang harus dikumpulkan besok senin.
Ini adalah hari minggu yang mana seharusnya aku dengan leluasa bersantai bukan di teriaki seperti ini.
"Bangun-"
"Aku tidak tuli, kak Jin!"
"Kenapa tidak bangun-bangun, pemalas?"
"Aku capek begadang dan butuh istirahat, kenapa tidak ada pengertiannya sih?"
"Begadangmu tidak sebanding dengan jadwal latihanku, nona muda."
Aku melirik sebal kak Jin, selalu saja jika salah satu dari kakakku entah siapapun itu bertengkar denganku, mereka selalu saja bisa memutar balikan kondisi sehingga yang tampak aku yang bersalah.
"Rumah dibersihin seperti biasa."
"Hmm."
Setelah mencuci muka, aku segera mengambil sapu dan sebelum sapu tersebut menyapu lantai, kak Jin kembali menyuruhku.
"Jangan lupa rumah di pel juga."
Moodku hancur sudah.
Setelah menyapu rumah, aku mulai melakukan tugas selanjutnya untuk mengepel lantai. Dimulai dari ruang tamu dan berakhir di dapur. Saat akan mulai mengepel ruang tengah, aku bisa mendengar suara derap langkah datang.
Oh tidak.
"Enyah kau!"
"Kau yang minggir, hyung!"
"Aku lebih tua darimu, bocah!"
"Kau memang tua."
"Jangan masuk dulu!"
Dua insan tersebut diam mematung tepat di depan pintu masuk dan menatapku bingung.
"Lantainya masih basah, kak Jungkook. Tolong sabar dulu, kak Hoseok."
Keduanya mengangguk dan sedetik kemudian kak Jungkook berjongkok entah untuk tujuan apa.
"Ini sudah kering, tidak ada airnya lihatlah."
"Itu masih basah, kak Jungkook... Apa tidak jelas matamu melihat?"
"Tapi ini kelihatan kering."
"Coba kau jilat lantainya, siapa tau kering."
Kak Hoseok tertawa mengejek sementara kak Jungkook hanya memasang wajah datar lalu mencubit kaki kak Hoseok. Kembali kedua makhluk tersebut saling ribut.
"MINGGIR INI DARURAT!"
Kak Taehyung sembari berlari dari kejauhan menyuruh kita untuk minggir.
"Eh eh kak Taehyung jangan masuk dulu!"
Perkataanku tidak dihiraukan dan dirinya masih sibuk berlari ke dalam rumah, beruntung lantainya sudah tidak terlalu basah sehingga tidak licin.
"Yang sabar."
Kak Jungkook dan kak Hoseok kompak mengelus dada membuatku menatap mereka bingung sebelum memyadari bahwa lantai yang telah bersih kini kembali kotor oleh jejak kaki seorang alien.
===
"Bisa kerja cepat enggak, sih? Jadi anak perempuan kok lama banget!" baru saja aku menaruh kain lap pel ke tempat semula kak Jin sudah mengomeliku lagi. Telingaku bisa gila jika setiap jeda 5 detik aku selalu diomeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my perfect brother
FanfictionBrengsek! Menyebalkan! Tak tahu diri! Tidak punya perasaan! Berisik! Keras kepala! Egois! Usil! Tapi, kenapa aku masih menyayangi mereka saat ku tau semua realita tadi yang telah kusebutkan selalu terjadi pula padaku? Entahlah. Tetap saja walaupun m...