him

1.9K 182 13
                                    

Takutnya ada yang belum ngerti kenapa awalnya kaya a tapi terakhirannya kok b di chapter yang sebelumnya...
Jadi gini, itu modelnya semacam kaya cerita satu part. Jadi, habis part itu selesai langsung ganti cerita lain. mudeng gak? Ato mungkin makin mupeng? Dah simak aja ni cerita dibawah😂😂😂
.
.
.

"Itu gak diminum, kak?"

"Nanti."

"Nantinya lama loh, keburu dingin."

"Baiklah cerewet."

Aku tersenyum entah dengan tujuan apa.

"Apa boleh keluar, kak Joon?"

Yang ditanya hanya mengangguk sembari menyesap latte ditangan lalu kembali memperhatikan layar telepon.

"Sesekali mencari udara segar, jangan hanya duduk mematung di dalam studio saja dengan konsep juga inspirasi yang sama. Kau bisa stress nantinya."

"Walaupun sudah jalan-jalan keluar, tetap saja aku stress."

Kak Namjoon memperhatikanku bingung.

"Memiliki tujuh kakak yang semuanya gila, bagaimana tidak jika adiknya sendiri ikut gila?"

"Keterlaluan." ucap kak Namjoon lalu mencubit pipiku gemas. "Selesaikan makanmu."

"Ini udah selesai daritadi, tau!"

"Ayo pergi."

Kami berdua beranjak pergi dari cafe, kebetulan tadi pulang sekolah aku sengaja menyempatkan lewat jalan memutar bukan jalan cepat yang biasa aku lewati. Saat melewati cafe, melihat siluet laki-laki mirip dengan kak Namjoon... Aku chat saja kak Namjoon. Siapa tau jika itu bukan kak Namjoon dan aku main sapa begitu saja?

"Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya kak Namjoon membuka topik pembicaraan.

"Hmm, biasa dan tetap sama. Tak ada yang penting dengan sekali dua kali berbeda pendapat... Hilang kontak dan kembali akur."

"Bagaimana dengan ujian kelulusan."

Langkahku terhenti dan menatap kak Namjoon yang juga menatapku bingung, kenapa berhenti? Aku menggeleng dan kembali melanjutkan langkah beriringan dengan langkah kak Namjoon.

"Aku tak mau membicarakannya."

"Kenapa? Itu penting... Setidaknya kakak bisa tahu sedikit perkembanganmu."

"Aku hanya tidak mau."

"Rasa takut itu selalu ada, terutama jika kasusnya sepertimu yang notabenenya adalah kelas akhir. Takut jika kau tak bisa melewati ujian dengan baik, bagaimana jika semua kerja kerasmu selama ini tidak membuahkan hasil seperti yang kau inginkan atau jika hasil yang keluar nantinya akan mengecewakan? Itu wajar." kak Namjoon menghela nafas lalu menatap lurus ke depan, kali ini tersenyum entah karena apa.

"Kakak pernah menjadi dirimu dan berada di posisimu, tentu saja mengerti perasaanmu."

Awalnya aku ingin melayangkan protes karena terus saja membahas topik ini, tetapi setelah kupikir ternyata tidak ada salahnya juga, toh yang berbicara juga kak Namjoon dan segala pikiran luasnya.

"Cukup jalani saja dan yakinlah bahwa kau bisa."

Bercerita ringan seperti ini dengan kak Namjoon cukup membantu juga meringankan sedikit beban yang mengganjal di hati, dirinya selalu tau harus apa dan bagaimana.

"Tak terasa ya, sebentar lagi kau lulus. " ujar kak Namjoon yang mendapat anggukan dariku. "Ah, sebentar lagi juga Jin akan menjalani wajib militer."

"Kalau kak Jin wajib militer, Bangtan akan menjadi enam."

"Tidak, Bangtan tetaplah Bangtan yang beranggotakan tujuh orang pria yang mengukir sebuah mimpi bersama-sama dan meraihnya bersama dalam suka maupun duka."

"Bagaimana dengan ARMY?"

"Aku yakin mereka akan baik-baik saja dengan itu semua. Walaupun nanti kami tidak utuh tujuh orang, aku harap itu tidak menjadi halangan untuk saling mendukung dan mencintai satu sama lain antara Bangtan dengan ARMY. Mereka adalah segalanya untukku juga Bangtan."

Aku memperhatikan kak Namjoon sejenak lalu tersenyum. Walaupun kak Namjoon adalah sosok yang ceroboh, sewaktu-waktu sama berisiknya dengan yang lain, menyebalkan, bahkan terkadang selalu merusak barang... Tetapi tidak menutup kemungkinan jika dirinya memiliki sisi bijak seperti ini. Sebuah contoh nyata seorang pemimpin yang sebagaimana seharusnya.

Mendorong dan mengarahkan anggotanya agar maju bersama.

"Kak."

"Hmm?"

Aku langsung peluk tubuh tingginya, membuat kak Namjoon tertawa.

"Ada apa ini? Pasti ada maunya."

"Aku mau es krim, boleh?"

"Baiklah."

Terkadang sesuatu yang sederhana misalnya saja seperti keluarga bisa menjadi sebuah kebahagiaan kecil yang begitu indah.

===

Gatau paan dah ini sumpah:")

Inspirasiku lagi ambyar

So sorry jika ini chapter pendek




































Kek tinggi jimin pendek ehe:")))

Beteweh ga nyangka ni cerita nirfaedah dah 20K ae, terhura akutuh:""

Thanks for vote en comment kalyan hwhw(っ´▽')っ

See you( ˘ ³˘)♥

me and my perfect brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang