"Peaches and cream, sweeter than sweet, chocolate cheeks and chocolate wings"
"Lah, napa malah nyanyi begituan sih?"
"Yah, bodo amat juga, sih. Lanjutin aja dah."
"Many many many many many many many many many."
"Banyak amat ya 'many' nya?"
"Lah lah sebentar, itu mas-mas yang rambut cotton bud-- cotton candy ama mas-mas yang banyak polah kayak anak kekurangan gizi, kok serasa kenal ya?"
Segera berlari dari ujung perempatan sana dan berakhir di depan sebuah minimarket yang sudah tidak asing pula. Aku melirik dari luar, mencari sosok mas-mas yang tadi di rasa kenal. Aku tak salah, aku memang mengenal kedua mas-mas itu, tapi sayangnya mereka terlalu jual mahal menampakkan wajahnya.
Apa aku modus aja masuk ngadem gitu, mumpung panas juga ni siang. Kampungan emang ni modus, tapi pada hakikatnya ni modus banyak dilakuin setiap kalangan.
Sekali lagi kupandangi lekat kedua mas-mas itu. Hei, mas yang tingkahnya seperti anak kecil tampak begitu tampan menggunakan sebuah bandana bercorak putih biru sementara mas rambut cotton candy tampak imut dengan sebuah kacamata baca berbentuk bundar. Mas berbandana itu tak sengaja memutar arah hingga kedua mata kami tak sengaja bertemu.
"KAK TAEHYUUNG?"
Lah, satunya lagi siapa?
"Ni anak satu padahal dipanggil malah bengong kaga jelas begini. Ada apa sih--
"LAAAH KAK HOSEOOOK??"
Keduanya menatapku bingung sambil memiringkan kepala yang tak ku pedulikan karena aku sudah masuk terlebih dulu ke dalam minimarket untuk menghampiri keduanya sambil menghindari panas matahari yang semakin menyengat kulit.
"Loh, kenapa kesini gak pulang dulu aja? Kamu juga ini masih pake seragam." tanya kak Hoseok yang kubalas dengan cengiran tak berdosa.
"Ehehe, ngadem kak."
"Cepetan woy! Bukan lagi reuni keluarga besar." protes kak Taehyung yang gemas melihatku dan kak Hoseok asik mengobrol.
Kami langsung ke kasir ketika keranjang belanjaan sudah penuh dengan barang-barang yang kedua kakakku itu beli. Kosong, kasir kosong tak berpenghuni. Aku melirik ke kanan dan ke kiri mencari pegawai minimarket yang setidaknya bisa membantu kami untuk menghitung barang belanjaan. Lama-lama bosan juga menunggu di sini sementara kedua kakakku itu tengah asik dengan dunia telepon pintarnya.
"Pasti sudah menunggu lama, kan? Maafkan aku, sebentar."
Akhirnya ada juga pegawai minimarket ini yang menyadari kalau kami sudah menunggu lama di sini sekitar sepuluh menit. Tampaknya pegawai itu sedikit bermasalah dengan tiga tumpukan kardus berisi entahlah apa yang dibawanya. Sebenarnya aku ingin membantu, tapi pandangan kedua kakakku ini akan lain makna jika aku benar-benar membantunya. Yah, bisa dibilang modus lah kalau kata keduanya. Setelah memindahkan kardus pegawai tersebut segera menghadap kami siap menghitung total belanjaan.
"Baiklah, jadi ada apa--"
Brakk!!
"ANJIR MAS NYA MIRIP YANG DI TWILIGHT SAGAAAA."
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my perfect brother
FanfictionBrengsek! Menyebalkan! Tak tahu diri! Tidak punya perasaan! Berisik! Keras kepala! Egois! Usil! Tapi, kenapa aku masih menyayangi mereka saat ku tau semua realita tadi yang telah kusebutkan selalu terjadi pula padaku? Entahlah. Tetap saja walaupun m...