Ayam berbumbu kecap lengkap dengan tumis brokoli yang terlihat sangat lezat sudah tersedia di meja makan. Mama sibuk meletakkan susu coklat yang aku pesan tadi. Hari ini mama libur dan memiliki banyak waktu untuk memasak untukku. Ku dekati dia yang masih sibuk dengan blender putih di depannya.
"Tunggu sebentar sayang, bentar lagi selesai." katanya sambil meletakkan blender nya ke wastafel.
Ku turuti untuk duduk di meja makan yang hampir penuh dengan makanan. Bibi ikut membantu meletakkan dua piring di atas meja makan kami. Ku sunggingkan senyum manis padanya tanda terima kasih.
Setelah selesai dengan peralatannya di dapur, mama segera duduk di kursi yang tak jauh dari kursiku. Mama membantu mengambilkan nasi dan lauk diatas piringku. Momen seperti ini jarang sekali kami lakukan. Mengingat mama yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan aku yang sibuk dengan kuliah yang semakin lama semakin sibuk.
"Gimana kabar papa kamu?" Tanya mama.
Aku menganggukkan kepala sambil terus mengunyah makanan yang baru saja aku suapkan.
"Katanya besok dia udah pulang." Jawabku.
Mama mengangguk tanda mengerti. Sesekali aku menangkap mama melirik kearahku. Seperti ada hal aneh.
"Kenapa sih ma?" Tanyaku.
"Tante Wanda cerita apa aja ke kamu?" Tanya Mama.
Aku menghentikan kegiatan makanku lalu menatap mama dalam. Ku teruskan kegiatan makan ku, menatap setiap butir nasi yang menunggu untuk ku telan. Terlihat mama yang masih gelisah setelah menanyakan hal tadi.
"Tante Wanda nggak cerita apa-apa kok, ma. Katanya Papa yang bakal ceritain semua yang pengen aku dan mungkin mama tau." Jawabku datar.
Mama menghela nafas tenang setelah mendengar kalimatku barusan. Matanya bergerak tak tenang tapi raut wajahnya menandakan jika lega. Aku tersenyum tipis disela mengunyah ku.
"Tama gimana kabarnya?"
Aku hampir tersedak mendengar nama itu dari mulut Mama, terdengar ringan tapi sangat menohok hatiku. Ku lihat mama yang Sudah terlebih dahulu menatapku. Aku tak berminat untuk menjawab pertanyaan itu, tapi aku yakin mama akan mendesakku.
"Mmmmm..."
Aku terus berpikir jawaban apa yang cocok untuk menjawab Mama. "Aku nggak tau pasti, ma. Yang aku yakini dia pasti sedang bahagia." jawabku.
Mama terkekeh dengan jawaban ku. Dia kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya lalu mengunyahnya perlahan.
"Tapi masih komunikasi, kan?" tanya Mama.
Sungguh akuningin mengakhiri pembicaraan ini.
"Jarang."
Mama menatapku dalam, tersenyum padaku. Aku tau jika dirinya sangat mengerti bagaimana hancurnya hatiku mengalami kejadian lalu. Mama bisa merasakan bagaimana sakitnya dikhianati sedemikan rupa saat dirinya sedang berusaha memperbaiki semua yang hampir hancur.
Mama membelai kepalaku lembut, aku hanya mengangkat sebelah alisku. Berusaha menunjukkan jika aku tidak nyaman dengan pembicaraan ini.
"Kamu harus berhati besar, dek. Jangan pernah membenci dia, karena bagaimana pun dia pernah membuat kamu bahagia." katanya.
"Mama yakin Tama juga selalu inget sama kamu, walaupun dia nggak pernah ngomong ke kamu." lanjutnya.
Aku memilih untuk diam dan tidak menjawab kalimat mama. Walaupun benar tapi bagiku semua tidak semudah itu.
Karena aku tidak pernah membenci dia, Ma.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Aku Tau |✔
RomanceSeri 2 'Seharusnya Aku Tau' Disaat aku tak tau harus melangkah maju atau mundur. Disaat semua terus terasa abu-abu, maukah kau ubah abu-abu ku menjadi pelangi kita?