KEDUABELAS

1.1K 61 8
                                    

Suasana sore ini sangat bersahabat, angin sepoi menyentuh lembuh kulitku. Suara kicauan burung menamani langkahku di taman ini. Taman tidak terlalu ramai saat ini. Terdengar beberapa cekikikan beberapa orang dari kejauhan, aku mendekati suara itu.

"Tunggu sebentar ya, habis ini selesai." Teriak seorang lelaki bertubuh jangkung yang sedang asik bermain futsal dengan beberapa laki-laki yang wajahnya tak asing untukku.

Aku duduk di sebuah bangku tak jauh dari lapangan tempat mereka bermain. Tumpukan tas hitam dan warna gelap lainnya menemani aku duduk di bangku ini. Beberapa menit setelahnya laki-laki jangkung itu mendekat lalu duduk di sebelahku.

"Tama." Panggilku.

Dia hanya tersenyum manis padaku. Sangat manis. Di tenggaknya air mineral yang entah dia ambil darimana. "Habis ini kita nggak usah lagi ketemu ya." Katanya.

Dada ku terasa sesak ketika mendengar kalimat itu dari mulut Tama. Tak sadar air mata mengalir deras dari kelopak mataku. "Kenapa kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu?" Tanyaku pelan.

"Ya karena emang seharusnya kayak gitu. Kita nggak ada apa-apa, dan aku sekarang punya pacar. Kamu nggak perlu ketemu aku lagi, begitu juga sebaliknya." Jawabnya.

Setelah itu tanpa berpamitan, Tama berranjak dari tempat duduknya. Ku coba kejar sebisa mungkin, tapi dia terlalu cepat berlari. Langkahnya yang panjang tidak bisa aku samai. Sempat Tama menoleh kearahku sambil terus berjalan menjauhiku.

Brakkkk.....

"TAMAA..."

Putihnya langit-langit kamar menyambut aku yang memaksakan bangun dari mimpi buruk itu. Jantungku berdegup sangat kencang. Beberapa bulir keringat mulai memenuhi wajahku. Ku lirik ponsel yang berkedip beberapa kali tanda ada pemberitahuan disana. Sebuah pesan masuk dari Isa terlihat disana.

Dari : Isa

Im, kamu tau Tama masuk rumah sakit? Aku sama anak anak mau jengukin dia ini.

Ku usap wajahku lalu melempar ke sembarang tempat ponselku. Ku lirik jam dinding yang ada di kiri tempat tidurku. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari.

Ting..

Ponsel yang baru saja aku letakkan kembali berbunyi. Tanpa melihat siapa pengirimnya, aku langsung membuka pesan tersebut.

Dari : Tama

Makasih ya udah jengukin aku :))

Mataku terbelalak melihat nama siapa yang tertera disana. Selarut ini dia mengirim pesan padaku. Bukan kah seharusnya dia beristirahat.

Dari : Tama

Kok belum tidur?

Pesan kembali masuk darinya, aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri sampai tidak tau harus membalas apa pesan ini.

Untuk : Tama

Sama-sama. Get well soon

Tak ada balasan setelahnya. Mungkin niatnya memang hanya untuk mengucapkan terima kasih padaku. Entah kenapa kali ini aku tak merasakan apa-apa. Tidak senang juga tidak sedih. Kadang aku merasa bingung dengan perasaanku sendiri. Apabila ada rumah sakit yang khusus menangani tentang penyakit perasaan, mungkin aku akan kesana saat ini juga.

***

In another life
I would make you stay
So I don't have to say
You were the one that got away

Suara lantunan lagu The One That Got Away dari Katy Perry berhasil membuat sepi yang sedang aku rasakan hilang. Ku sengaja mengeraskan volume suara musik agar tak ada yang bisa menggangguku. Ku baca deretan kalimat di buku Eknonomi yang sengaja aku bawa dari rumah.

Setelah Aku Tau |✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang