Kakiku bergetar tak karuan. Dua hari yang lalu aku membuat janji dengan Maya untuk bertemu di salah satu mall pusat kota. Ini adalah pertama kali setelah beberapa lama aku tak bertemu dengan Maya. Semenjak pertemuan kami di mall yang lain beberapa hari yang lalu, aku dan Maya menjadi sering ngobrol melalui sosial media. Banyak yang Maya ceritakan, tentang kuliahnya, teman-temannya, lingkungan barunya dan akhirnya kami memutuskan untuk kembali bertemu.
"Aymmm...."
Suara Maya tetap seperti anak kecil yang bersorak kegirangan karena mendapatkan permen. Aku melambaikan tangan pada Maya yang masih berjalan mendekatiku. Dipeluknya erat tubuhku yang lebih besar dari miliknya.
"Astaga nggak nyangka akhirnya kita bisa ketemu lagi." Kata Maya.
Aku tersenyum malu mendengar Maya yang sepertinya begitu senang bertemu denganku. "Kita kemana nih sekarang? Ke cafe aja yuk. Kita cerita-cerita disana." Ajakku.
Kami pun menuju sebuah cafe yang dulu suka kami kunjungi saat SMA. Disnaa Maya menceritakan bagaimana proses adaptasinya di lingkungan baru sampai keputusannya untuk kembali menjalin hubungan dengan Zacha. Maya dan Zacha memang sempat menjalin hubungan sewaktu masih SMA dulu, tetapi hanya sebentar. Karena sesuatu hal mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungannya. Tapi asal tahu saja, hubungan mereka tak sesederhana jadian, bertengkar, lalu putus. Hampir satu kelas mengikuti update perjalann cinta mereka dahulu, sayangnya mereka memilih untuk mengakhirinya. Zacha sempat menjalin hubungan dengan wanita kelas lain, tapi sama seperti Maya. Hubungan itu tidak berjalan lama.
"Jujur ya May, aku kaget banget ketemu kamu kemaren, sama Zacha lagi." Kataku.
Pipi Maya terlihat merah merona mendengar kalimatku, "setelah melalui perdebatan dengan hati yang panjang, akhirnya aku mutusin buat balikan aja. Karena kalo dipikir-pikir aku masih sayang juga hahaha." Jawab Maya.
"Oh iya terus kabar yang lainnya gimana? Raya? Mela? Bella? Shania?" Tanyaku.
"Kalo Shania dia baik aja kayaknya, dan udah punya pacar baru. Raya juga seneng-seneng aja hidupnya sama temen-temen barunya. Kalo Mela sama Bella aku kurang tau soalnya nggak pernah ketemu mereka." Jelas Maya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku mendengar jawaban Maya.
"Bener ya kata Isa, kamu sekarang banyak diemnya." Kata Maya setelahnya.
Ku tatap Maya yang sedang tersenyum lebar ini, "kenapa gitu, May?" Tanyaku.
Dia menyeruput sedikit minuman yang dia pesan tadi, lalu menatapku dalam. "Aku tau kamu nggak se-baik kelihatannya."
Aku mulai mengerti kemana arah pembicaraan Maya, pasti dia ingin menanyakan perihal bagaimana cerita hubungan kelamku.
"Kayaknya kita nggak perlu deh bahas itu." Kataku.
Mata Maya terus menatapku dalam, seolah memberi kode padaku jika dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. Pada saat itu.
"Aku yakin kurang lebihnya kamu juga udah tau. Dan kamu juga pasti tau resiko tiap kali aku cerita masalah ini." Kataku.
Maya meraih tangan yang masih menggenggam erat ponsel di atas meja. Dia melemparkan senyum padaku, berharap suasana hatiku tetap bagus siang ini. Ku kuatkan hati untuk mnejaga agar pikiranku tidak terbang kemana-mana.
"Oh iya, temen kamu yang kemaren itu gebetan kamu ya?" Tanya Maya.
"Alva maksud kamu? Astaga bukan, May. Dia cuma temen biasa aja, ya lagi deket sih emang." Jawabku.
tatapan Maya berubah menjadi memicing mendengar jawabnku, seolah tidak percaya dengan jawaban yang aku berikan.
"Nggak percaya. Orang emang bener kok."
"Bisa nih jadi pacar hahaha" Maya kembali tertawa kecil dengan candaan yang dia buat sendiri.
"Pikiranmu terlalu jauh banget, May."
Maya kembali menggenggam tanganku, "I'm happy for you, Ayma Putri."
Aku tersenyum kepada Maya yang terus menatapku dalam. Hari ini banyak sekali cerita yang tak sempat aku dengar, mendapatkan kebutuhan batin dari sahabat lama yang akan tetap menjadi sahabat.
***
Ku putar pandanganku keseluruh sudut kamar. Hari ini aku ingin merombak posisi barang-barang di kamar. Mulai dari lemari, kasur, meja rias, meja tas dan lain sebagainya. Aku belum sempat memilah buku bekas pelajaran SMA karena belum sempat. Aku membuat semua kertas yang menumpuk di rak buku pelajaran dan memasukkan buku bekas ke kardus yang sudah aku siapkan. Beberapa buku lama ku putuskan untuk di buang saja karena tidak akan aku pakai lagi. Ku temukan beberapa tulisan lama ku yang membuat tersenyum sendiri saat membacanya.
Kembali ku pilah buku buku mana yang sudah tidak terpakai. Sampai pada satu buku bersampul kuning dengan beberapa gambar orang disana. Tertuliskan nama PC di salah satu gambar seorang laki-laki. Ku buka perlahan buku yang diberikan dengan drama terlebih dahulu.
... Dan terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendukung, terutama kepada Ayma Putri yang selalu mendukungku.....
Sesak rasanya membaca kembali serpihan kenangan manis yang entah bisa terulang kembali atau tidak. Aku menahan diriku sekuat tenaga untuk tidak menangis barang setetespun. Ku tutup buku ini dan ku masukkan kedalam kardus. Hening beberapa saat, diam tak ku lakukan apapun. Ku ambil kembali buku kuning tersebut dan memasukkannya kedalam kardus lain, tempat buku yang masih akan aku simpan. Ku raih ponsel yang berada tak jauh dariku, membuka Instagram sekedar untuk mengembalikan mood. Baru beberapa detik aku membuka, terlihat satu postingan seorang wanita dengan seorang lelaki yang sedang saling bersandar sambil tersenyum bahagia. Aku mengenal mereka, Tama dan kekasih barunya.
Ku buang ponsel ke lantai tak peduli ponsel itu kan pecah atau tidak. Dengan cepat ku bereskan semua buku dan kardus yang ada di kamar ini. Meletakkannya di luar kamar lalu kembali duduk di ats kursi belajar. Ku ambil kertas dan satu pena lalu ku tulis sesuatu...
Tidak tau mana yang lebih sedih, melihatmu pergi atau melihatmu mencintai orang lain.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Aku Tau |✔
RomanceSeri 2 'Seharusnya Aku Tau' Disaat aku tak tau harus melangkah maju atau mundur. Disaat semua terus terasa abu-abu, maukah kau ubah abu-abu ku menjadi pelangi kita?