KESEMBILAN BELAS

955 54 3
                                    

Keadaan kelas riuh saat aku melangkah masuk kedalam, semua orang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang mengobrol bersama teman yang lain, ada yang merias wajah, ada yang sibuk dengan ponselnya dan ada yang sibuk membaca buku. Pandanganku bertemu dengan tiga wanita yang sedang saling bercanda di bangku deretan nomer tiga dari depan. Ku dekati mereka.

"Heiiiiii." Sambut Vanessa.

Aku duduk diantara Pika dan Tata. Senyuman mereka menular padaku.

"Hobi kok sakit sih, Im. Yang sehat dong kayak aku." kata Vanessa.

"Ayma itu sebenernya kangen sama aku makanya sampe sakit kayak gini, hahaha. " Pika selalu berhasil memecahkah tawa kami bertiga.

Sepertinya memang aku salah jika memutuskan untuk menyendiri dan menghindar dari mereka saat aku bersedih.

"Alva kemaren jadi ke rumah kamu, Im?"  Tanya Tata.

Ku kerutkan dahiku, bingung bagaimana bisa Tata tau tentang Alva.

"Kalian tau?" Tanyaku.

Senyuman misterius mulai mereka pamerkan padaku. Aku tersipu sendiri melihat lagak mereka seperti itu.

"Kenapa sih kok giti liatinnya?" Tanyaku lagi.

"Makanya kalo lagi PDKT itu cerita ke kita." Jawab Vanessa.

Pipiku memanas mendengar ucapan Vanessa. Sebenarnya aku tidak merasa sedang PDKT atau semacamnya dengan Alva, hanya saja belakangan ini sedikit berbeda.

"Siapa coba yang lagi PDKT." bantahku.

Sebuah tangan menyentuh pundakku dan berhasil membuatku berpaling dari Vanessa.

"Aku boleh pinjem catetan minggu kemarin nggak?" Tanya Jeco.

Terpaku sejenak saat melihat siapa yang barusan menyentuh pundakku. Tak sadar jika tepat dibelakang kami ada Jeco dan teman temannya.

"Catetan Ayma udah aku pesen duluan, jadi sorry ya buat Jeco nggak bisa minjem catetannya." sahut Pika cepat.

Tampak sekali wajah kecewa Jeco mendengar ucapan Pika. Tata dan Vanessa hanya tertawa kecil melohat situasi yang ada.

Tak lama setelahnya dosen masuk ke kelas dan mata kuliah hari ini pun segera di mulai.

***

Akhir-akhir ini jurusanku sedang memiliki banyak program kerja yang diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa. Semua acara ini ditujukan sebagai rangkaian acara ulangtahun jurusan.  Beberapa anak sedang sibuk mempersiapkan acaranya masing-masing. Dan beberapa kali aku dan yang lain di tawari untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Hampir semua taearan aku tolak karena aku pikir banyak sekali tugas kuliah yang harus aku kerjakan untuk beberapa hari kedepan.

Tidak seperti biasanya, aku dan dan Tata memutuskan untuk langsung pulang saja karena Vanessa dan Pika berencana untuk kembali ke Semarang. Kebetulan juga hari ini Tata memiliki janji pergi dengan kekasihnya.

Baru saja aku ingin masuk kedalam mobil ojek online yang aku pesan tadi, seseorang menarik tanganku.

"Alva, astaga kamu bikin kaget aja." Seru ku.

Alva hanya tersenyum melihat wajahku yang entah seperti apa. Jantungku beradu cepat karena benar-benar terkejut karenanya.

"Maaf. Pulang bareng aku aja yuk." jawabnya.

Aku mencoba mencerna kalimat Alva.  "Tapi aku udah pesen ini." kataku sambil menunjuk pak supir yang wajahnya mulai kesal

Alva mengetuk kaca mobil pak supir tersebut. "Pak ongkos antarnya berapa ya?" Tanya Alva.

Setelah Aku Tau |✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang